"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.
Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.
Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.
Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Nacha Datang Tiba-tiba
Luka yang dibuat cakar Evindro begitu lebar, darah mengalir deras darinya. Serigala hijau meronta beberapa saat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Evindro mengambil permata siluman dari tubuh serigala, ini permata siluman terbesar yang dia temukan sepanjang latihannya di Hutan Kematian namun Evindro tidak berniat menggunakannya. Permata itu disimpannya sebagai kenang-kenangan sebab siluman serigala ini yang memaksa dan menyadarkan Evindro untuk menjadi lebih kuat demi bertahan hidup di Hutan Kematian.
Evindro memberikan penguburan yang layak bagi siluman serigala sebelum melanjutkan makan malamnya.
"Bagaimana kabar Senior Nacha ya? Apa dia mencari aku?" Evindro tiba-tiba teringat Nacha ketika mengunyah daging siluman yang dibakarnya.
Sebenarnya Evindro sendiri tidak mengetahui lagi secara pasti sudah berapa lama dirinya tinggal di Hutan Kematian. Menurut perhitungan kasarnya, setidaknya sudah tiga bulan dirinya berada di tempat ini.
Perkembangan kemampuannya sangat pesat sampai Evindro yakin peningkatannya selama kurang lebih setengah tahun terakhir bahkan tidak hanya mengguncang dunia persilatan pemerintahan Batavia namun juga pemerintahan Sekayu.
Evindro kini telah mencapai Tulang Naga Bumi, ini berarti dia sudah memiliki kurang lebih lima ratus lingkaran tenaga dalam dari dukungan permata siluman, pemurnian darahnya sudah mencapai lima puluh persen dan telah membuka tiga ratus meridian kecil.
Meskipun sudah menduga permata siluman akan membantunya dengan cepat mengumpulkan tenaga dalam, Evindro tidak menduga pencapaiannya akan secepat itu. Berkat tenaga dalamnya yang berjumlah besar ditambah dengan perubahan jenis, kemampuan Evindro berlipat ganda.
Dengan kemampuannya sekarang, Evindro yakin bahwa dirinya pasti bisa mengalahkan pendekar seperti Seruni dalam kondisi prima sekalipun hanya dalam sepuluh jurus saja.
Salah satu kemampuannya yang berkembang paling pesat memang tidak terpikirkan oleh Evindro, melewati hari-hari penuh pembunuhan membuat aura pembunuhnya meningkat dan akhirnya Evindro mengubahnya menjadi Aura Tasawuf. Hasilnya aura naganya memiliki tekanan yang jauh lebih hebat dari sebelumnya.
Berkat peningkatan Aura Tasawuf, Evindro jadi lebih mudah menemukan tempat beristirahat serta berlatih karena ketika dia melepaskan aura tersebut, siluman-siluman tingkat rendah tidak akan berani mendekati dirinya.
Hal itu tidak membuat Evindro arogan, dia sadar selama ini masih berada di bagian Hutan Kematian yang tidak banyak siluman berbahaya. Beberapa kali Evindro masuk terlalu dalam dan dia bertemu dengan siluman yang jauh lebih kuat dari Serigala Daun yang memiliki kemampuan setara Pendekar Raja itu.
Evindro bahkan hampir membangunkan siluman harimau yang memiliki kemampuan setara dengan Pendekar Suci, untunglah dia cepat menyadari dan berhasil lolos.
Sebenarnya Evindro sudah lama berniat kembali ke tempat tinggal Nacha namun dia tidak berhasil menemukan lokasi tersebut. Hutan Kematian terlalu luas dan setelah menjelajahinya sendiri, Evindro menjadi kagum pada Nacha yang mampu menghapal jalan menuju lokasi-lokasi yang ada.
Tanpa Evindro sadari, sekitar dua ratus meter dari tempatnya duduk, ada seseorang berambut putih keperakan sedang berdiri di atas pohon memperhatikannya sambil tersenyum.
Sejak hari pertama Evindro memasuki Hutan Kematian, Nacha mengawasinya dari jauh. Terlepas dari beberapa situasi berbahaya yang Evindro hadapi, Nacha memilih untuk tidak terlibat.
"Evindro sungguh luar biasa, dia baru tinggal di Hutan Kematian selama empat bulan tetapi sudah berubah dari seperti kelinci menjadi seekor serigala..." Nacha tertawa kecil.
Nacha akui, awalnya dia hanya merasa terhibur melihat aksi Evindro selama beberapa hari pertama namun seiring berjalannya waktu, pengalaman Evindro menjadi semakin menarik sampai akhirnya membuat Nacha merasa kagum terhadap perkembangannya.
Saat Evindro menggunakan Seni Naga dalam menghadapi para siluman, Nacha menjadi tertarik sekaligus penasaran karena menurutnya ilmu yang Evindro gunakan sungguh tidak biasa.
"Hem? Singa Tanduk Ungu mendekat ke arah sini?" Nacha mengerutkan dahinya dan melihat ke satu arah.
Nacha mampu mendeteksi sekitarnya dalam radius sekitar sepuluh kilometer, biasanya ketika ada siluman pada tingkat tertentu seperti Singa Tanduk Ungu ini, Nacha akan bergerak sebab dengan kemampuan Evindro sekarang, dia tidak akan mampu menghindar kalau sampai bertemu siluman setingkat itu.
"Makhluk itu cukup merepotkan, dia tidak akan pergi tanpa pertarungan... Lebih mudah memindahkan Evindro daripada menghadapinya." Nacha menghela nafas.
Tanpa basa basi lebih jauh, Nacha meninggalkan pohon dan dalam hitungan detik tiba-tiba muncul di belakang Evindro.
Evindro baru menyadari keberadaannya ketika Nacha menarik kerah jubahnya.
"Senior Nacha?!" Evindro sungguh terkejut, Nacha sama sekali tidak terdeteksi olehnya padahal dia selalu waspada.
"Evindro, jangan melawan, aku akan jelaskan nanti."
Nacha bergerak dengan sangat cepat, Evindro bisa merasakan tekanan udara menghantam tubuhnya.
'Sensasi ini... Aku sudah hampir lupa...' Evindro merasa beruntung karena sempat mengambil nafas sebelum Nacha bergerak, kalau dia masih kehilangan kesadaran setelah meningkatkan kemampuannya seperti ini rasanya akan sangat memalukan sekali bagi Evindro.
Nacha tidak berhenti bergerak sampai keduanya tiba di rumah yang sudah lama mereka tinggalkan.
"Ah... Akhirnya... Tempat ini masih sama dengan ingatanku..."
Evindro menarik nafas dalam-dalam, bisa dibilang untuk sekarang, tempat inilah yang bisa disebutnya sebagai rumah atau tempat dia kembali.
"Evindro, kau telah mengalami kemajuan pesat. Bagaimana jika kita merayakannya dengan makan-makan?" Nacha mengayunkan tangannya dan mengeluarkan beberapa jasad siluman.
Evindro tersenyum canggung, tidak ada yang bisa dia lakukan selain mengangguk dan mulai memasak daging-daging tersebut.
Nacha tidak bertanya tentang pengalaman Evindro selama di Hutan Kematian, sebaliknya Evindro juga memilih diam. Kemunculan tiba-tiba Nacha membuat Evindro menebak bahwa selama ini pria berwajah cantik itu selalu berada di sekitarnya tanpa dia sadari.
Selain itu Evindro tidak bertanya lebih jauh alasan Nacha tiba-tiba muncul dan membawanya kembali. Dia merasa Nacha pasti memiliki alasan bagus untuk melakukannya.
Evindro merasa bahagia karena bisa kembali ke tempat ini, setelah memasak untuk Nacha, dia kembali ke rumahnya dan berbaring sambil meluruskan badan.
"Ah... Inilah surga..."
Malam itu Evindro tidur begitu nyenyak, karena sudah lama dia tidak tidur dengan tenang seperti itu. Pada akhirnya dia tidur selama dua hari penuh akibat kelelahan mental yang selama ini ditahan olehnya.
Nacha membiarkan Evindro istirahat dengan tenang, dia mengetahui semua yang telah dilalui pemuda itu sehingga merasa maklum.
Evindro tidak sadar bahwa dirinya telah tidur selama dua hari ketika bangun, dia merasa tubuhnya begitu segar dan bugar. Konsentrasinya meningkat tajam dan pikirannya menjadi jernih.
"Evindro, kau sudah mendapatkan cukup banyak pengalaman di Hutan Kematian, kemajuanmu tidak akan secepat sebelumnya kecuali kau memasuki wilayah yang lebih berbahaya namun dengan kemampuanmu, kau tidak akan selamat." Nacha menyarankan Evindro meningkatkan kemampuannya menggunakan sumber daya sebelum kembali ke Hutan Kematian.
Selama kurang lebih dua bulan berikutnya, Evindro menggunakan sumber daya yang dia dapatkan dari penelusurannya seorang diri di Hutan Kematian untuk meningkatkan kualitas tulang, mengubah aura pembunuhnya menjadi Aura Tasawuf serta membuka lebih banyak meridian kecil.