Hidden Ceo

Bab. 32

Dengan sedikit tergesa, Dilla keluar dari mobil yang dia parkir dengan sembarangan lalu berlari menuju kelasnya.

Tanpa ada pemberitahuan sedikit pun di grup, seingat Dilla, dosen pengganti itu main adakan ulangan di jam pagi. Membuat dirinya yang tak siap dan tidak tahu menahu pun di buat kalang kabut seperti ini. Tentu, Dilla semakin geram pada orang itu.

"Bisa-bisanya dia buat gue lari-lari kayak gini," gerutu Dilla namun tetap melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.

Dilla bisa melihat Amira yang tengah panik menunggu dirinya di depan kelas. Berulang kali gadis itu menatap ke arah ponsel yang dia pegang.

"Kenapa nggak bilang dari semalem, sih? Kan gue persiapan dulu kalau ngerti akan ulangan kek begini," ujar Dilla memprotes sahabatnya karena baru memberitahunya tadi pagi.

Amira yang sebelumnya tampak panik pun, mimik wajahnya segera berubah. Seolah tenang melihat kehadiran Dilla di depannya sekarang ini.

"Syukur deh lo datang tepat waktu," ujar Amira sembari mengusap dadanya sendiri.

Sementara Dilla yang sempat berlari pun napasnya tampak terengah. Bahkan wanita itu sampai bertumpu pada dinding, seraya mengatur napasnya yang tidak karuan.

"Lo bener-bener temen sialan deh, Mir. Lo mau bunuh gue secara perlahan ini mah namanya," ujar Dilla dengan napas yang tersengal.

Tidak pernah berlari sebelumnya dsn memang sudah sangat lama dirinya tidak berolahraga, dan barusan dibuat seperti sedang dikejar setaan saja. Jelas, paru-parunya sedikit kaget. Karena harus memompa dan bekerja lebih dari sebelumnya.

Amira tersenyum kikuk. Merasa bersalah pun juga tidak.

"Ya mana gue tahu juga, Dill. Orang itu dosen baru kasih kabar di grup pagi tadi," ucap Amira yang memberitahu hal sebenarnya. "Ya masih untung gue tadi pagi pas ke kamar mandi bawa hape. Coba kalo enggak, sudah pasti kita disuruh berdiri di sonoh!" lanjut Amira lagi sambil menunjuk ke arah halaman kampus yang panasnya masya Allah banget.

Dilla tidak menyahut. Ia harus menenangkan detak jantungnya lebih dulu.

"Lagian kenapa sih itu dosen make acara ulangan segala?" sungguh, Dilla semakin geram pada orang yang sedang mereka bahas sekarang ini.

Amira hanya mengangkat bahu, tanda ia tidak mengerti. Yang jelas, mungkin itu dosen ingin mengetahui sampai mana kemampuan mahasiswa ibunya tersebut.

"Udah deh, mending cepetan masuk. Gue lihat dia juga udah datang dari tadi. Mungkin sedang cari data mahasiswanya," ujar Amira.

Kemudian mereka pun masuk ke dalam kelas. Tidak hanya Dilla saja yang kaget dengan ulangan dadakan ini. Tetapi hampir mahasiswa yang ada di kelas, mereka dibuat bingung dan panik. Sama halnya seperti Dilla.

Mereka pikir, dengan pengganti bu Mawar ini ulangan bulanan yang selalu bu Mawar adakan pun akan ditiadakan oleh putranya. Namun, faktanya yang terjadi sangat salah besar. Justru dosen penggantinya ini mengadakannya secara langsung tanpa pemberitahuan di hari ke-4 dia mengajar. Sungguh, benar-benar nikmat sekali mempunyai dosen seperti itu.

"Gue kira, karena dia dosen pengganti dan sementara, pasti nggak bakal aneh-aneh. Tapi ternyata ...." salah seorang teman Dilla pun dengan sengaja menjeda kalimatnya.

"Ternyata bikin jantungan! Hahahah!" sahut teman yang lain dan ditanggapi dengan suara tawa.

Dilla dan Amira hanya melihat tingkah mereka saja. Mereka berdua lebih memilih mengeluarkan peralatan tulis mereka.

Sangat berbeda dengan wanita yang bernama Sahwa. Wanita itu justru terlihat begitu antusias. Bukan antusias karena akan menghadapi ulangan, melainkan dia tampak mempersiapkan penampilannya. Berdandan dan bersolek dengan begitu menornya.

"Ck! Kayak yang mau tampil di alun-alun aja," gumam Amira yang melirik ke arah Sahwa.

Sementara Dilla menghela napas. "Biarin saja sudah. Mending intip-intip bentar catetan kita," ingat Dilla.

Bagi Dilla, ulangan ini tidak sebegitu menakutkan. Karena kecerdasan yang dimilikinya berada di atas rata-rata. Terbukti dari semua prestasi yang didapat selama ini. Tidak ada yang minus sama sekali. Hanya kelakuan wanita itu saja yang sedikit kurang.

Dilla lebih waspada, kali ini rencana apa lagi yang akan pria itu lakukan. Setelah apa yang dia ucapkan di cafe Biru, kemarin.

"Awas aja kalau berani bilang macem-macem ke anak-anak. Bakalan gue habisin dia," gumam Dilla dengan suara lirih.