bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 32
"Hubungi dia,suruh dia meneleponku" kata Axel memberi perintah pada Samuel.
"Baik tuan" jawab Samuel patuh dan langsung meninggalkan Axel sendirian di ruangan tersebut.
Saat siaran langsung itu sudah selesai,tidak henti-hentinya kedua reporter itu menerima telpon,Ananda pun tidak tau siapa-siapa saja yang menelpon mereka.
Saat Ananda sedang duduk-duduk di rumput yang ada di tempat itu,Ananda sambil menonton vidio live yang sudah di tonton langsung ribuan orang penonton.
Saat fokus menonton vidio tersebut,tiba-tiba ponsel Ananda berdering,pertanda ada orang yang menelponnya.
"Halo" kata Ananda bertanya.
"Tuan Axel menyuruh anda untuk menghubunginya nona" kata Ananda menyampaikan pesan dari Axel.
"Baiklah" kata Ananda datar.
Saat sambungan telponnya sudah terputus,Ananda langsung menelpon Axel.
"Apa yang ingin kau bicarakan padaku" kata Ananda langsung pada intinya.
"Apa yang kau lakukan" kata Axel dengan suara yang sangat menegangkan untuk di dengar.
"Memang apa yang kulakukan" tanya Ananda heran dan sok tidak tau.
"Kau tidak bisa membohongiku kan,aku tau bahwa kau yang membawa kedua orang itu ke tempat itu kan" kata Axel langsung menebak.
"Tidak" kata Ananda bohong.
"Jika kau berhasil membohongi orang,jangan harap kau bisa membohongiku" kata Axel di seberang sana.
"Memang kenapa kalau aku yang melakukannya,apakah aku harus menunggumu untuk menyelesaikan masalah ini,ingat tanpa mu dari dulu aku selalu bisa mengandalkan diriku sendiri,jadi aku putuskan untuk menyelesaikan masalahku dengan sendirian tanpa harus melibatkan orang lain" kata Ananda kesal.
"Siapa yang kau harapkan bisa menyelesaikan masalah ini" tanya Axel pada Ananda.
"Menurutmu siapa lagi,aku akan berusaha sendiri semampuku" kata Ananda langsung
"Kamu pikir segampang itu" tanya Axel dari sebarang telpon sana.
""Lihat dan perhatikan,apa yang akan ku lakukan.kata Ananda pada akhirnya.
"Dasar sangat bebal" kata Axel pada Ananda.
Sedangkan di kantor presiden,sudah banyak masyarakat berdemo di sana,banyak masyarakat yang menginginkan tempat itu di bubarkan.
"Bagaimana ini pak,sudah sangat banyak masyarakat berdemo di luar Paka" kata asisten Dika.
"Langsung siapkan konferensi pers,aku akan menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan mereka semuannya." kata Dika pada sang asisten.
Di ruangan konferensi pers,Dika sudah berdiri di depan,dengan para reporter yang sudah siapa dengan pertanyaan mereka masing-masing.
"Di sini saya sebagai seorang presiden,yang sudah di tugaskan untuk mensejahterakan masyarakat di negara ini,kebetulan ada Vidio yang sedang viral,tentang tempat perdagangan manusia,hal itu membuat hati saya sangat sakit,saya merasa gagal menjadi seorang kepala yang di tugaskan menjaga negara dan masyarakat ini,saya pikir,semua masyarakat saya sudah hidup bahagia,tapi ternyata kehidupan masyarakat saya saat ini sangat miris,jadi saya sebagai presiden di negara ini,akan menuntaskan masalah ini,saya sudah mengirim anggota-anggota terpilih untuk meninjau lokasi tersebut,saya harap kalian semua para rakyatku tenang,karena saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menuntaskan kasus itu,itu saja yang bisa saya sampaikan,untuk kabar selanjutnya saya akan selalu memberikan kabar-kabar nya,agar kalian bisa merasa tenang,saya sebagai presiden meminta maaf atas kelalaian saya kepada seluruh rakyat saya di negara ini" kata Dika menundukkan kepalannya sebagai tanda bahwa dia merasa bersalah atas kejadian ini.
"Pak,apakah sudah ada kabar dari anggota-anggota yang sedang meninjau lokasi tersebut" tanya salah seorang reporter.
"Untuk itu,belum ada kabar apa-apa dari anggota yang sudah saya kirimkan,tapi saya harap,kalian jangan datang ke tempat itu,karena takutnya hal itu bisa mempersulit proses penyelidikan,dan bisa jadi si pelaku akan memanfaatkan keramaian untuk kabur atau semacamnya,jadi saya harap kepada kalian semua untuk tidak perlu pergi kesana,untuk masalah perkembangan di sana,akan selalu saya beritahukan melalui konferensi pers" kata Dika memperingati para reporter.
Sedangkan di sebuah ruangan dengan minim pencahayaan,seorang pria sedang duduk di sebuah kursi sambil mengisap rokoknya.
"Maaf menganggu waktu anda tuan" tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Katakan" kata pria itu,masih santai menghisap rokoknya.
"Ini tuan" kata pria itu sambil menyodorkan sebuah iPad.
Pria tersebut melihat apa yang sedang di putar dalam iPad itu.
"Ada yang membocorkan tempat Sanda wania tuan,dan banyak orang sedang berusaha mencari tahu tentang tempat itu tuan" kata bawahan pria itu.
"Benarkah,siapa yang membocorkan tempat itu" tanya pria itu santai.
"Seorang reporter dari TV ZEN tuan" kata bawahan pria itu.
"Bereskan masalah ini,seret ke hadapanku reporter itu" kata pria itu dengan suara yang terdengar sangat menyeramkan bagi orang yang pertama kali mendengarnya,tapi bukan untuk asisten pria itu,yang sudah terbiasa mendengarnya.
"Baik tuan" kata bawahan pria itu dan langsung keluar dari ruangan.
Sedangkan Ananda dan kedua reporter itu sudah dalam perjalanan pulang,sebenarnya mereka berencana akan menginap di daerah dekat tempat itu,tapi Axel memaksa Ananda untuk pulang,sehingga walaupun dengan berat hati,Ananda memutuskan untuk pulang.
"Seharusnya kita menginap saja di sini,karena aku sangat yakin,sebentar lagi,tempat ini akan di kunjungi banyak reporter" kata pak Jang pada Ananda.
"Tidak perlu,aku sudah katakan bahwa tempat itu adalah milik seorang mafia,aku takut kalau kita di sana,mereka akan menangkap kita" kata Ananda pada kedua reporter itu.
"Baiklah" jawab mereka berdua kompak.
Setelah kepergian sang bawahannya,Angga langsung mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Apakah kau di balik semua ini" tanya Angga pada orang yang di telpon.
"Menurutmu" tanya pria itu.
"Kupikir aku bisa menebak dirimu,ternyata kau sangat susah untuk di tebak" kata Angga pada pria itu.
"Benarkah,aku merasa kau sangat naif" kata pria itu pada Angga.
"Ternyata aku di bodoh-bodoh i oleh topengmu" kata Angga pada pria itu.
"Jadi apa maumu hah,aku tau kau bukan orang yang suka menusuk dari belakang" kata Angga pada pria itu.
"Aku hanya bermain-main saja,kurasa hidup mu cukup membosankan,mungkin membuat sedikit guncangan,tidak akan membuatmu terusik kan" kata pria itu pada Angga.
"Apakah kau pikir aku bodoh,sehingga kau mau membodoh-bodohi ku,aku tau kau pasti ingin menyelamatkan wanita itu kan" kata Angga pada pria itu.
Saat mendengar hal itu,Axel langsung diam,wajahnya langsung berubah jadi sangat menyeramkan,urat-urat lehernya keluar,rahang nya mengeras.
"Hhhhh,kau pantas mendapat apresiasi dariku" kata Axel pada Angga,sambil tertawa keras seperti mengejek.
🌾🌾🌾🌾
Hai guys,jangan pernah bosan baca karya aku yah.
Jangan lupa like,komen dan subscribe yah guys 😊
Happy reading All 💜
"