NovelToon NovelToon
Bayaran Untuk Mafia Kejam

Bayaran Untuk Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Paksa / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:39.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: BEEXY

“Aku bukan barang yang bisa diperjualbelikan.” —Zea

Zea Callista kehilangan orangtuanya dalam sebuah pembantaian brutal yang mengubah hidupnya selamanya. Diasuh oleh paman dan bibinya yang kejam, ia diperlakukan layaknya pembantu dan diperlakukan dengan penuh hinaan oleh sepupunya, Celine. Harapannya untuk kebebasan pupus ketika keluarganya yang serakah menjualnya kepada seorang mafia sebagai bayaran hutang.

Namun, sosok yang selama ini dikira pria tua berbadan buncit ternyata adalah Giovanni Alteza—seorang CEO muda yang kaya raya, berkarisma, dan tanpa ampun. Dunia mengaguminya sebagai pengusaha sukses, tetapi di balik layar, ia adalah pemimpin organisasi mafia paling berbahaya.

“Kau milikku, Zea. Selamanya milikku, dan kau harus menandatangani surat pernikahan kita, tanpa penolakan,”ucap Gio dengan suara serak, sedikit terengah-engah setelah berhasil membuat Zea tercengang dengan ciuman panas yang diberikan lelaki itu.

Apa yang akan dilakukan Zea selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BEEXY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 - Kecurigaan

"Lalu bagaimana dengan Giovanni sekarang? Apa yang akan dia lakukan?" Zea bertanya-tanya sedangkan ekspresi Federico terlihat lelah.

"Beliau akan segera kembali dan bersiap berangkat untuk menangani masalah tersebut."

"Secepat itu?"

"Mungkin hanya akan menginap di mansion ini semalam untuk mempersiapkan diri."

Zea mengangguk-angguk. Dalam hatinya masih merasa turut bersedih dengan korban-korban ledakan tersebut. Perasaan kehilangan orang terkasih ;kedua orangtuanya, membuat Zea merasakan perasaan empati yang sama.

"Tidak perlu khawatir tentang apapun. Kematian mereka bukan urusanmu,"tegas Federico.

"Seperti biasanya kau bicara sangat santai tentang itu. Atau memang bagian mafia seperti kalian semua sudah terbiasa dengan itu? Membicarakan kematian manusia seperti kematian tikus."

"Seperti itulah kenyataannya, terima saja."

\=\=\=

Giovanni merasakan ada yang tidak beres dengan ledakan itu. Setelah memberi perintah pada bawahannya untuk mencaritahu, dia menyerahkan urusan perusahaan pada Asher untuk sementara waktu.

"Berikan aku laporan seperti biasanya. Kirim nanti malam, aku akan menunggu." Giovanni memberikan beberapa tumpukan dokumen untuk Asher. "Jika ada sesuatu hubungi aku, namun, aku percaya, kau bisa mengatasinya dengan baik."

Giovanni mengambil mantelnya dan bersiap pulang ke mansion. Dia mungkin bisa saja langsung berangkat ke lokasi ledakan, tapi perasaannya mengatakan ingin menemui Zea terlebih dahulu.

Tiba-tiba dia merindukan sosok cerewet yang selalu banyak bertanya itu; Zea. Bahkan wajah manis gadis itu dengan lesung pipi di sisi kanan terukir jelas di pikiran Giovanni.

\=\=\=

Sesampainya di Mansion. Saat Zea melihat para Bodyguard keluar yang merupakan tanda kepulangan Giovanni, gadis itu lantas beranjak dari sofa. "Dia kembali."

Giovanni masuk dengan wajah dinginnya seperti biasa, memberikan mantel pada Federico yang telah berada di sisi kiri. "Bagaimana kondisi mansion?"

"Baik, Tuan Alteza. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan kecuali Nona Zea yang berhalusinasi,"jelas Federico.

"Berhalusinasi? Tentang apa?"

"Tentang bodyguard yang mengajaknya bicara." Federico melirik Zea—menatap dengan ujung matanya, menyindir tajam.

Zea sontak melotot, kedua tangan berkacak pinggang, menatap Giovanni. "Dia benar-benar bicara padaku!"

Gadis itu segera berjalan mendekati Giovanni, mengukuhkan langkahnya yang tegas, "sekarang aku akan bertanya langsung saja padamu, apa benar kau telah mengizinkan bodyguard mu itu untuk bicara padaku? Seharusnya iya, benar kan? Iya?" Tatapan gadis itu terkunci pada sosok tegap di depannya—Giovanni.

"Aku tidak pernah mengizinkan para bodyguard itu bicara pada siapapun selain denganku." Ucapan Giovanni seketika menciptakan senyum kecil kemenangan Federico sementara Zea tercengang.

"Kau serius dengan itu? Kau tidak bohong hanya untuk membela pelayan mu itu kan?" Kedua alis Zea menukik ke bawah, jelas dia tidak berhalusinasi.

Tapi, Giovanni malah menepuk pucuk kepala Zea. "Aku serius." Wajahnya mendekati gadis itu dengan tatapan menyapu wajah Zea yang kesal. "Aku sedang lelah dan kemungkinan akan melakukan perjalanan panjang, kau harus bisa berdamai dengan Federico. Dia akan menjagamu selama aku tidak ada."

"Berdamai? Aku tidak ada masalah apapun dengannya, hanya saja ... Federico sering mengatakan hal-hal menjengkelkan!" Zea melirik tajam Federico.

Giovanni menggelengkan kepalanya. Gadis di depannya memang selalu banyak bicara seperti biasanya. Seakan membangun kehebohan sendiri di tengah suram dan sepi nya suasana Mansion.

Setelah itu Giovanni menjauhkan wajahnya dari Zea, tanpa berkata apa-apa lagi dia bicara pergi, memunggungi Zea.

"Sebentar, Giovanni!" Gadis itu berbalik dan mengejar Giovanni.

Mensejajarkan irama langkahnya dengan lelaki itu. "Aku mendengar berita tentang ledakan itu."

"Hm." Giovanni menjawab dengan masih fokus ke depan.

"Aku merasa ikut berduka untuk para pekerjamu yang meninggal dunia."

Giovanni mengangguk. "Aku akan menyampaikannya setelah sampai di lokasi."

"Begini, kau akan memberikan keluarga mereka yang ditinggalkan sebuah kompensasi untuk hidup kan? Aku hanya merasa dapat merasakan penderitaan mereka setelah ditinggalkan. Sama seperti saat aku kehilangan kedua orang tuaku, rasanya menyedihkan,"ucap Zea dengan raut wajahnya yang ditekuk ke bawah, desiran menyesakkan dalam dadanya terasa berat.

Giovanni ternyata menyadari perubahan ekspresi dan nada bicara Zea. Dia melirik dengan ekor matanya, Mendadak dia juga seperti merasakan hal yang sama dengan gadis itu. "Kau tenang saja, aku tau apa yang harus aku lakukan."

Zea lega, senyumannya terpampang setelah mendengarkan itu dari Giovanni. "Terimakasih, semoga kau juga baik-baik saja dalam perjalananmu besok."

Giovanni mengangguk.

Zea bicara lagi, "ah, satu lagi. Aku sungguh minta maaf soal taman ... kau belum mengatakan apapun padaku sejak malam itu."

"Aku harus mengatakan apa?"

"Sesuatu, mungkin kau bisa menerima permintaan maafku?" Zea tersenyum manis.

Sedangkan Giovanni menghela nafas pasrah, "Baiklah." mau bagaimana lagi, dia tidak bisa menolak senyuman manis itu.

Terlebih setelah mendapatkan ucapan itu, senyuman Zea makin merekah. "Aku mengerti kok, aku tidak berhak tau apa-apa tentang taman itu, aku juga tidak akan bertanya-tanya lagi padamu. Aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Hm." Desiran aneh menjuntai di dada Giovanni, mengirimkan sentakan lain yang tak pernah ia alami sebelumnya.

Zea memberinya sebuah perasaan hangat, seolah sekumpulan bunga tengah merekah di dada pria itu.

"Tapi, aku ingin memberitahu sesuatu,"ucap Zea.

Dia ingin mengatakan tentang hal aneh yang dia lihat di taman kala itu. Walaupun sebenarnya Zea tidak yakin.

Giovanni melirik Zea yang terlihat bingung. "Memberitahu apa?"

"Tentang taman itu ... aku melihat sebuah pergerakan yang aneh di sana."

Perkataan itu sontak menarik atensi Giovanni pada hal lain. "Kau mendekati taman itu?"

"Tidak, aku hanya melihat dari luar. .. aku melihat sesuatu bergerak.. aku tidak begitu yakin tapi .. itu mencurigakan." Zea berucap dengan gagap, dia berusaha menahan rasa takutnya karena membicarakan ini.

Namun, Giovanni masih diam untuk beberapa saat, hingga mulutnya terbuka. "Jika kau saja tidak yakin, maka tidak ada lagi yang perlu dibahas."

Zea membeku. Pernyataan tegas Giovanni sontak mengembalikannya ke dunia nyata bahwa dia tidak bisa asal bicara saja pada pria di depannya tanpa bukti, karena itu hanya akan sia-sia dan terbukti sudah.

Zea tidak punya hak untuk bicara sesuatu yang tidak berguna adalah fakta. Mungkin sekarang Zea benar-benar harus menerimanya seperti yang dikatakan oleh Federico.

\=\=\=

Hari itu pun berlalu hingga malam tiba, Giovanni membuka laptopnya untuk mengerjakan beberapa laporan yang diberikan oleh Asher serta laporan orang-orang suruhannya untuk menyelidiki kejadian ledakan di NeroSteel.

"Kau tidak tidur?" Zea terbangun, cahaya laptop Giovanni cukup menusuk matanya.

"Belum. Ada beberapa hal yang harus kuurus."

"Kenapa kau tidak langsung berangkat saja hari ini ke tempat kejadian?"

"Aku harus memastikan tempat itu aman untukku." Giovanni tidak mengalihkan pandangannya dari laptop. "Juga, ada beberapa keanehan di sana. Aku harus menyelidikinya."

Zea tertegun. "Keanehan? Keanehan seperti apa?"

"Seseorang sengaja meledakkannya,"ucap Giovanni dengan santai, seolah ledakan itu hanyalah hal biasa untuknya.

Sementara Zea sudah terbelalak. "Sengaja? Siapa yang berani melakukan itu?" Raut wajahnya terlihat marah.

"Aku belum tau."

"Musuhmu?"

"Mungkin saja."

"William?" Satu-satunya musuh Giovanni yang Zea tau hanyalah William, maka dari itu dia menyebutnya.

"Belum terbukti. Musuhku tidak hanya William."

"Oh ya? Huh, sulit dong mencari siapa pelakunya sedangkan kau saja punya banyak musuh."

"Tidurlah lagi, aku akan pindah ke bawah."

"Tidak perlu, aku aku tidak apa-apa. Kau di sini saja mengerjakan apa itu ... entahlah. " Zea turun dari kasur. "Aku ingin ke toilet dulu."

Giovanni mengangguk tanpa bicara. Langkah Zea pun berayun, sandal kain berwarna kuning bergesekan dengan lantai marmer yang mewah. Daripada pergi ke toilet yang ada di kamar, gadis itu memilih turun ke bawah untuk ke toilet utama Mansion.

Setelah selesai menunaikan panggilan alam, Zea keluar dari kamar mandi besar itu. Namun, saat langkahnya hendak kembali naik ke tangga. Tiba-tiba Zea mendengar seseorang berbicara. Sebuah suara yang terasa familiar.

Ya, suara itu merupakan suara sang bodyguard yang pagi tadi menegurnya.

1
Desi Nurfiana
ceritanya bagus
Gelatik Menggelitik
Bikin greget 😤💓
LiliNini
PLEASE GUE MAKIN GA SABAR BUAT DATENG KE KONDANGAN INI 😭😭
LiliNini
semoga keluarganya Gio beneran baik ya sama Zea 😔
LiliNini
GA BISA GA SALTING INI MAH 😭😭😭 KAKKK BEE AYOK CEPET KITA KONDANGAN 😎
mentariyoomi
restu ditangan❤️🔥
mentariyoomi
woooow
mentariyoomi
kebayang bgt ini era jeno black on black yg jas nya pake bros di dada ga siih
mentariyoomi
semoga perkenalannya lancar & kamu diterima dng terbuka yaaaa/Applaud/
mentariyoomi
bukan sedeng, sedaaang/Cry/ sedeng mah gilak/Joyful/
mentariyoomi
rosa mood booster gue bangeeet/Applaud/
mentariyoomi
roma, tolong jaga kebahagiaan mereka selamanya yaa, alias woy author ehehe tolong beri mereka happy ending yaaaw☺️🫶🏻 (berbicara dengan nada lembut)
BEEXY: HAHAHAHA hehehehehehe 😆😆 mari kita lihat saja ehe
total 1 replies
mentariyoomi
AAAAAAAAAK TOLONG GUA SALTING MELTING😆🩷
BEEXY: tahan tahan, tenang tenang uhuy🤭🤭
total 1 replies
mentariyoomi
asliii kek bukan gio. gio yg biasa keras tinggu dingin tak tersentuh hari ini kek hangat sekali🩷🫶🏻
mentariyoomi
tersaji ga siih tertera mah tulisan🤣🫰🏻
BEEXY: lah iya ya, nanti aku revisi😭😭😭
total 1 replies
mentariyoomi
cieee nyonya alteza😎🫵🏻❤️
BEEXY: yuhuu cie
total 1 replies
mentariyoomi
keras amat whisky, wine ga sih biasanya😅 maaf kalo sotoy🙇🏼‍♀️🙏🏻
BEEXY: wkwkw iya ya😭tadi kepikiran wine yang ketulis whisky. mari revisi
total 1 replies
mentariyoomi
asiik aku dipersilahkan duduk sama gio (halu)😋
BEEXY: halu aja dulu😆🤭
total 1 replies
mentariyoomi
pasti cantik banget, kebayang giselle pake dress biru yg buat majalah itu😍
mentariyoomi
tolong jaga senyuman berharga zea itu🥹🫶🏻✨️
BEEXY: jaga ya mas gio🥰🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!