NovelToon NovelToon
Di Antara Cahaya Yang Luruh

Di Antara Cahaya Yang Luruh

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Slice of Life
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Irma syafitri Gultom

Dia adalah gadis yang selalu tenggelam dalam gemuruh pemikirannya sendiri, di penuhi kecemasan, dan terombang-ambing dalam sebuah fantasinya sendiri.

Sehingga suatu teriknya hari itu, dari sebuah kesalahpahaman kecil itu, sesosok itu seakan dengan berani menyatakan jika dirinya adalah sebuah matahari untuk dirinya.

Walaupun itu menggiurkan bagi dirinya yang terus berada dalam bayang, tapi semua terasa begitu cepat, dan sangat cepat.

Sampai dia begitu enggan untuk keluar dari bayangan dirinya sendiri menerima matahari miliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma syafitri Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Nafas Yang Saling Menyembunyikan Hembusan Satu Sama Lain

.

.

Tobito menjalankan mobil mewah ini menuju jalan kawasan Elit yang dia tahu tempat ini menjual semua barang, jasa dan makanan dengan harga yang fantastis. Mungkin kawasan ini tidak di penuhi dengan gedung-gedung tinggi menjulang seperti di pusat kota, namun bisa di lihat jika bangunan-bangunan di kawasan ini memiliki desain mewah, dan interior yang luar biasa.

Jika dia tidak salah ingat kawasan ini adalah kawasan bernama City Garden.

Jalan Tenggara dua ratus satu.

Di perlukan sekitar tiga puluh menit dari gedung Evangrandene ke wilayah ini melalui jalan tol.

Kini mobil itu melewati sebuah tugu yang berbentuk lima kuda hitam berdiri dengan megah berkilat indah terkena sinar matahari siang hari yang lumayan ‘panas’ untuk Revander hari ini.

Dan berakhir dengan mobil mewah ini berhenti di depan salah satu gedung besar bertulisan ‘City Garden Center’ yang menjadi titik pusat wilayah ini.

Iris hitam gadis itu melihat-lihat ke sekitar tempat ini lebih detail lagi.

Sudah berapa lama dia tidak berada di tempat mewah seperti ini?

Tobito turun dari kursi pengemudi di depan bersiap untuk membuka pintu untuk dirinya dan juga Flauza yang ada masih duduk dengan elegannya di sampingnya.

“Apakah kamu menyukai tempat ini My Revander?” suara berat Flauza terdengar lembut, menatap ke arah dirinya dengan senyuman lebar miliknya.

“Hhmmm.... terakhir aku berada di sini.... sudah sangat lama....” gumamnya pelan, sedikit merapikan dirinya sebelum mereka keluar dari mobil ini.

“sudah sangat lama?”

“Hhhnn... ya, sudah sangat lama.” Lanjutnya lagi. “saat ulang tahun abangku yang ke empat belas tahun...”

Terlihat dari dalam sini, jika Tobito telah berdiri di luar sana tepat di depan pintu penumpang di sisi Flauza.

Tapi tampaknya pria berambut cokelat itu belum juga bergerak dari posisinya yang masih menatap kepada Revander.

Revander membalas tatapan Flauza setelah selesai merapikan ikatan rambut hitamnya dan baju sweter putih miliknya.

“Ada apa?” tanya Revander yang tidak mengerti dengan tatapan Flauza yang tampak aneh pula hari ini.

....

Sejujurnya sejak beberapa hari belakangan ini, pria berambut cokelat itu selalu menatapnya dalam sulit di artikan.

Dia seperti sedang mencari sesuatu dari dirinya, namun langsung menutup jejak itu dengan sebuah senyuman lebar nan jenaka khas miliknya tak memberi tahu lebih lanjut maksudnya.

“Ceritamu.”

Huh?

“Ada apa dengan ceritaku?” mata Revander mengedip cepat memperlihatkan wajah kebingungannya kepada Flauza.

“Kamu sudah sangat lama tidak ke tempat seperti ini, dan terakhir kamu pergi ke tempat seperti ini adalah saat saudara laki-lakimu merayakan ulang tahunnya.” Flauza mengulang semua perkataanku lagi dengan tenang. “Itu berarti, saat kamu berulang tahun, kamu tidak datang ke tempat ini.”

Revander menaikkan alisnya mendengar ucapan-ucapan pria itu, masih tidak tahu apa tujuan dari perkataannya. “Iya.... Lalu?”

Lalu apa yang salah dengan hal itu?

“Kenapa kamu tidak datang ke tempat ini saat kamu berulang tahun My Revande?”

Eh?

Kenapa katanya?

Karena....

....

“Karena mereka tidak memiliki waktu untuk bisa datang ke tempat ini.” Balas Revander lurus, masih menatap bingung kepada percakapan dirinya dan Flauza saat ini.

 Flauza mendengus pelan sebelum tertawa kecil saat mendengar perkataan sang gadis itu, sedikit menjauhkan diri dari dirinya dan mengetuk pelan kaca jendela mobil itu membuat, Tobito langsung bergerak untuk membukakan pintu untuk Tuannya itu.

Huh?

Apa pria itu marah?

Atau....

Apa dia telah salah dalam berbicara?

Flauza bergerak keluar dari mobil ini, dan merapikan sedikit jas hitam formalnya itu sebentar sebelum, kembali berbalik dan mengulurkan tangannya yang berbalut dengan sarung tangan hitam itu untuk Revander yang masih ada di dalam mobil.

“My Revander.” Gadis itu hanya diam menyambut tangan pria itu dan perlahan keluar dari sana, dan langsung di sambut rasa panas dari cuaca hari ini, juga hembusan samar AC dari gedung di depan mereka.

Dengan cepat salah satu tangan pria itu langsung melingkar lembut pada tubuhnya, merapatkan kedua tubuh mereka lebih dekat, sedikit membuat sang gadis terasa sesak dan canggung.

Seharusnya dia tahu jika pria itu adalah seorang yang begitu suka melakukan kontak fisik kepadanya.

Tapi....

Tetap saja, terkadang tindakan Flauza selalu terlalu mendadak dan tiba-tiba di depan umun itu berhasil membuatnya menjadi panik dan gugup dengan jantungnya yang berdebar tidak karuan.

Cukup lama mereka berjalan di dalam gedung ini, dengan dirinya sendiri tidak tahu ke mana tujuan pasti mereka. Revander hanya menyibukkan dirinya sendiri dengan pandangan matanya yang terus menerus melihat-lihat pada toko-toko bermerek terkenal yang ada di sana.

Beberapa mereka toko baju cantik, sepatu, tas, jam tangan dan elektronik yang terlihat mengkilap untuk menarik perhatian pengujung untuk melihatnya lebih dekat atau pun membelinya.

.

Revander hanya diam melahap makanan yang telah dihidangkan beberapa menit yang lalu di depannya itu, sembari sesekali menatap tiga orang lainnya yang kini mengajak Flauza berbicara dengan suasana yang terkesan di paksakan terasa akrab.

Gadis itu kembali menyuapkan garpu yang tertusuk pada potongan daging bersaus itu ke mulutnya.

“So what do you think, Mr. Evangrandene? With all the details of the contract agreement and the profits you get plus you'll also get half the power that makes it easier for you for things to come.” Ucap seorang pria yang ada di hadapan mereka itu, walaupun pria itu berusaha terlihat dan terdengar setenang mungkin, tapi Revander dapat merasakan sedikit harapan dan kecemasan akan apa jawaban yang keluar dari mulut Tuan Evangrandene yang masih tetap tersenyum lebar di sampingnya itu.

Sejujurnya....

Dia tidak terlalu mengerti dengan percakapan mereka, yang membahas tentang perusahaan, ekonomi, politik dan kekuasaan, atau apalah itu.

Yang dia tahu pasti dari pertemuan ini adalah orang-orang di hadapan mereka ini tengah berusaha ‘meyakinkan’ sosok Tuan Evangrandene untuk menanamkan modal yang lebih lagi kepada mereka, dengan jaminan-jaminan manis itu.

Tentu Flauza Evangrandene dengan segala karisma dan juga aura intimidasinya hanya diam tersenyum, membiarkan orang-orang itu berbicara lebih banyak namun tetap bisa terdiam dan terpaku pada balasan-balasan jenaka yang tajam dari mulut pria itu.

“In addition, it seems that rumors on social media about you and the 'girl' who is seem so close you are a truth, it seems that getting a little power in this part of the region is not something you can just ignore.”

Gerakan Revander seketika berhenti saat mendengar pernyataan itu.

Ini....

Apakah ini adalah sebuah rumor yang sama, yang dia tahu dari Litly di hari itu?

Ya....

Setelah mendengar dan melihat secara langsung rumor itu, Revander memilih untuk tidak terlalu bertanya akan hal ini kepada Flauza, mengingat pria itu sangat amat sibuk.

Dan dia tidak ingin menambah hal-hal seperti ini menjadi masalah untuk Flauza.

Jadi dia hanya diam dan mengabaikannya seperti biasa.

Walaupun di dalam pemikirannya terus bertanya-tanya apakah pria itu tahu akan hal ini.

Tapi.....

Dia melirik Flauza dari sudut matanya.

Pria itu....

Hanya tersenyum seperti biasa khas dirinya.

“We really hope you don't become our enemy, Mr. Evangrandene. And we also know for sure that you won't care too much for us to be the one to be for alliance.”

“Hm…..” Flauza mengetuk-ngetuk jemarinya di atas meja perlahan dengan hidangan yang di sediakan untuknya tidak tersentuh sedikit pun. “Well Mr. Felix, I accept your offer with half the power that you promised right at the beginning of this agreement.”

“A-at the beginning of the agreement?"

Senyuman Flauza terlihat semakin lebar.

“My right hand and my subordinates will renew this contract.” Flauza menunjuk berkas-berkas ini dengan jari telunjuknya, seakan dia tengah melihat sesuatu yang tidak enak di pandang.”And as you have said, so I also hope that you will soon sign the agreement between us as soon as possible. So this project will also start as soon as possible.”

Pria yang dia ketahui bernama lengkap Felix Pratama itu kembali terdiam mendengar perkataan Flauza yang masih dengan suara berat dan lembutnya namun penuh dengan penekanan yang kuat serta titah yang tidak terbantahkan.

Terjadi keheningan dalam beberapa detik di ruangan itu, sebelum tarikan dan hembusan nafas yang cukup kuat itu terdengar dari pria bernama Felix itu. “Alright Mr. Evangrandene, I will do according to your request."

Flauza tertawa kecil sembari menyandarkan posisinya dengan dagu yang sedikit terangkat menatap kepada pria di hadapanya itu.

“Good choice Mr. Felix, I like your choice.” Lalu dia kembali memajukan tubuhnya dengan dagu yang tertahan oleh telapak tangannya yang bersiku di atas meja ini. “I like a dog that instantly shows its obedience to its owner.”

Revander dapat merasakan itu sangat jelas.

Suara pria berambut kecokelatan yang entah kenapa terasa semakin memberat, seperti mencekik siapapun yang mendengarkannya.

Sungguh...

Dia tidak tahu jika Flauza benar-benar bisa membuat seseorang terasa begitu buruk hanya dengan gerakan samar, dan hanya sekedar suaranya saja.

Gadis itu menggerak-gerakan dirinya merasa tidak nyaman.

“That way, we just have to wait for this dog figure to show his loyalty to his new owner, or he is still thinking about playing around with the stupid things behind there.”

“I, however, will give my full loyalty to you, as is in our covenant Mr. Evangrandene.”

Flauza hanya mengangguk pelan sebagai balasannya.

“Baiklah kalau begitu Tuan Felix, saya anggap pertemuan kecil kita berakhir di sini.” Kini Flauza menatap ke arah gadis, yang sudah selesai memakan hidangannya itu dalam diam.

Tangannya dengan cepat menjulur pelan mengelus lembut kepada pipi gadis itu, dan mengusap lembut sudut bibirnya secara perlahan.

“We take our leave now.” Lanjut Flauza menutup pertemuan ini tanpa ada bantahan atau percakapan yang lebih lanjut lagi terjadi di sini.

.

Revander dapat merasakan tatapan mata dari iris cokelat milik Flauza yang masih terfokus kepadanya itu sendari tadi.

Setelah selesai dengan pertemuan itu, mereka berdua masih atau lebih tepatnya dirinya lebih memilih diam sepanjang perjalanan di dalam mobil ini.

Tentu beberapa kali pria itu sedikit memberi sebuah pertanyaan, pertanyaan kecil kepada dirinya akan apa yang ingin dia lakukan selanjutnya.

Namun entah kenapa....

Entah kenapa, dirinya benar-benar tidak ingin terlalu berbicara banyak hal kepada pria di sampingnya ini untuk hari ini.

Kamu marah setelah melihat langsung reaksi dari pria itu tentang rumor tentang mereka yang sedang beredar di luar sana.

Ya....

Dia akui melihat reaksi Flauza yang tampak kelam dan tenang itu bukanlah hal yang harus membuatnya terkejut.

Tetapi....

Itu seperti melihat seseorang predator yang puas akan mengetahui mangsanya memakan umpan yang telah dia lemparkan dan dia tunggu cukup lama di genangan air yang tenang.

Dan itu berhasil membuat sudut hati gadis itu sedikit terasa tercubit, walaupun dirinya tidak mengerti.

Jadi....

Apa selama ini Flauza sudah mengetahui tentang ini terlebih dahulu dan hanya membiarkannya saja?

Menurutmu?

Kenapa dia tidak memberi tahu diriku?

Revander sadarlah, dia dapat mengetahui tentang dirimu begitu mudah tanpa ada keluhan sedikitpun.

Dan apa gunanya dia memberi tahukan tentang ini kepadamu?

“My Revander?” suara berat pria itu kembali memanggilnya lagi, berhasil membuat dirinya sedikit tersentak.

“Ya?”

“Sesuatu mengganggu pemikiranmu?” tanya pria itu lembut, mendekatkan wajahnya itu sampai benar-benar begitu dekat dengan wajahnya.

Ada sesuatu di dalam dirinya begitu kuat untuk menjawab pertanyaan pria itu dengan sebuah kata sederhana ‘iya’ itu.

Namun.....

Setelah melihat apa yang dia lihat hari ini.....

Apa mungkin ada sebuah tempat untuk dia mengeluarkan rasa amarah ini di depan pria ini?

Revander masih menatap lurus kepada Flauza, sebelum dia hanya menghela nafas panjang.

Ini bukan pertama kali kamu merasakan rasa marah namun tidak bisa mengeluarkannya hanya karena itu bukanlah tempatmu untuk mengeluarkannya.

Dan itu....

Menyesakkan.

“Tidak ada Flauza....., aku hanya berpikir jika kamu tidak memakan sedikit pun makananmu saat di sana.” Dia dapat melihat kerutan tepis pada kening pria itu, menandakan pria itu sedikit kebingungan.

“Ahh... mungkin aku lupa dengan itu, saat di pertemuan tadi.” Balas Flauza.

“Apakah kamu tidak merasakan lapar? Ini sudah jam makan siang dan kamu juga tidak sarapan tadi pagi bukan?”

Perlahan pria berambut cokelat itu mulai tersenyum jenaka kepada dirinya.

“Bagaimana....”

Pria itu menegakkan tubuhnya sampai dirinya bersandar pada kursi penumpang di samping dirinya itu.

“Jika kamu memasakkan diriku sesuatu hari ini sebagai makan siangku hari ini?”

Eh...?

“Kamu.... ingin aku memasakkan sesuatu untukmu hari ini?”

“Ya.”

Revander memutar sedikit tubuhnya dengan kini tubuhnya sepenuhnya menghadap ke arah pria itu.

“Memangnya kamu ingin aku memasakkan apa?”

.

.

.

“Suprise me My Revander. I want to know, what will you do today.”

.

.

.

1
🔵⧗⃟ᷢʷ🍌 ᷢ ͩ✨W⃠J͢aeᷢz°⚡♚⃝҉𓆊
Mampir⛹🏻‍♂️⛹🏻‍♂️
Er and Re: makasih sudah mampir kakak 😘
total 1 replies
Lestari
ceritanya bagus,tetep semangat ya . jangan lupa mampir 😉
Er and Re: makasih banyak udah mampir yah kakak
total 1 replies
saijou
Bahasa yang digunakan enak banget dibaca, sampe lupa waktu.
Er and Re: terima ksih banget telah mampir dan baca cerita punya ku kaka <3
total 1 replies
·Laius Wytte🔮·
Bagus banget!!! Aku suka banget ceritanya 🥰
Er and Re: makasih ya kak telah menyukai cerita buatan aku <3
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!