- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Berulah
0o0__0o0
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dari 30 menit mobil yang dikendarai oleh sopir berhenti di depan rumah sakit.
Tanpa menoleh ke arah sang Papa Mike berkata dengan nada dingin "turunlah, kau bukan bocah yang harus diantar ".
Rico hanya mendengus sebal "jaga Lora baik-baik awas aja kalau kau mencubitnya" Katanya memperingatkan.
Mike memeluk tubuh Lora semakin erat "Aku lebih suka meremasnya daripada mencubitnya" jawabnya ambigu.
Rico langsung melotot dia menatap datar ke arah sang putra "Apa maksudmu ?" Tanya'nya dengan dingin. Seketika pikiran Rico traveling ke hal vulgar.
Bukan'nya menjawab mike malam mengusir sang papa "keluarlah sebelum aku benar-benar mencekik Putri kesayangan mu ini" Ucapan'nya datar.
Rico akhirnya mengalah dia keluar dari dalam mobil lalu membawa langkahnya masuk ke dalam rumah sakit. Dia berhenti sebentar, lalu menoleh ke belakang. Seolah memastikan Lora benar-benar aman di dalam sana.
Rico membuang nafasnya kasar dia melanjutkan langkahnya sambil menggelengkan kepalanya, Seolah mengusir pikiran buruk yang bersarang di otaknya.
Kini hanya tinggal Lora dan juga Mike beserta sopir di dalam mobil. Wajah Mike datar dengan tatapan tajam dia mengusir sopirnya keluar dari mobil dengan nada dingin "Keluar dan susul Papa ke dalam" Ucapan'nya tegas.
Sang Sopir melirik takut sambut mengangguk singkat "Baik tuan muda" Jawab'nya pasrah. Lalu cepat keluar dari dalam mobil.
Sedang-kan Lora masih terlelap dalam tidurnya, dia sama sekali tidak menyadari bahwa saat ini tengah berada di genggaman seekor anak harimau.
Sorot mata Mike dari tadi tidak lepas dari bibir bengkak Lora, dia jelas paham apa yang di lakukan oleh Lora dan Papanya. Dia bukan bocah kemarin sore yang bisa di bodohi.
"Ternyata lo benar-benar cewek murahan, selain bodoh Lo juga tidak punya harga diri" ucapnya dengan dingin.
Kini tangan Mike turun ke bawah, dia mengusap paha Lora dari bawah sampai ke atas. Mike berhenti sejenak dia mengusap area intim milik Naya yang ternyata sangat basah.
Mike langsung terkekeh sinis "Ternyata di balik wajah polos Lo, itu hanyalah kedok untuk menutupi kelakuan minus Lo aja" Ucapan'nya geram.
Rahang Mike mengeras, dadanya bergemuruh. Entah kenapa dia merasa sangat marah. Dia tidak terima jika Lora membiarkan orang lain menyentuh tubuhnya.
Mike memasukkan satu jari telunjuknya ke dalam Lubang intim milik Lora. Untuk memastikan sesuatu.
"Masih perawan" Ucapan'nya singkat namun Mike merasa sangat lega.
"Bahkan celana dalam Lo, Sudah tidak ada di tempatnya" Ucapan'nya dingin dengan tangan bergerak maju mundur di bawah sana.
Lora yang duduk menyamping di atas pangkuan Mike, semakin memudahkan gerakan tangan'nya. Bahakan kini bibirnya melumat kasar bibir bengkak Lora.
Enggh...!
Lora melenguh pelan, tiba-tiba dia merasakan sesuai yang membuatnya mengerang nikmat. Di alam bawah sadarnya Lora merasa bermimpi, sehingga dia membalas ciuman Mike, meskipun tidak bisa mengikuti Ritme'nya.
Mike bisa merasakan jari telunjuknya tersedot semakin dalam di bawah sana dia paham bahwa Lora akan mencapai pelepasannya.
Mike meng-gerakkan jari telunjuk-nya semakin cepat saat Lora benar-benar sudah ada di puncak, Mike menarik keluar jarinya sehingga Lora gagal mendapatkan pelepasannya.
Mike terkekeh sinis sambil menikmati ekspresi Lora yang nampak gusar "Tidak ada pelepasan untuk Lo, Pelacur kecil" Sarkas-nya dingin.
Kini tatapan Mike Beralih ke arah Leher Lora yang sudah dipenuhi bekas cupang kemerahan. Tangan Mike mengusap lembut lehernya.
"Gue benci wanita murahan tapi Lo pengecualian" Ucapan'nya dingin namun terdengar tegas.
Mike terkekeh kecil "Seperti-nya Papa belum mengetahui tubuh Lo yang penuh dengan hasil karya gue tadi pagi"
"Gue nggak bisa bayangin Bagaimana reaksi Papa saat tahu tubuh Lo, Terjamah oleh tangan orang lain" Sambung'nya lagi. Sambil membayangkan hal yang pasti akan membuat Lora ketakutan. Dia sangat paham Papa'nya orang yang seperti apa.
"Sial, Bocah ini selalu berhasil bikin Gue tegang walau dalam kondisi tertidur" Umpatnya geram.
Mike menyandarkan kepalanya dengan mata terpejam, Ia mencoba meredam hasratnya yang mulai naik. Bayangan tubuh polos Lora tiba-tiba terlintas di otaknya.
Rasa hangat dan sempitnya Lubang intim milik Lora Masi terasa jelas. Mike menarik kepala Lora lebih dalam, Dia menghirup aroma vanilla yang ada di tubuhnya.
Haaaah...!
Mike meng-hembuskan nafasnya kasar, Aroma tubuh Lora Membuat-nya semakin terasa tersiksa. Niatnya ingin menenangkan diri, Malah dapat sebaliknya.
"Demi kewarasan gue harus jauhkan tubuh Lo" Ucapnya sambil menurunkan pelan tubuh Lora, Lalu di rebahkan dengan ber bantal pahanya.
Mike bersandar dengan mata terpejam, Dia ber-sendekap dada sambil mengusir pikiran kotornya yang berkeliaran kemana-mana.
Ceklek..!
Pintu mobil terbuka dari Luar, Rico masuk ke dalam mobil. Dia melihat posisi Lora yang tertidur terlentang di kursi mobil dengan ber bantal kan paha Mike.
Rico tidak mengangkat kaki Lora, Lalu dia duduk dan meletakkan kaki Lora di atas pahanya. Mike tetep diam dengan mata terpejam.
"Jalan" perintah Rico pada supirnya dengan singkat.
"Baik Tuan" Supir itu langsung menjalankan mobilnya ke meninggalkan rumah sakit dengan kecepatan penuh.
Rico mengusap lembut kaki jenjang milik Lora, yang terasa halus dan sangat putih bersih. Rico melirik sekilas ke arah Putra'nya.
"Besok kamu sudah bisa masuk sekolah, Asisten Papa sudah mengurus semua'nya. Dan kamu akan satu sekolah dengan Lora." Ucapnya menjelaskan.
Mike hanya berdehem singkat, sebagai jawaban-nya. Dia tidak tertarik dengan obrolan sang Papa. Sekolah hanyalah formalitas bagi Mike, Tidak lebih. Jadi dia tidak peduli mau sekolah dimana saja.
Hening tidak ada obrolan lagi, Sampai akhirnya tiba-tiba supirnya me-ngerem mobilnya mendadak. Samapi membuat kedua pria kaku di belakang tersentak.
Tubuh Lora hampir saja terguling jatuh, Kalau tidak di tahan oleh Mike. Riko hanya bisa menahan kaki Lora pakai satu tangan'nya. Karena tangan kanan'nya masih membengkak.
Kini Tatapan Ayah dan Anak itu menajam ke depan, Hingga membuat sang supir gemetar ketakutan.
"Kau sudah bosan hidup ?" Ucap Rico dingin.
Peluh langsung membanjiri kening Sang supir "Maaf tuan, Tadi tiba-tiba ada kucing yang lewat" Ucapan'nya mencoba menjelaskan dengan suara gemetar.
"Lain kali saya tidak mau mendengar alasan lain lagi" Ucapan'nya Rico sebagai peringatan terakhir.
"Baik tuan, Saya mengerti" Jawab'nya Tegas, Ia bernafas lega karena terbebas dari kemarahan dua bos kejam'nya itu.
Mobil melaju kembali, dengan lebih hati-hati lagi, Dia tidak mungkin mengulangi kesalahan yang sama. Bisa hilang nyawa nanti.
Hooam..!
Lora menguap Lebar, dia membuka mata'nya lebar. Tapi entah kenapa dia merasa ada yang aneh dengan Tubuh'nya. Dia bangun dengan lemas lalu menoleh ke kanan dan ke kiri dimana Mike dan Rico sama-sama menatap'nya.
Wajah Lora nampak lesu dan tidak semangat, Entah apa alasan'nya. Lora sendiri tidak paham.
"Papa, Hug Me" Ucapan'nya dengan suara lemas.
"Mata Lo buta ?" Mike berucap dengan datar.
"Mike, Jaga bicara Mu" Tegur Rico datar. Yang hanya dalam balasan dengusan malas dari Mike.
Lora menatap sebal ke arah Mike "Lo Ke____"
"Tangan Papa Luka" Potong Mike dengan datar sambil menatap tajam Lora.
Mendengar itu Lora langsung melotot panik, Dia menoleh ke arah sang Papa. Dan benar saja, Tangan Papa'nya lagi di perban.
Lora meng-geser tubuhnya mendekat ke arah sang Papa, Namun Mike menarik lengan'nya kuat hingga tubuh'nya kembali ke tempat semula.
"Mike, Gue mau lihat tangan Papa, Kenapa Lo malah tarik tangan Gue ?" Katanya sebal. Lora menarik-narik tangan'nya dari genggaman kuat tangan Mike. Namun Mike tidak melepasnya.
"Papa, Mike nakal" Adunya pada Rico dengan mata berkaca-kaca. Mike malah semakin kuat mencengkram tangan kecil Lora.
"Mike, Lepaskan tangan Lora" Titahnya Rico Tegas.
Mike tetap diam dengan wajah datar'nya tanpa ada niatan melepaskan tangan Lora "Dia hanya akan membuatmu kerepotan" Katanya datar.
Lora memukul-mukul dada Mike pakai tangan kirinya dengan sekuat tenaga. Mike membiarkan seolah pukulan Lora hanya meng-gelitik tubuh'nya saja.
"Lapas Mike, Gue mau lihat tangan Papa'' Teriak Lora dengan terus menaboki dada bidang Mike.
Mike hanya diam tidak merespon dengan wajah tetap setia datar. Lora sudah tampak sangat kesal menatap wajah Mike penuh dengan permusuhan.
Sampai akhirnya Lora menjambak keras rambut Mike sampai kulit kepalanya ketarik "Gue, buat Lo gak akan punya rambut lagi" Katanya meng-gebu.
Mike melotot terkejut dengan tindakan tiba-tiba Lora, Seketika dia langsung pening. Kepala ketarik mengikuti jambakan Lora yang semakin kencang.
"Akh..Lepas Lora" Perintah-nya dingin. Mike meringis kesakitan, Sungguh jambakan Lora tidak main-main. Kulit kepalanya rasanya sudah mau copot.
"Tidak Akan" Jawab'nya Tegas. Lora menatap Mike penuh dengan dendam, Aura permusuhan terlihat jelas dari sorot matanya.
Rico hanya bisa membuang nafas'nya kasar, Dia heran dari awal mereka bertemu sampai hari ini. Pasti ada aja pertengkaran di antara ke-dua nya.
0o0__0o0