Balas Dendam Wanita Yang Teraniaya

"Sekarang apa yang harus aku lakukan? Jika aku serahkan foto ini takutnya Nadia akan terluka? Tapi jika aku tidak segera memberitahunya takutnya dia akan semakin terluka lebih lama, apa yang harus aku lakukan?"

Kegundahan menyelimuti Wanita yang masih duduk termenung disisi ranjang, sambil menggenggam dua foto ia masih bingung antara memberitahu atau tidak.

"Apa maksudmu aku akan tambah terluka?"sontak Anaya bangkit, ia terkejut datangnya Nadia yang sekejap masuk tanpa mengetuk pintu.

"Nadia? Sejak kapan kamu ada disana?"

"Aku cukup lama, cukup lama mendengar semua kegundahan yang kamu alami, ada apa? Apa sesuatu telah terjadi?"

Lalu lirikan Nadia berpaling dari foto yang digenggam Anaya, sebuah foto yang amat membuatnya penasaran tak sabaran dia ingin tau apa isi didalamnya.

"Itu foto apa? Bisa tunjukkan padaku?"tanya Nadia yang memintanya langsung.

"Tidak! I ..ini hanya foto biasa kamu tidak perlu tau."

"Tidak! Aku tau gelagat kamu yang lagi ketakutan sama tidak itu sangat beda jelas Nay, sekarang aku melihat kamu memang terlihat gundah, katakan saja tidak perlu ada yang mesti disembunyikan."

"Tapi ini akan sangat menyakiti hati kamu Nad? A ...aku sebagai sahabat tidak mau membuatmu terluka,"ujar Anaya berusaha menolak.

"Nay, jika kamu tidak memberitahuku yang ada aku tambah diselimuti rasa penasaran? Katakan aku siap melihat dan siap menerima segala resikonya janganlah takut!"

"Tapi kamu janji setelah aku memberitahumu kamu tidak akan marah bahkan bersedih? Kamu harus janji tidak akan pernah menangis biarpun hanya setetes, janji?"

"Baik aku janji tidak akan menangis."

"Baiklah."

Anaya mengulurkan dua lembar foto kepada Nadia, terlihat dari raut wajah Nadia ada kegugupan yang menyelimutinya.

Ada juga wajah kecemasan, namun diiringi rasa penasarannya, tapi seusai ia melihat dua lembaran itu, ekpresi Nadia seketika menciut.

"Ini apa maksudnya Reno sedang terbaring diatas ranjang? Dia pula terlihat tak mengenakan pakaian karena disekelilingnya banyak barang yang berhamburan seperti pakaiannya sendiri? Kamu dapat darimana foto ini?"tanya Nadia.

"Tadinya aku dan Pak Reno kan akan rapat, namun tiba-tiba dia membatalkan dengan alasan ada sesuatu penting yang tidak bisa ia tinggalkan. Sedangkan foto ini aku dapat dari salah satu temanku yang juga bekerja disana sebagai bagian resepsionis.

Dia kenal dengan Reno karena sebelumnya aku memberitahunya kalau aku tinggal dirumah sepasang suami-istri yang baik hati, sekalian aku memperlihatkan foto kalian kepadanya, dan tadi pagi dia memberitahuku kalau Pak Reno membawa seorang Wanita yang jelas itu bukan kamu, bahkan ...."

Ucapan Anaya yang tiba-tiba terhenti lantaran ia tak tega untuk mengatakannya, gelagatnya yang semakin aneh, sambil memainkan jari jemarinya Anaya ikut bingung untuk menjelaskannya atau tidak, tapi Wanita yang ada dihadapannya malah sebaliknya ketagihan dengan cerita yang diceritakan Anaya.

"Aku mohon lanjutkan penjelasan kamu,"titah Nadia memohon.

"Tapi ini akan sangat menyakitkan, kamu yakin akan tahan mendengarnya?"

"Iya! Insyaallah aku tahan, ayo lanjutkan."

"Temanku bilang kalau Pak Reno bukan hanya sekali atau dua kali ia membawa Wanita yang berbeda disetiap harinya. Bahkan sehari biasanya ia menyempatkan dua Wanita."

Mendengarnya Nadia seketika tubuhnya lemah dan hampir akan ambruk, namun untungnya Anaya sigap menangkap tubuh Wanita itu.

"Tidak! Ini pasti mimpi dan pastinya tidak benar kan? Suamiku yang selama ini selalu mengatakan dengan ucapan manis tidak mungkin kan main banyak Wanita disetiap harinya dengan Wanita yang berbeda-beda pula?"

"Aku tau ini akan sangat menyakitkan, tapi kamu tidak boleh lemah, aku sarankan kamu cari tau dulu, aku tidak menyuruh kamu untuk semudah ini percaya sama aku, tapi setidaknya dari cerita dan penjelasan aku, kamu bisa bertindak dan berjaga-jaga.

Saranku sambil menunggu banyaknya bukti yang kau dapat, jangan pernah mau kamu untuk diajak berhubungan suami-istri, sekarang jelas Reno sudah melakukan hubungan perselingkuhan melebihi batasnya, ini jika kamu abaikan kamulah yang akan menanggung penyesalan yang bertubi-tubi, ingat jangan pernah mau untuk diajak berhubungan suami-istri paham!"

"Iya! Aku paham dan sementara aku akan percaya jika penjelasan kamu benar, jujur kali ini aku bingung antara percaya atau tidak, tapi kali ini kamu yang memberitahuku dan jelas aku sangat percaya, sekali lagi terima kasih kamu selalu ada disampingku... Terima kasih, terima kasih."

Keduanya pun berpelukan, sama-sama saling menguatkan, namun siapa sangka dibalik obrolan mereka didalam kamar, ada seseorang yang menjadi penguntit. Bahkan mendengar langsung setiap inti awal hingga selesai pembicaraan mereka.

"Sebenarnya rencana apa yang dijalankan Wanita bernama Anaya itu? Dia pula ikut menjadi selingkuhan Reno, tapi kenapa pula malah dia orang pertama yang memberikan bukti perselingkuhan Reno?"

Kennan membatin, ternyata dialah orang yang menguping obrolan mereka, dia pula heran dengan maksud apa dan tujuan apa Anaya malah berpihak pada Nadia.

Tok

Tok

Keduanya pun mengakhiri pelukannya ketika mendengar ketukan.

"Maaf, bolehkah aku ijin mengajak Anaya? Ada sesuatu yang mau aku bicarakan padanya?"

"Baiklah, kamu ikutlah dengan Kakak aku tidak apa-apa,"

Anaya tak membalas, tapi langkahnya yang bergerak mengikuti perintah Kennan.

*****

"Ada apa?"

"Aku mendengar obrolan kalian didalam? Pertanyaan ku kenapa kamu malah berpihak pada Adikku? Kenapa pula kamu bela-belain jadi selingkuhan Reno jika pada akhirnya kamu sendiri yang menjadi orang pertama yang berani membongkar perselingkuhan Reno?"

"Untuk apa alasannya biarlah aku yang tau, yang jelas kali ini aku sama sekali tidak ada di pihak lain, aku hanya berada di pihakku sendiri, percaya ataupun tidak aku tidak peduli,"ungkap Anaya.

"Tapi jika sekiranya obrolan kalian ini didengar langsung oleh Nadia apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"

Kennan memutar rekaman suara ketika Anaya dan Reno yang juga bersama didalam kamar hotel waktu itu, ia sempat mengabadikannya karena Kennan tau rekaman ini bisa ia jadikan umpan untuk berbalik mengancam Anaya. Bahkan dihadapan Anaya langsung, Kennan memutarnya.

****

"Jadi kita baru saja melakukannya?" Anaya hanya mengangguk.

"Tapi kenapa aku tidak ingat apa-apa?"

"Jadi kamu meragukan nya? Apa kamu tidak lihat bekas cup4ng ini? Kamu masih mau menyangkal setelah semua yang sudah kamu lakukan?"

"Bukan! Bukan seperti itu, hanya saja aku sama sekali tidak ingat apapun ataupun merasakan apapun layaknya seusai berhubungan, ini mungkin pengaruh obat itu, maaf aku tidak bermaksud."

"Kenapa? Apa yang membuatmu menangis? Apa perlakukan aku tadi menyakiti kamu?"

"Tidak! Hanya saja aku takut jika sewaktu-waktu aku hamil kamu akan meninggalkan aku. Aku teringat dengan yang dialami Shinta, seusai ia dinyatakan hamil, kamu mengelak bahkan mencari pembelaan jika itu bukan anak kandung kamu, tapi sekarang? Jika seumpama itu terjadi padaku apakah kamu akan memperlakukan aku sama halnya kamu memperlakukan Shinta dengan cara seperti itu?"

"Sayang ...kamu bicara apa? Kamu dan Shinta jelas sangat berbeda, kamu menjadi selingkuhan ku juga karena kita sama-sama saling cinta, tanpa menaruh niat lain, tapi dia? Apakah kamu tau apa yang ia rencanakan dibalik semua itu?"

"Shinta bukanlah Wanita baik seperti yang kamu kira, dia aslinya licik! Menjadi selingkuhan ku juga karena niat awalnya untuk memoroti hartaku dan itu yang sangat aku tidak suka, tapi kamu jelas sangat berbeda."

"Jadi kamu benar tidak akan pernah meninggalkan aku jika nanti aku mengandung anak kamu?"

"Tidak! Dan tidak akan pernah."

"Baiklah aku cukup lega, kamu mandilah cepat Wanita akan lebih lama mandinya."

"Tidak mau barengan?"

****

"Jadi kamu sempat mengabaikan obrolanku dengan Reno waktu itu?"tanya Anaya sambil menggelengkan kepalanya, ia mendengar suaranya sendiri, bahkan pintarnya Kennan mengatur merekamnya waktu pada pembicaraan yang lebih lntlm.

"Iya! Biarpun posisiku sedang bersembunyi didalam almari, akan sangat mudah bagiku jika hanya sekedar merekam suara kalian, dan terbukti kan?"ujar Kennan yang terlalu pede.

"Lalu apa maumu? Apa kamu ingin mendapatkan ciuman atau kamu menginginkan kita tidur bersama dengan begitu kau akan hapus rekaman itu?"

"Tidak! Bagiku sekedar ciuman bahkan tidur sekali itu hal yang biasa, tapi ...."

"Tapi, apa?"

"Bersedia lah menjadi sekretaris ku jika tidak ingin rekaman ini akan jatuh ke tangan Nadia."

"Ternyata kau juga sangat licik, ya?"

"Semua akan aku lakukan asal aku bisa bersamamu, tak termasuk hanya dengan cara mengancam, jadi gimana? Setujukah?"

"Baik, aku setuju."

"Tapi kamu lupa dengan siapa kau berhadapan, sekarang aku mengatakan setuju, tapi lihatlah nanti malam kamu akan tau apa yang akan aku lakukan terhadapmu ...."batin Anaya.

"Aku bukanlah Lelaki bodoh yang tidak bisa menebak jika hanya dilihat dari gelagat, aku jelas paham kamu memiliki rencana lain terhadapku, tapi aku sudah siap dengan pertunjukan kamu,"batin Kennan yang ternyata juga memiliki rencana lain.

BERSAMBUNG