Pernikahan karna sebuah perjodohan membuat Aurora tak mengenal betul sosok sang suami yang menikahinya tersebut.
Pria yang di anggapnya baik itu memang terkesan dingin seakan menyembunyikan banyak hal, termasuk wanita lain yang baru di ketahui Aurora tanpa di sengaja.
Mampukah ia menerima nasibnya yang,
"Ternyata, bukan istri pertama?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan pulang..
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Aku kesana, sekarang!!!"
Leo bangkit dari duduknya dengan wajah tegang, Ia masukan Si benda pipih miliknya itu kedalam saku celana.
"Ameena---," ucap Leo yang menarik napas dalam-dalam, tak sanggup rasanya untuk meneruskan kata-kata yang seakan tercekat ditenggorokan.
"Ikut denganku, La." Leo mengulurkan tangannya yang langsung disambut dengan senyum juga oleh istrinya.
Mereka pun langsung bergegas menuju kota A tempat dimana kini berada, tapi tujuanya bukan kerumah tapi langsung kerumah sakit.
Aurora belum tahu pasti apa yang terjadi karena tak sepatah katapun keluar dari bibir suaminya, ia bungkam dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan tapi Aurora cukup peka jika pria yang duduk disebelahnya kini sedang sangat khawatir.
.
.
.
Berjam-jam lamanya, akhirnya mereka sampai juga. Leo nampak seperti sudah biasa datang kemari, sebab ia sama sekali tak bertanya pada suster maupun resepsionis di lobby rumah sakit, padahal Leo tak lagi memegang ponselnya setelah mendapat kabar tentang istri sirinya tersebut.
Di depan pintu berwarna coklat Leo menghentikan langkahya, ia menoleh kearah Aurora yang tepat berada di sampingnya.
"Masuklah, biar aku tunggu disini," ucap wanita bercadar merah muda itu sambil melepas genggaman suaminya.
Aurora mundur satu langkah, ia kuatkan hatinya untuk tidak cemburu apalagi mengutuk takdir yang seolah sedang mempermainkannya. Baru saja ia menikmati indahnya menjadi istri yang di anggap hadirnya, kini justru seolah dihempas lagi.
Tidur bersama dan saling terbuka sudah pasangan itu lakukan, kedua tangan yang saling menggenggam saat berjalan pun sudah terbiasa ada diantara mereka yang berniat untuk semakin dekat menyempurnakan pernikahan.
"Masuklah, kita lihat sama-sama keadaannya," lirih Leo.
"Aku belum siap, Mas. Ini masih terlalu cepat untukku. Kamu saja, ia pasti merindukanmu."
Leo tak menjawab, hatinya mencelos karna ia tahu Aurora sedang tersenyum, terlihat jelas dari matanya yang menyipit. Ia tarik pinggang istri sahnya yang begitu terbuka menerima semua yang telah mengecewakannya. Bagi Leo, Aurora benar-benar surganya.
"Maafkan aku, La."
"Iya, Mas. Masuklah, aku tunggu disini ya," bisik. Aurora meyakinkan suaminya.
Leo mengurai pelukan, ia tangkup wajah cantik Aurora yang kemudian diciumnya kening wanita itu lama dan lembut.
Cek lek..
Pintu dibuka Leo dengan pelan, ia tak langsung masuk kedalam, bahkan tangannya bergetar dikenop yang masih ia pegang. Leo menoleh lagi kearah Aurora yang menganggukan kepala tanda memberi izin pria itu untuk masuk.
.
.
Dua puluh menit menunggu, Aurora memilih ke kantin rumah sakit untuk mencari apa saja yang bisa melegakan kerongkongannya. Rasanya begitu sesak untuk menahan air mata agar tak jatuh ke pipi. Ia tak ingin menambah beban pikiran Sang suami yang mungkin akan lebih fokus pada Ameena. Belum ada kabar apapun tentang wanita itu, tapi Aurora tetap berdoa madunya lekas sembuh dan sehat seperti sedia kala.
Konyol memang kedengarannya, tapi ia bisa apa?
Meminta Tuhan untuk mengambil nyawa wanita itu bukan jalan terbaik untuk mempertahankan rumah tangganya bersama Leo, dan itu juga tak menjamin kebahagiaannya. Karna pria yang ia cintai justru akan semakin terpuruk jika Ameena pergi untuk selamanya.
Drrrrt.... drrrrt... drrrrt....
Getar ponsel membuyarkan lamunan Aurora yang sedang membayangkan suaminya.
"Assalamu'alaikum, Mas."
"Waalaikum salam, kamu diamana, La?" tanya Leo panik saat tahu istrinya tak ada diruang tunggu.
"Aku dikantin," jawab Aurora.
"Tunggu aku ya, jangan ke mana-mana apalagi pulang."
.
.
.
Aku tetap disini denganmu, karna aku hanya akan pulang jika kamu sendiri yang mengembalikanku, Mas.
lanjut Thor 🙏🏼
Mang Udin nya ngadu tuh 🤣🤣