Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.
berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....
mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.
dapat kah Gladys mewujudkan nya ?
Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?
ikuti kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
makan malam
"tadi di kamar, disuruh keluar buat temanin. Sekarang di suruh masuk kamar lagi. gimana sih ?" gerutu regi.
"makanya kamu diam. aku mau ngomong serius sama Gladys dulu. bisa gak sih kamu jangan nyebelin tuh sehari aja ?"
"gak bisa, nanti kamu rindu. Aku khawatir kalau sampai begitu."
Gladys , lagi-lagi hanya bisa pasrah mendengar kedua makhluk tuhan ini memperdebatkan sesuatu yang tidak bermutu sama sekali.
"jadi bagaimana rencana mu ?" tanya qilah pada Gladys .
"sepertinya benar kata mu, aku harus tegas kali ini. Agar dia gak datang dan pergi sesuka hati nya. Buat aku bingung. " komentar Gladys .
"tapi kamu gak benar-benar naksir dengan dia kan ?"
"sejauh ini sih, sepertinya belum. Dengan kesadaran penuh, aku masih bisa mengontrol hati, jiwa dan raga ku. Jadi tidak perlu terlalu khawatir."
Gladys meyakinkan qilah bahwa dia pasti bisa menangani ini sendiri, dia hanya akan bertanya soal apa sebenarnya yang di inginkan bima dari nya. Agar dia tidak lagi salah faham dengan sikap bima terhadap nya.
Malam pun tiba, Gladys sudah menunggu di meja . Sementara bima mengantri untuk menu yang mereka pesan malam itu. Tanpa berkedip Gladys memperhatikannya setiap gerak gerik bima. Walau dia tampak tenang, namun entah bagaimana Gladys seperti tahu jika bima menyembunyikan sesuatu yang entah apa. Dia merasa ada beberapa gerakan tubuhnya yang tidak biasa. Terutama di bagian kepala. Wajah nya seperti benar-benar tak ingin terlalu terekspose.
Tak berselang lama, bima datang dengan sebuah nampan yang berisi makan malam mereka.
"jika kamu tidak nyaman berbicara dan bertemu di tempat umum seperti ini. Seharusnya tidak usah terlalu memaksakan diri." kata Gladys setelah menyeruput minuman nya.
"apa begitu jelas ?"
"sedikit."
"kamu memang jeli. Sepertinya aku tidak akan ragu lagi sekarang. Kamu memang lah dia yang ku cari selama ini."
"memang nya bagaimana dia ? Coba ceritakan sedikit "
"apa kamu masih merasa, tidak pernah mengenal ku di masa lalu ?"
"entah lah. Aku tidak yakin. Memori ku akan masa lalu sudah banyak yang ke reset otomatis . "
"kalau kamu tidak ingat, bagaimana kalau kita buat lagi kenangan nya mulai sekarang ?"
Sambil menikmati makanan nya,Gladys juga menanggal semua ucapan bima dengan baik. Tidak seperti biasanya, yang hanya memilih diam. Atau bahkan tiba-tiba meledak karena benar-benar di buat kessal.
"sebenarnya,aku tidak cukup tertarik dengan mu. Maaf jika aku terkesan sombong. Tapi aku kesini bukan untuk buang-buang waktu seperti itu "
"jika kita saling mengenal dan bisa lebih dekat itu bagi mu buang-buang waktu yah ?"
"di usia kita ini, bukan lagi waktu nya untuk seperti itu. Maksud kamu dengan membuat kenangan baru itu. Kita akan melalui fase PDKT. Kemudian jika merasa saling cocok lalu kita akan mulai berpacaran. Mungkin tiga bulan pertama akan sangat romantis seperti nya. Tapi jika kita tiba-tiba tidak merasa cocok lagi. Lalu akan putus hubungan seperti anak puber. Begitu kah ?"
Bima tersenyum kecil, baru kali ini dia mendengar penjelasan perempuan yang sedikit terdengar menggelitik. Sungguh lucu,Gladys berkesimpulan seperti itu.
"sepertinya tidak. Sebab aku sudah mengenal mu. Hanya kamu yang sepertinya perlu sedikit lebih membuka diri untuk menerima diri ku."
"sebenarnya apa yang kamu inginkan dari ku ? Kamu suka tiba-tiba datang, dan tiba-tiba hilang. Membuat ku sedikit salah faham tentang diri mu. Aku selalu menyadarkan diri ku, bahwa mungkin kamu seperti ini ke semua perempuan yang kamu temui. ....."
"tidak. Aku begini hanya pada mu." ucap nya dengan cepat memotong ucapan Gladys . Berharap wanita itu berhenti terus berspekulasi yang tidak-tidak tentang nya.
"benar kah ?"
Bima mengangguk dengan yakin. Sambil menarik sehelai tisyu di hadapannya. Lalu sedikit mendekatkan tubuh nya ke arah Gladys . Tangan nya yang sudah memegang tisyu itu, terulur ingin menyeka ujung bibir Gladys . Tapi wanita di hadapannya itu menyadari dengan cepat aksi bim. Dia malah memundurkan tubuh nya hingga punggung nya menyentuh senderan kursi. Dan dia membersihkan sendiri ujung bibir nya dengan jari nya. Tapi..... Tanpa di duga......
Deg....
Bima malah lebih memajukan badan nya dan dengan singkat malah terlihat seperti mengecup ujung jari Gladys yang tadi dia gunakan membersihkan ujung bibir nya . Antara shok dan tidak menduga akan ada adegan singkat yang sukses membuat darah nya seperti membeku seketika.
"sebaik nya jangan terlalu menghindari ku, sebab aku cukup berani untuk melakukan hal hal yang tidak dapat kamu duga sebelum nya."
Mendengar itu seketika Gladys teringat akan anak kecil yang dahulu tiba-tiba mencium pipi nya dan bilang akan menikahi nya. Entah kenapa, kepalanya seperti mendapat sengatan listrik, dan ucapan bima tadi terngiang-ngiang ditelinga nya. Seperti menggema didalam ingatan nya.
Singkat saja, tapi sangat jelas. Ingatan masa lalu yang di penuhi dengan sosok anak laki-laki itu terbayang jelas didepan mata nya. dan ingatan nya berakhir dengan anak laki-laki itu memperkenalkan diri nya sebagai murid baru dengan nama.
"Bimasakti." ucap Gladys pelan
"iyah . Ada apa ?" jawab bima sambil mengunyah makanannya yang baru saja di masukkan nya ke dalam mulut.
"kamu?"
"iyah aku. Bimasakti itu aku. Kenapa?" kali ini dia baru melihat wajah Gladys yang seperti orang kebingungan sambil memegangi kepalanya. Wajah nya juga terlihat pucat
"Gladys , kamu gak apa-apa?" tanya bima sedikit khawatir. Karena nada suaranya sedikit tinggi, beberapa orang disekitarnya melihat kearah mereka.
"jangan terlalu lebay lah. Aku gak apa-apa. Suara kamu biasa aja. Gak usah ngebentak gitu."
"kamu yakin gak apa-apa?" tanya bima lagi sambil bergerak ingin berdiri. Tapi Gladys segera mencegah.
"tetap disana dan jangan bergerak sedikit pun. Beri aku sedikit waktu untuk menenangkan diri. Aku ke kamar mandi dulu." ucap Gladys.
"silahkan." ucap bima mempersilahkan.
Gladys menyeruput minumannya, dia menarik nafas perlahan lalu membuang nya. Dia lalu berdiri setelah cukup tenang. Tanpa dia sadari, bima mengikuti nya, sebab bima cukup khawatir dengan perubahan sikap dan ekspresi nya yang begitu tiba-tiba. Tapi bima hanya bisa menunggu sampai di depan kamar mandi saja. Itu pun cukup mengejutkan beberapa wanita yang baru saja keluar dari dalam sana.
Didalam kamar mandi, Gladys memilih masuk kedalam salah satu bilik yang pintu nya terbuka. Dia masuk dan duduk saja di atas kloset yang masih tertutup.
Dia berusaha mencerna lagi kilas balik ingatan nya tadi. Berusaha mencari kesamaan wajah anak laki-laki di ingatan nya. Dan sosok bima yang baru saja di hadapan nya tadi. entah bagaimana Gladys bisa tidak menyadari nya, tapi semakin di perhatikan. Bima dan anak laki-laki itu sepertinya memang orang yang sama.
Kurang lebih 30 menit, Gladys keluar dengan keadaan yang sudah lebih baik. Dan tentu saja Gladys terkejut dengan kehadiran bima yang berdiri di depan kamar mandi wanita. Saat melihat Gladys keluar, bima berjalan cepat kearah nya dan memeluknya singkat.
"syukur lah, kamu tidak pingsan lagi." ucap nya
"memang nya aku selemah itu !" komentar Gladys .
"kamu kenapa tadi ? Apa tiba-tiba sakit perut karena makanannya tidak cocok ?"
Bima terlihat benar-benar khawatir.
"bukan. Sepertinya aku mulai mengingat mu. Sedikit." jawab Gladys .
Keduanya sambil berjalan keluar dari 'cafe and resto' tempat mereka makan tadi.
"benarkah? kejadian apa yang kamu ingat tentang ku ?"
Gladys sejenak menghentikan langkahnya, dia berbalik melihat bima disamping nya. Dia melepas topi yang menutup kepala bima, dan sedikit merapikan rambut nya kearah samping.
"yah, sepertinya rambut mu di style seperti ini saat kamu datang kesekolah. Masuk ke kelas dan memperkenalkan diri mu sebagai bimasakti."
Mendengar itu, bima tidak bisa lagi menyembunyikan kebahagiaan nya. Dia berbalik badan dan berteriak dengan keras. Untung saja mereka tidak sedang berada ditengah keramaian. Walaupun beberapa orang yang berada di sekitarnya, sempat berbalik kearah mereka.
Gladys juga terkejut dengan membulat kan mata nya seakan tidak percaya dengan kelakuan bima yang terlihat gemas sendiri .