NovelToon NovelToon
Sang Pahlawan Dengan Sistem

Sang Pahlawan Dengan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:639
Nilai: 5
Nama Author: DARK & LIGHT

Di tengah hiruk pikuk Akademi Cyberland, Leon Watkins, seorang jenius dengan kekuatan "Dream" yang memungkinkannya memanipulasi mimpi dan kenyataan, justru merasa bosan setengah mati. Kehidupannya yang monoton mendadak terusik ketika ia dan teman sebayanya, Axel Maxx yang flamboyan, secara tak terduga ditarik ke dalam sebuah misi rahasia oleh sosok misterius. Mereka harus menembus "Gerbang Sejati," sebuah portal menuju dimensi yang mengerikan dan mengancam dunia. Petualangan yang akan mengubah segalanya, dan menyingkap takdir yang jauh lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan, baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DARK & LIGHT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 : Pertemuan Rahasia

Leon menghabiskan sebagian besar sorenya terperangkap dalam simulasi realitasnya sendiri, memanipulasi mimpi untuk meningkatkan statistiknya. Di alam bawah sadar yang ia ciptakan, ia menjelajahi medan perang yang semakin imajinatif, menghadapi musuh-musuh yang ia rancang sendiri untuk menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih mematikan dari sebelumnya.

Keringat membasahi dahinya bahkan dalam tidur, otot-ototnya menegang seolah ia benar-benar menghadapi ancaman nyata. Ia mendorong batas-batas kekuatannya, berharap menemukan celah, kelemahan, sesuatu yang bisa memberinya tantangan yang berarti. Namun, seperti biasa, ia selalu melampaui apa pun yang ia ciptakan. Kekuatan "Dream" miliknya bagaikan pedang bermata dua: memberikan dominasi tak terbatas, namun pada saat yang sama, menjerumuskannya ke dalam jurang kebosanan yang tak berujung.

Ketika akhirnya ia menarik diri dari cengkeraman dunianya, kesadaran perlahan merayap kembali. Ia melirik ke luar jendela asramanya, mendapati langit telah dicat dengan nuansa oranye dan ungu, pertanda bahwa matahari baru saja terbenam. Sebuah desahan malas lolos dari bibirnya.

"Hahh, sebenarnya aku terlalu malas untuk pergi ke perpustakaan akademi," gumamnya, matanya sedikit menyipit saat ia meraih ponselnya. Pesan misterius itu masih ada di sana, huruf-huruf tanpa nama yang memicu rasa penasaran yang jarang ia rasakan. "Tapi aku juga penasaran siapa kira-kira yang mengirimi aku pesan."

Sifat Leon yang selalu mencari stimulasi baru akhirnya mengalahkan kemalasannya. Ia tahu, jika ia tidak pergi, rasa penasaran itu akan menggerogotinya sepanjang malam. "Ah, bodo amat lah, ntar juga bakal tau," ucapnya, berdiri dan meregangkan tubuh sebelum melangkah gontai menuju kamar mandi. Air dingin yang menyegarkan di bawah pancuran membantu mengusir sisa-sisa kantuk dan kebosanan dari alam mimpinya.

Malam itu menyelimuti Cyberland Academy dengan selubung kegelapan. Hanya lampu-lampu di koridor dan beberapa jendela perpustakaan yang masih bersinar, memancarkan cahaya lembut yang menembus kegelapan malam. Leon melangkah santai menuju perpustakaan, aura acuh tak acuh melekat padanya seperti bayangan.

Suasana sepi di koridor akademi kontras dengan keramaian siang hari, menciptakan rasa antisipasi yang tipis. Di dalam perpustakaan, bau khas buku-buku lama bercampur dengan aroma disinfektan. Ia menyapu pandangannya ke sekeliling, mencari sosok misterius yang mengundangnya.

Setelah menunggu beberapa saat, ponselnya kembali bergetar, memecah keheningan. Sebuah pesan singkat muncul di layar: "Pergi ke sudut perpustakaan, tempat buku-buku kuno." Tanpa ragu, Leon beranjak, langkah kakinya nyaris tak terdengar di lantai kayu. Ia menelusuri lorong-lorong rak buku yang menjulang tinggi, matanya menelisik setiap sudut hingga akhirnya, di sebuah pojok tersembunyi yang remang-remang, ia melihat siluet berjubah hitam tengah duduk di kursi yang tersembunyi di balik tumpukan manuskrip kuno. Orang itu melambaikan tangan dengan gerakan yang akrab.

"Leon, akhirnya kau datang! Aku sudah lelah menunggumu," suara familiar itu menggema pelan. Jubah hitam itu dibuka, memperlihatkan wajah yang ceria dan sedikit tembam. Senyum lebar terukir di bibirnya. Itu adalah Axel Maxx, salah satu dari sedikit orang yang bisa mentolerir sikap seenaknya Leon, dan mungkin satu-satunya yang secara aktif mencari interaksinya.

Axel Maxx adalah anomali di antara para murid akademi yang umumnya serius dan fokus. Ia dikenal sebagai individu yang pandai bergaul dan selalu riang, namun predikat "suka makan" tampaknya lebih dominan, terbukti dari tubuhnya yang berisi. Ironisnya, Axel adalah pemilik sistem kekuatan Petir, sebuah kemampuan yang memungkinkannya melancarkan serangan dengan daya hancur tinggi. Keluarga Maxx memang identik dengan kekuatan petir yang luar biasa, dan Axel sendiri adalah Tuan Muda Guild Maxx, salah satu guild terbesar dan paling berpengaruh di Cyberland City.

"Gendut, kenapa kau ada di sini?" ucap Leon, ekspresi terkejut yang jarang terlihat kini terpampang jelas di wajahnya. Ia tidak menyangka pengirim pesan misterius itu adalah Axel.

Axel terkekeh, senyum aneh dan sok misterius tersungging di bibirnya. "Aku yang menyuruhmu datang ke sini, tentu saja. Ada hal menarik yang mungkin kau sukai." Matanya berbinar penuh antisipasi.

Leon mendengus. "Hentikan wajah menjijikkan itu dan katakan hal menarik apa yang kau ketahui!" Rasa penasaran Leon semakin memuncak.

Axel tersenyum lebar, membusungkan dadanya yang berisi dengan bangga, seolah baru saja memenangkan lotre. "Aku menemukan Gate tersembunyi yang belum terafiliasi dengan guild manapun!" Ada nada kemenangan dalam suaranya. "Aku sudah menyuruh orang-orangku mencari informasinya, dan itu ternyata Gate Rank D: Red Spider Queen."

Mendengar itu, mata Leon sedikit melebar. Gate tersembunyi adalah penemuan langka dan berharga. Gate yang tidak terafiliasi berarti hadiah yang belum terbagi dan tantangan yang belum terjamah. Dan Red Spider Queen... itu adalah monster elit, bos yang biasanya menjaga Gate Rank D, dikenal karena racun dan gerakannya yang cepat. Meski hanya Rank D, ini setidaknya menjanjikan pertempuran yang lebih menarik daripada goblin-goblin dalam mimpinya.

"Aku berencana untuk raid di sana," lanjut Axel, menepuk pundak Leon dengan antusias.

"Apa kau ingin ikut denganku? Aku tahu kau penggila pertarungan dan sedang membutuhkan uang." Axel mengenal Leon lebih baik dari kebanyakan orang. Ia tahu bahwa meskipun Leon tampak tidak peduli, jauh di lubuk hatinya, Leon selalu mencari pertarungan yang menarik dan menguntungkan. Dan uang, ya, selalu menjadi motivasi yang baik.

Ajakan Axel membuat Leon berpikir. Ini adalah kesempatan langka. Sebuah Gate yang belum tersentuh, bos yang cukup menantang, dan peluang mendapatkan imbalan besar. Selain itu, Axel adalah satu-satunya orang yang tidak akan terkejut atau terintimidasi oleh kekuatan Leon, yang berarti ia bisa melepaskan diri tanpa menahan diri.

"Baiklah, aku ikut," ucap Leon, nada suaranya lebih bersemangat dari biasanya. "Kapan waktu berangkatnya?"

Senyum Axel semakin lebar.

"Lusa kita akan berangkat, jadi persiapkan dirimu sebaik mungkin." Ia tampak sangat senang dengan partisipasi Leon. "Kalau begitu, sampai jumpa besok lusa. Jangan telat, kita berkumpul di belakang akademi." Axel beranjak, jubah hitamnya melambai ringan saat ia berjalan cepat menuju pintu keluar perpustakaan.

"Oke, aku pasti datang," balas Leon, mengikutinya dari belakang dengan langkah yang lebih ringan dari biasanya. Sebuah senyum tipis yang jarang terlihat kembali tersungging di bibirnya.

Dengan kesepakatan itu, Leon dan Axel berpisah di gerbang perpustakaan, masing-masing memiliki rencana dan tujuan yang berbeda.

Leon memikirkan bagaimana ia akan mempersiapkan diri di dunia mimpinya untuk menghadapi Red Spider Queen, membayangkan strategi dan serangan baru.

Axel, di sisi lain, mungkin sudah memikirkan bagaimana ia akan menghabiskan hasil rampasan atau mungkin sudah merencanakan menu makanan setelah raid.

Mereka tahu bahwa pertemuan mereka tidak akan berakhir di situ saja. Sebuah Gate tersembunyi, sebuah bos yang menanti, dan janji petualangan yang mendebarkan, Petualangan mereka baru saja dimulai.

Apakah Gate ini akan menjadi tantangan yang Leon impikan, ataukah ada sesuatu yang lebih besar yang menunggu mereka di dalamnya? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Karya pertama gays,kritik & saran tulis di komen😃

1
iqbal nasution
oke
DARK & LIGHT: thank udah mampir bg
total 1 replies
DARK & LIGHT
MC anti naif
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!