Di hari pernikahan yang harusnya menjadi hari yang paling membahagiakan. Justru menjadi hari yang paling menyedihkan untuk Laudrea .
Mempelai pria yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini justru menghilang, seorang Daniel Mahotra itu melarikan diri dari pernikahannya.
Demi menjaga nama baik keluarga. Laudrea terpaksa harus menikah dengan putra pertama dari keluarga Mahotra itu.
Akan seperti apa pernikahan Laudrea dengan Firas Mahotra seorang pria yang dingin dan kaku itu menjadi suami Laudrea tanpa adanya rasa cinta?
~yuk ikuti kisah Laudrea & Firas~
Menikahi Kakak dari Calon Suamiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.dinart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Perasaan yang aneh.
Firas yang baru saja keluar dari ruang kerjanya berjalan gontai menuju kamarnya.
Ceklek
pintu kamar terbuka.
Nampak seorang wanita yang sudah tertidur lelap dengan posisi miring dan memeluk bantal guling dengan begitu nyaman dibawah selimut tebal yang melindungi tubuhnya dari suhu dingin ruangan ber AC.
Firas terus menatap wanita yang hanya terlihat kepalanya itu sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya lalu mengganti pakaiannya dengan piyama tidurnya.
Setelahnya ia pun ikut membaringkan tubuhnya di samping Rea yang sudah duluan terbang ke alam mimpinya.
Lagi Firas menatap punggung wanita yang berada di depannya karna kini Firas menghadap ke tubuh Rea yang posisinya membelakangi dirinya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Tangannya tergerak akan mengusap rambut istrinya. Dengan ragu iapun mendekatkan tangan di atas kepala namun hanya menggantung di udara begitu saja. Dan akhirnya ia menarik kembali tangannya kemudian membalikan tubuhnya dengan posisi membelakangi wanita disampingnya untuk segera mengarungi mimpinya.
Waktu menunjukan pukul 02.15 dini hari, namun mata Firas masih enggan terpejam. Semua posisi sudah ia coba tapi tetap saja matanya tak mau diajak tidur. Tiba tiba saja hatinya gelisah. Ia beranjak bangun dari kasurnya lalu berjalan menuju kamar mandi hendak membuang air kecil. Saat kakinya baru saja melangkah ia mendengar suara seseorang.
"Kak, kau dimana?" panggilan dari mulut terdengar begitu jelas.
Fíras mengernyitkan keningnya lalu membalikan badannya menghadap wanita yang tidur dengan lelap.
"Wah, kaka seperti superhero."
Lagi - lagi terdengar dengan jelas di telinganya.
Dengan ragu Firas mendekati Rea lalu berjongkok tepat didepan wajah Rea. Ditatapnya wajah cantik Rea saat tertidur. Matanya terpejam tapi mulutnya terus meracau tidak jelas.
"Dia mengigau rupanya," ucap Firas.
Semakin dekat, dan lama menatap wajah cantik itu dengan begitu jelas. Baru kali ini ia melihat dan memperhatikan wajah wanita yang telah menjadi istrinya itu dengan posisi yang begitu intens.
"Cantik." satu kata yang terucap dari mulut Firas.
Deg
deg
Deg
"Kenapa jantungku berdetak begitu cepat?" Firas memegang dadanya sendiri lalu bangkit berjalan menuju kamar mandi yang tadi sempat tertunda.
Didalam kamar mandi Firas terus terngiang dengan kata kata yang diricaukan Rea beberapa detik yang lalu.
"Siapa kak yang dia maksud, apa dia memiliki seorang kakak yang sudah lama tidak bertemu?" Firas terus bertanya tanya.
"Cih, kenapa aku jadi memikirkannya." Firas mengusap wajahnya kasar lalu kembali berjalan menuju kasurnya dan kembali berbaring. Berharap kali ini bisa tertidur dengan nyenyak.
Grep
Firas terkejut karna, tiba - tiba wanita disampingnya itu memeluk tubuhnya seperti sebuah guling.
"Kenapa guling ini jadi sekeras batu?" keluh Rea dengan mata terpejam lalu kembali melanjutkan tidurnya dengan begitu nyaman.
"Kurang ajar, berani sekali kau mengatai tubuhku sekeras batu." Firas mencoba menyingkirkan lengan Rea. Tapi justru Rea semakin mengeratkan pelukannya.
Deg
Deg
Deg
Lagi - lagi jantungnya memompa dengan begitu cepat. Perasaan yang aneh menurutnya itu kembali ia rasakan.
"****, perasaan apa ini?" Firas merasa kesal. Namun kíni matanya sudah minta untuk dipejamkan.
Dengan terpaksa Firas pun tidur dengan posisi Rea yang memeluk dirinya seperti sebuah guling.
......................
"Sakit sekali perutku, semua gara - gara Daniel! Awas saja kau Daniel tunggu pembalasanku," ucapnya dengan penuh kebencian.
Sera berjalan terseok - seok sambil memegangi perutnya menuju ranjangnya dari arah kamar mandi.
Sesampainya di ranjang Sera mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Hallo Rama. Kau dimana, kenapa tidak datang ke rumah sakit?"
"Maaf, sera, aku tidak bisa menemanimu karna sedang di luar kota. Aku ada urusan kantor."
"Kapan akan kembali?"
"Kira kira seminggu lebih."
"Jadi aku hanya sendirian di rumah sakit."
"Ada banyak perawat yang menemanimu, maaf aku sedang sangat sibuk."
Tut tut tut
Sambungan telpon dimatikan secara sepihak oleh Rama.
"Kenapa kau tega membiarkanku di rumah sakit sendirian Ram." Sera menangis pilu sambil memegangi perutnya yang masih berdenyut nyeri.
Disaat yang sama ponselnya kembali berdering.
Mama
Nama yang muncul dilayar ponsel milik Sera.
"Hallo mam."
"Kamu tidur dimana sayang?" tanya sang mama dari ujung telpon.
Apa yang harus aku katakan pada mama dan papa. Tidak mungkin aku mengatakan jika aku sedang dirawat di rumah sakit. Gawat, mama dan papa tidak boleh sampai tahu tentang kondisiku.
"Sera, kamu dengar mama nak?" pertanyaan kedua mamanya membuyarkan lamunannya.
"Ah, iya mam, aku dengar kok. Aku sedang diluar kota mam ada tugas dari kantor," dusta Sera pada sang mama.
"Kapan kembali mama mau bicara sama kamu."
"Sekitar satu minggu lagi mam."
"Baiklah mama akan menunggumu."
"Ya mam. Bye mam aku mau tidur lagi."
"Bye sayang, hati hati di sana."
"Oke mam." dengan segera ia mematikan ponselnya.
"Huff." menghembuskan nafasnya kasar.
"Aku harus segera keluar dari sini. Aku tidak mau mama dan papa sampai tahu. Bisa digantung aku kalau sampai papa tahu aku hamil diluar nikah dan keguguran," gumamnya.
Sera kembali terdiam dan memikirkan lelaki yang bernama Rama. Lelaki yang sangat ia cintai dan membuatnya rela melakukan apapun untuk membuktikan cintanya. Namun ternyata cintanya itu hanya bertepuk sebelah tangan karna ternyata Rama sangat mencintai wanita yang bernama Laudrea. Wanita yang gagal menikah dengan kekasihnya karna dirinya. Jika saja dia tahu sejak awal, jika niat Rama menyuruh membatalkan rencana pernikahan Daniel dengan Laudrea itu karna cinta, ia tidak akan pernah sudi melakukan semua itu.
Dulu kurang lebih satu tahun yang lalu Rama menyuruhnya mendekati Daniel atas nama benci dan ingin menghancurkan perusahaan keluarganya sehingga ia bisa menguasai semua harta milik keluarga Mahotra. Ia meminta pada Sera untuk membuktikan cintanya yang begitu besar dengan cara menghancurkan keluarga Mahotra untuknya. Sera yang begitu mencintainya pun menyanggupi permintaan Rama yang saat itu menjadi kekasihnya. Menjelang sebulan lagi pernikahan Daniel dengan kekasihnya. Rama dengan sengaja membuat Sera Hamil untuk menggagalkan pernikahannya itu. Dan hingga akhirnya sekarang kebenaran telah terungkap.
Kini Sera hanya bisa meratapi nasibnya sendirian. Tapi ia bertekad tidak akan menyerah untuk mendapatkan cinta dan hati seorang Rama Wiratama. Pria yang sudah mapan dan juga tampan rupawan. Sera begitu sangat memujanya.
Sera melirik jam yang menempel pada dinding rumah sakit. Sudah menunjukan pukul 04.20 pagi.
Ia membaringkan tubuhnya setelah dirasa perutnya tak lagi terasa nyeri. Ia kembali tidur dan berharap Rama akan kembali besok dan menemaninya di rumah sakit.
"Ram, aku sangat mencintaimu. Aku sangat berharap kau mau membuka hatimu untukku. Sadarlah Ram, Rea sudah menikah. Walaupun gagal menikah dengan Daniel tapi dia tetap menikah dengan kakaknya Daniel. Terimalah kenyataan Ram, dia tidak mungkin lagi kau miliki."
Sera terus bergumam sambil menangis sendirian hingga akhirnya ia tertidur dengan lelap.