Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Entahlah kedua nya sudah seperti apa di dalam,padahal Yesha baru saja mandi dan Yudha memaksa nya,beruntung setelah semua selesai dengan urusan nya dan keluar dari sana Nindya baik-baik saja,tidak rewel ataupun menangis.
Hatchi...
Suara Yesha,jelas saja ia harus mengulangi mandi nya karena Yudha melakukan nya di dalam sana,di dalam bathub dan di bawah shower,bisa di bayangkan ia harus mandi saat apa. Yesha bahkan menunggu Yudha kesal sendiri. Beberapa kali juga Yudha membuka pintu kamar mandi untuk memastikan Nindya tak rewel. Anak bayi itu sangat baik kepada kedua orang tua nya,dia bahkan memberikan waktu untuk kedua nya bercinta berlama-lama.
Memakai piyama dan duduk di sofa,televisi nya menyala,Nindya juga ada di pangkuan nya sementara Yudha sedang turun membuat sup jagung dan mengambil air hangat untuk Yesha.
Ceklek!
Troli,bukan di hotel ini hanya rumah biasa yang memang di sana disediakan.
Satu baskom kecil air hangat yang sudah diberi sereh dan bawang merah,setelah itu biarkan Yesha yang nanti akan memberi nya minyak angin di sana.
Telapak tangan nya menyentuh kening Yesha lalu memberi kecupan singkat.
"Maaf..". Ucap Yudha,Yesha hanya mengangguk.
Di troli meja bagian atas sudah ada sup jagung hangat, ditambah kecap asin,abon ayam dan juga segelas infus water yang Yudha buat sendiri,potongan lemon dan sedikit madu.
"Makan setelah itu minum obat mu,jika masih sedikit demam besok kita ke dokter. Biarkan Nindya bersama ku". Yudha yang hendak mengangkat bayi nya di tahan oleh Yesha.
"Kenapa?".
"Duduklah disini,ini sup nya banyak,kita makan bersama. Biarkan Nindya disini". Pinta Yesha.
Yudha menuruti nya saja,ia duduk di sebelah istrinya menyiapkan piring di meja,Yudha juga sempat mengaduk sup jagung dan mencicipi nya.
"Mau aku suapin?". Tawar Yudha,hanya tatapan yang Yesha berikan namun ia tahu jawaban nya.
Sementara menggendong Nindya dan menerima suapan dari Yudha,sesekali Yesha bersandar di bahu suami nya. Mungkin hanya gejala flu tapi itu bisa membuat nya sakit kepala.
Dengan telaten Yudha menyuapi dan sesekali ikut makan bersama,ia juga melihat Nindya yang sangat anteng dan diam,di tangan nya ada plastik bekas pembungkus Cutton bad yang sudah di pindah ke tempat nya.
"Tadi pemilik rumah sudah kemari,dan aku sudah bicarakan tentang kita yang berpindah. Aku harap kamu tidak berubah pikiran Yesha". ucap Yudha mencoba menjelaskan.
Yudha sudah meyakini Yesha untuk berpindah dari sana dan jauh dari rumah Oma. Om Daffin sungguh berjasa akan hal ini menurut Yudha.
"Kita akan pindah besok,aku sudah bicarakan juga pada Boy dan juga ia pun bicara dengan Marsha..." suara Yudha mengecil,menatap Yesha.
Setelah memastikan Yesha biasa saja Yudha kembali bicara.
"Dua hari ke depan aku bekerja di rumah,kita akan pindah disana.Meski barang-barang tidak tergolong banyak,tapi ini membutuhkan waktu lebih dari sehari untuk menata nya nanti". jelas Yudha,tangan nya masih menyuapi Yesha dan kadang menyentuh Nindya gemas.
"Kenapa kita harus membawa barang-barang yang Ibu beli,di rumah sana kita punya semua nya". Ucap Yesha.
"Coba kamu bicarakan pada Ibu Leta untuk menjual beberapa barang disini yang disana pun ada,kita cukup membawa pakaian saja Yudha" imbuh Yesha.
Memang ucapan Yesha benar,membawa beberapa barang yang besar membutuhkan transportasi yang besar, lagi pula di rumah om Daffin tidak ada tempat untuk menaruh nya.
Beberapa kursi,meja dan lemari kecil ada di sini dan lagi,box bayi milik Nindya.Yesha pikir itu tidak usah di bawa,ada ayunan portable dan mereka bisa tidur bertiga di satu ranjang.
"Box Nindya kita bawa kan?". Tanya Yudha,dan Yesha menggeleng.
"Nindya masih bayi,dia bisa tidur dengan kita,kasur om Daffin luas itu king size".
Yudha menggeleng "Aku akan membawanya,bagaimana nanti jika kita sedang..." Yudha menatap Yesha,kedua mata mereka bertemu.
Terkekeh seketika Yudha pun mengusap rambut Yesha.
"Kamu tahu kan kebutuhan ku,aku tidak mau terganggu dengan tangisan Nindya,begitu juga sebaliknya,Nindya juga tak ingin terganggu dengan suara-suara kita yang merdu,apalagi suaramu." Yesha tersenyum mendengar ucapan Yudha.
"Kita bawa ya,atau kamu mau aku membeli nya yang lebih kecil untuk menghemat ruang?". Tawar Yudha pada Yesha.
"Jangan,itu sudah paling aman untuk ukuran Nindya,paling tidak sampai usia nya satu tahun setengah". Jelas Yesha.
"Tidak,kalian akan aku bawa pulang ke Indonesia. Seluruh keluarga di sana harus tahu jika kita jadi nya menikah dan memiliki anak..".
"Tapi aku belum siap Yudha".
"Belum siap apa, keluarga ku memaklumi dan aku tahu keluarga brahmana pun akan begitu,keluarga mu terkenal keluarga konglomerat yang baik Yesha". Yudha mengusap punggung istrinya,merayu dan membujuk nya.
"Bukan itu,omongan orang lain lebih tajam. Apa aku bisa menerima nya,sedangkan mereka tahu nya aku disini sekolah".
Sekali lagi Yudha mengecup pipi kanan Yesha dan mengecup pipi Nindya.
"Kita hadapi bersama, mereka hanya bisa menilai tanpa tahu merasakan. Kita yang tahu Yesha bukan mereka."
Suapan sup terakhir dan Yudha menata piring nya kembali di troli.
"Aku akan mengusahakan semua nya untuk kalian,aku sudah berusaha bicara kepada Ayah untuk mengembalikan ku di Indonesia biar disini ada Uncle Nando nanti nya. Beliau bisa menghandle dua negara sekaligus. Nanti jika beliau kemari akan ku perkenalkan".
Yesha mengangguk,ia menuruti saja ucapan suami nya sepanjang baik untuk keluarga kecil nya.
Sebelum nya memang Yudha pernah bercerita tentang saudara dari Ayah Aldo tapi Yesha belum pernah bertemu sama sekali,hanya saja melihat di foto. Saat rencana pernikahan dulu Nando akan hadir namun berita lebih cepat dari pada kabar dari Aldo,dan Nando tak jadi datang.
Membawa kembali troli ke lantai bawah,dan Yudha membersihkan piring meletakkan lagi di tempat nya. Rumah itu memang rapih dan nyaman meski tidak ada pembantu.
Kembali lagi ke kamar dan menjaga Nindya karena Yesha ingin terapi memakai air hangat yang tadi Yudha bawa.
.
.
.
To be continue
🌺Hei kamu,ya kamu... ☺️ Jangan lupa tinggalin jejak ya 😘 happy reading.
suami ngomong ngga didenger
suami ngambek malah kabur"an
bukan nya nyadar trus minta maaf