NovelToon NovelToon
Sugar Baby Om Sagara

Sugar Baby Om Sagara

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / One Night Stand / Selingkuh / Sugar daddy
Popularitas:59k
Nilai: 5
Nama Author: sendi andriyani

"Kau hanya perlu duduk dan menghabiskan uangku, tapi satu hal yang harus kau penuhi, yakni kepuasan!" Sagara Algyn Maheswara.
"Asal kau bisa membuatku keluar dari rumah sialan itu, aku bisa memberikan apapun termasuk yang satu itu, Tuan." Laura Alynt Prameswari.
Laura menderita karena hidup dengan keluarga tirinya, ayahnya menikah lagi dan selama itu dia selalu ditindas dan diperlakukan seenaknya oleh keluarga barunya itu, membuat Laura ingin bebas.
Akhirnya, dia bertemu dengan Sagara. berawal dari sebuah ketidaksengajaan, namun siapa sangka berakhir di atas ranj*ng bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Sejak mengetahui kehamilan Laura, Sagara menjadi super duper protektif. Sejak awal dia memang begini, sekarang ditambah gadisnya tengah hamil muda, malah semakin menjadi-jadi. 

"Baby, mau jalan-jalan hari ini?"

"Gak ah, aku lemes banget rasanya, Dad." Jawab Laura. Semalam, dia tidak bisa tidur karena merasa tidak nyaman dengan perutnya, paginya malah dia mengalami morning sickness yang cukup parah sampai mulutnya terasa pahit tapi yang keluar hanya cairan berwarna kuning. 

"Istirahat saja kalau begitu, mau Daddy panggil temen kamu kesini?"

"Ini weekday, Daddy. Dia kerja pasti.."

"Dia juga ikutan resign setelah kamu resign, baby."

"Hah, yang bener?" Tanya Laura. Sagara menganggukan kepalanya membenarkan, Sam yang mengatakannya sendiri. Informasinya sudah pasti valid, kan? Tidak mungkin juga pria itu berbohong, apa gunanya?

"Kok dia gak ada bilang sama aku ya?"

"Kata Sam, dia juga lagi uring-uringan sekarang, tapi gak tahu kenapa. Sekalian kamu tanyain, dia kenapa sebenarnya. Biar Daddy bilangin sama Sam, kasian dia pusing cari kesalahannya beberapa hari ini karena Lily."

"Hmm, yaudah. Tapi dia dateng kesini pasti bikin batre aku makin habis, Dad. Dia bawel parah, gak cocok sama aku yang terkulai lemah tak berdaya ini, Daddy."

"Yaudah, kamu istirahat aja. Bobok ya?" Tanya Sagara. Laura mengangguk. Dia benar-benar merasa lemas sekali hari ini. Baginya, ini yang pertama kalinya, semuanya. Pengalaman yang tidak terduga, dia hamil di usia masih sangat muda. 

"Nanti, kalau misalnya kamu ada mau makan apa-apa, bisa pesen lewat online. Biar Daddy yang bayar, oke?"

"Bisa gak sih kalau Daddy gak pergi kerja hari ini? Biasanya kan bisa kerja di rumah, Dad."

"Maaf, baby. Ada meeting penting yang harus Daddy hadiri sendiri, Sam tidak mungkin menanganinya sendiri. Dia agak oon kalau ditinggal sendirian, apalagi dia lagi pusing sama baby-nya juga."

"Yaudahlah, minta Lily kesini."

"Yakin, baby?"

"Heem.."

"Baiklah. Tapi, kalau misalnya kamu sudah angkat tangan, nanti Daddy minta Sam menjemputnya."

"Iya, Daddy." Jawab Laura pelan. Gadis itu masih nyaman bergelung dibawah selimut tebalnya.

"Baby, nanti kalau Lily datang, bisakah kamu pindah ke kamar tamu saja? Kamar ini terlalu privasi untuk orang asing memasukinya."

"Iya, Daddy. Gendong, lutut aku rasanya kayak mau lepas."

"Baiklah, kemari bayi kucingku." Sagara memeluk gadisnya yang tengah mengandung buah hatinya dan menggendong tubuhnya ke kamar tamu. Sagara membereskan kamarnya sendiri pagi ini, dia memindahkan Laura ke kamar tamu. 

Sagara tidak suka ada orang asing yang memasuki ruangan pribadinya. Apalagi kamar. Ruangan itu penuh dengan privasi di setiap sudutnya. Untunglah, Laura mengerti dengan apa yang dimaksud olehnya dan tidak melayangkan protes meskipun biasanya agak rewel. 

Beberapa saat kemudian, Sam datang bersama Lily yang terlihat pucat. Pria itu mendatangkan apartemen mewah milik Sagara. Segala pernak-pernik di ruangan ini sangat mewah dan harganya pasti fantastis. 

"Dimana Laura, Om?" Tanya Lily. 

"Di kamar. Tolong jangan terlalu banyak bertanya, keadaannya sedang kacau."

"Baik, Om." Jawab Lily. Gadis itu pergi ke kamar dan masuk ke dalamnya. 

"Tugasnya menemani gadisku sampai tengah hari, Sam. Setelah itu, bawa dia pulang. Aku tahu, baby mu itu ekstrovert, dia pasti akan membuat gadisku kelelahan meladeni banyaknya pertanyaan yang pasti akan ditanyakannya. Dia pasti takkan bisa beristirahat."

"Baik, Pak. Saya mengerti." Jawab Sam. Setelahnya, keduanya pun sepakat untuk pergi ke kantor, tapi sebelum itu Sagara berpamitan dulu pada Laura di kamarnya. 

"Baby.."

"Iya, Dad." Jawab Laura. Dia sedang duduk di headboard ranjang sambil menerima suapan demi suapan dari tangan Lily. Gadis itu tengah menyuapi Laura karena dia memang belum sarapan. Sagara telah membujuknya dan hasilnya nihil. Tapi ternyata, bujukan dari temannya jauh lebih manjur. Terbukti, Laura mau memakan buburnya meskipun sedikit. 

"Daddy ke kantor dulu ya? Hanya sampai tengah hari, janji."

"Iya, Daddy. Gapapa, ada Lily kok. Semoga dia gak neko-neko."

"Daddy berangkat dulu, baby. Selamat beristirahat.." Sagara mengecup mesra kening Laura lalu pergi dari ruangan. Pria itu menutup pintunya dengan perlahan, membuat kedua sahabat itu kembali heboh. 

"Jadi, sebenarnya Lo kenapa? Jangan marah-marah ngambekin si Daddy, kasian."

"Gue kesel, capek juga. Kemarin gue sendirian, sepi banget setelah Lo resign. Makanya gue juga ikutan resign karena ngerasa gak ada teman." 

"Hmm, jadi Lo juga lagi hamil?" Tembak Laura sekali jadi dan membuat Lily bungkam seketika.

"Ly.."

"Gak tahu, Lau. Gue juga bingung, gue belom mau jadi ibu."

"Itu pilihan, Ly. Tapi kalau janin itu ternyata udah hidup di rahim Lo, apa Lo bakalan tega hilangin dia? Mikir pake otaklah kali ini, jangan egois, Ly. Bayi itu berhak hidup.."

"Laura.."

"Bawa happy aja, jujur sama Om Sam. Dia pasti nerima kok, percaya aja sama gue. Kalau misalnya dia mau nerima anak Lo, gue sama Daddy yang bertindak."

"Thanks, Lau."

"Sama-sama. Tapi ini kok kita bisa sih hamilnya barengan?"

"Haha, gak tahu padahal kita gak ada janjian mau hamil bareng kan?" Tanya Lily dan diangguki oleh Laura. Siapa sangka ternyata keduanya sama-sama tengah mengandung. Bedanya, Laura sudah menerima kenyataan. Siap tidak siap, harus siap karena ini resiko. Berani melakukan itu, artinya harus siap menanggung resikonya dan ini adalah resikonya. 

Sedangkan Lily masih bertarung dengan segala pemikiran yang muncul di otak kecilnya, ketakutan lebih mendominasi dirinya. Ada banyak hal yang dia pikirkan, sampai menyembunyikan kehamilannya dari sang partner. Tapi, Laura berhasil membuat Lily yakin bahwa anak ini harus diberi kesempatan untuk hidup, dia akan bicara jujur pada Sam nanti. 

1
Maisya
lanjut kak
asihh..💖
siap2 otw kenikahan nya saga ni..jngn lupa undangan nya ya..nikah itu enak kok saga tenang aja🥰🥰
𝐈𝐬𝐭𝐲
akhirnya di cerai juga, jadi orang gak tau diri sih...
selamat menjadi gembel lagi ..
Rania Hurin
wow ..good job papa Danu,tendang keluar si lintah darat
mbok Darmi
kesabaran danu sdh diambang batas keputusan yg tepat segera ceraikan griselda demi keutuhan hubungan ayah dan anak, prediksi ku griselda ngga semudah itu mau ditendang takutnya dia meracuni danu biar mati dipikir griselda bila danu mati dua dpt warisan padahal semua sdh diamankan sagara
Anna Rakhmawaty
mampooss,,, sok2an sih, gembel naik kelas aja betingkah😁
Maisya
lanjut kak
asihh..💖
keren papa Danu ulat bulu kaya gitu hrs dhempas jauh2...aq tunggu undangan weding nya saga ma Laura...😘😘😘
Dartihuti
😄😄🤭mati kuntu deh yg sok alim
Maisya
lanjut kak
Wiwit Widiarti
lanjut thor semangat ya di tunggu terus up nya
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Maisya
lanjut kak
Zandra Manuputty
lanjutt👍
beybi T.Halim
gitu dong lili.,kesalahan tetap kesalahan .,tapi kehiduoan tetap harus diperjuangkan.,semangat buat para ibu muda menjemput bahagia.
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Maisya
lanjut kak
beybi T.Halim
terbaik laura...calon ibu yg bijaksana👍
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Maisya
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!