kisah seorang gadis yatim piatu yang memperjuangkan panti dari orang yang ingin mengambil tempat tinggal anak - anak panti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Momen Romantis
Giesel berjalan memasuki ruang kelas Airin bersama kedua temanya disaat jam istirahat. Dia sudah tidak sabar ingin melabrak, yang menurutnya Airin adalah cewek kecentilan dan kegatelan bila bersama Shaka
Dia berdiri didepan Airin setelah sampai dengan melipat tangan didada menatap dengan tajam. Airin yang sedang merapikan bukunya berhenti melihat Giesel tiba - tiba datang dihadapannya, tumben.
"Hai Giesel" sapa Airin tapi Giesel tidak jawab sapaan Airin.
"Gue nggak mau basa - basi sama lo" kata Giesel, Airin kembali pada bukunya lalu dia memasukan kedalam tas.
"Shaka boleh jadi bodyguard lo, walau dia jadi pengawal lo, lo jangan ngimpi deh bisa mendapatkannya karena dia milik gue" lanjutnya lagi.
"Oo..." Airin hanya ber o saja, dia tau pasti Giesel datang kemari hanya untuk memberitahu itu. Giesel kesal dengan reaksi Airin hanya biasa saja, lalu Airin berdiri.
"Hanya itu saja?" tanyanya.
"Lo..." Giesel nunjuk Airin dengan telunjuknya.
"Eh apaan sih? Kalian nggak jelas deh" kata Tasya.
"Jangan ikut campur lo" ucap Amel pada Tasya.
"Udah itu aja kan? Sya kekantin yuk, aku laper nih" ajak Airin dia tidak mengidahkan gengnya Giesel. Tapi baru Airin melangkah kakinya dicekal kaki Giesel otomatis Airin tersungkur.
"Aw" Airin kesakitan karena lututnya lecet.
"Airin" teriak Tasya, dia langsung menolong temanya itu. "Kamu nggak apa - apa Ai?" tanya Tasya khawatir.
"Iya, aku tidak apa - apa" jawab Airin, Giesel menatap Airin dengan sinis. Dalam hati rasain lo.
"Nona" Shaka melihat nonanya yang duduk dibawah langsung mendatangi nonanya. Dia melihat Giesel berdiri dengan melipat tangan didada.
"Apa yang terjadi nona?" tanyanya melihat lutut Airin yang lecet.
"Ah tidak apa - apa aku hanya kesandung saja" bohong Airin. Tanpa pikir panjang Airin langsung digendong ala bridal style.
"A a apa yang kamu lakukan?" Airin terkejut. Tapi reflek tangannya merangkul leher Shaka. Sama halnya Giesel juga terkejut apa yang dilakukan Shaka pada Airin.
"Luka nona harus segera diobati" kata Shaka beranjak meninggalkan tempat kejadian.
"Tapi..." Shaka tidak memperdulikan dia tetap berjalan.
Sebelum mereka menghilang dibalik pintu, Airin menoleh kebelakang dia tersenyum karena kemenangannya lalu menjulurkan lidahnya ke Giesel, Giesel mengepalkan tanganya karena kesal.
Sedangkan Tasya memberi jempol kebawah kepada Giesel dan kedua temanya tanda mengejek, lalu berlari menyusul Airin.
"Ai tunggu" teriak Tasya lalu menghilang.
"Sialan tu anak kampung" maki Giesel.
Satu sekolahan heboh melihat pemandangan yang tidak biasa, semua terkejut mulut mereka terbuka lebar. Sebenarnya Airin malu digendong begitu, dilihat banyak orang. Sedangkan Shaka cuek saja dia masih berjalan dengan santai menuju ruang UKS.
Tapi Airin tidak akan melewatkan momen romantisnya bersama laki - laki yang selalu membuatnya terkesima. Dia melihat wajah Shaka dari bawah benar - benar seperti seorang pangeran menyelamatkannya dari musuh yaitu mak lampir.
Karena terlalu fokus menatap wajah tampan bodyguardnya, dia sampai tidak sadar kalau sudah sampai diruang UKS. Airin didudukan dikursi tapi tangannya yang masih mengalungkan dileher Shaka belum dia lepas
"Nona" panggil Shaka.
"Mmm" Airin tersadar, lalu melepaskan tangannya.
Padahal hanya lecet sedikit saja, Airin masih bisa berjalan sendiri, Shaka memperlakukannya sampai begitu, lebay. Apa lagi kalau parah pasti sangat khawatir.
*
Kita ke Erlangga dulu, saat ini dia sedang menuju kembali kekantor, setelah selesai dari pertemuannya dengan rekan bisnisnya disebuah restoran ternama, bersama seketarisnya Syantika. Biasanya Rendi sang asisten yang selalu menemani bos dalam acara pertemuan, tapi kali ini dia tidak ikut, dia harus menyelesaikan pekerjaannya.
Syantika sangat senang bercampur deg degan bisa duduk berdua dijok belakang bersama bos tampannya. Dia sangat mengagumi Erlangga, dia baru tau bosnya benar - benar luar biasa dalam pertemuan tadi, banyak yang mengaguminya bukan cuma ketampanannya saja melainkan kecerdasannya, Erlangga benar - benar sempurna dimatanya. Sedangkan Erlangga biasa saja dia fokus pada ponselnya.
Tidak ada pembicaraan diantara mereka didalam mobil, sopir pun fokus kedepan, hanya terdengar suara deru mobil yang halus.
Tiba - tiba sopir membanting setirnya kesamping. Otomatis para penumpang limbung kesamping, reflek tangan Erlangga menangkap tubuh Syantika kedalam pelukannya. Mereka saling tatap durasi yang cukup lama "Cantik" batin Erlangga, dia tidak pernah menatap seorang wanita sedekat ini.
"Maaf tuan, apakah tuan baik - baik saja?" tanya sopir setelah menepikan mobilnya.
Suara sopir membuyarkan mereka, lalu mereka menjauh. Erlangga berdehem untuk menetralisasikan suasana.
"Iya. Apa yang terjadi?" tanya Erlangga.
"Maaf tuan, tadi tiba - tiba ada seekor kucing lewat" jawab sang sopir.
"Apa kucing itu kamu tabrak?" tanya Erlangga lagi.
"Tidak tuan, kucing itu sudah kabur" lalu Erlangga melihat seketarisnya.
"Bagaimana denganmu?" tanyanya, Syantika senang sekali bosnya menghawatirkannya.
"Mmm saya tidak apa - apa tuan" jawab Syantika.
Tok.
Tok.
Tok.
Kaca jendela mobil diketuk seseorang, Erlangga tau siapa yang mengetuk kaca mobilnya, bisa terlihat melalui kaca Shaka berdiri diluar.
"Apa yang terjadi?" tanya Shaka, setelah Erlangga keluar dari mobil.
Disaat mobil Erlangga dengan tiba - tiba membanting setir kesamping tadi Shaka melihatnya karena ternyata dari tadi mobil Shaka ada dibelakang mobil Erlangga.
"Kakak baik - baik saja kan?" tanya Airin, dia juga turun dari mobil dia sangat menghawatirkan kakak pertamanya.
"Tidak apa - apa kakak baik saja. Tadi tiba - tiba ada kucing lewat, tenang saja" jawab Erlangga, semua benafas lega ternyata hanya seekor kucing. Syantika ikut turun dari mobil.
"Kenapa dengan lututmu?" tanya Erlangga yang melihat lutut adiknya ditutupi dengan kasa.
"Oh ini, tadi jatuh tapi tidak apa - apa kok" jawab Airin, dia tidak cerita yang sebenarnya.
"Hati - hati dong" saran Erlangga, Airin mengangguk lalu dia melihat seorang wanita cantik berdiri dekat pintu mobil, Syantika menganggukan kepalanya tanda menyapa adik dari bosnya.
"Hai kak, siapa kakak cantik ini?" tanya Airin.
"Hai nona, saya Syantika seketaris tuan Erlangga, nona ini, nona Airin ya?" Airin mengangguk. " Ternyata nona Airin sangat cantik ya" puji Syantika.
"Kakak juga cantik, seperti namanya Syantika" kata Airin, Syantika tersenyum.
"Ya sudah kakak mau kembali kekantor" kata Erlangga, Airin mengangguk sebelum Erlangga masuk kedalam mobil dia mengusap kepala adiknya dulu.
Saat Erlangga baru akan masuk kedalam mobil Airin memanggil.
"Kak" Airin berbisik pada sang kakak.
"Kak Syantika beneran cantik loh" dengan segera Airin lari masuk kedalam mobilnya.
Dahi Erlangga mengkerut, apa maksudnya pikirnya, ada - ada saja, lalu mereka sama - sama meninggalkan tempat itu.
Mobil yang dikendarai Shaka dan Airin, berhenti didepan rumah besar Agantara. Airin turun dari mobil pintu yang dibukakan oleh Shaka. Sebelum Airin masuk kedalam rumah dia bicara terlebih dahulu.
"Terimakasih, tadi sudah membawaku keruang UKS" ucap Airin sambil tersenyum manis.
"Iya nona, itu adalah tugasku" balas Shaka. Airin sedikit kecewa dengan kata dari Shaka, ternyata Shaka melakukan itu hanya karena pekerjaan. Lalu dia beranjak pergi meninggalkan Shaka masih berdiri didekat mobil, Airin berjalan memasuki rumah dengan hati sedih.