DERYNE MIKAELSON si duyung cantik yang sudah lama tinggal di lautan, harus kembali ke daratan karena telah menolong seorang anak kecil. Sosok Ryn yang menyenangkan membuat gadis kecil itu memohon pada Ayahnya, untuk menjadikan Ryn sebagai pengasuhnya.
LUCAS, Ayah dari Suri yang dengan terpaksa mengijinkan gadis asing untuk tinggal di rumahnya. Banyak sekali perbedaan dari suasana rumah itu ketika Ryn mulai tinggal disana. Satu persatu rahasia terbongkar! Apakah sebenarnya hubungan Lucas dan Suri, benarkah mereka hanya Ayah dan anak biasa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nessa Cimolin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
YES!! I'am Mermaid - Ep. 32
"Apakah ada masalah dengan listrik nya?"
Seorang pria berseragam teknisi menggelengkan kepala di depan Lucas, ia menyerahkan selembar kertas untuk dibaca pria tampan tersebut.
"Tidak ada masalah apapun pada jalur listrik rumah ini, kabel-kabel nya juga aman. Itu aneh, jika lampu-lampu rumahmu meledak secara bersamaan"
"Bukan hanya lampu, air kolam renangku juga tiba-tiba seperti naik dari tempatnya" Lucas menunjuk ke arah kolam renang miliknya. "Apa ada pemberitahuan mengenai bencana alam yang akan terjadi?"
"Gempa mungkin..." Imbuh Lucas yang masih ngeyel dengan argumen nya.
"Tidak ada pak" kembali pria itu menggelengkan kepala. "Tidak ada bencana apapun, apa anda yakin bahwa anda tidak sedang mabuk? Mana mungkin air kolam renang bisa terombang-ambing dengan sendirinya, lalu untuk masalah lampu mungkin sudah saatnya mengganti bohlam"
Lucas menelan ludahnya sendiri, ia dengan terpaksa harus menerima perkataan si petugas teknisi listrik, dia tidak bisa terus mengucapkan hal-hal konyol yang nyatanya memang terjadi itu. Sekali lagi, Lucas mendesah pelan, pandangannya menuju ke arah Ryn yang saat ini menundukkan wajahnya menggendong Suri.
Suri memeluk Ryn dengan erat, gadis kecil yang cantik itu tengah menyandarkan kepalanya di dada Ryn, dia masih sangat mengantuk. Tentu saja! Karena ini masih jam dua malam, Nany pun terlihat menguap beberapa kali sambil mengawasi para pekerja teknisi Listrik yang memeriksa seluruh jaringan listrik di rumah tuan nya.
(Beberapa jam yang lalu)
Cup!
Kedua mata Ryn terbuka lebar, ia tak akan pernah menyangka bahwa Lucas akan menciumnya. Tidak! Dia bahkan tidak pernah berpikir bahwa pria itu akan melakukannya, mungkin kah Lucas melakukannya karena sedang terpengaruh kendali Alkohol? Atau dia hanya menggunakan Ryn sebagai pelampiasan.
Apapun alasannya, hal itu membuat darah Ryn berdesir mengalir ke ubun-ubun, jantung gadis cantik bermata biru itu berdetak dengan amat kencang. Kedua tangan Ryn mengepal erat, seakan sedang menahan sesuatu dari dalam dirinya.
Aku tidak bisa.... - Ryn.
Ryn menghembuskan nafas panjang bebarengan dengan pecahnya seluruh lampu dirumah Lucas. Lampu-lampu itu meledak secata bersamaan, dari arah luar rumah, Lucas dapat melihat dengan jelas bahwa air kolam renang nya meninggi seperti gelombang ombak pantai.
Kedua mata Lucas menatap tak percaya dengan apa yang ia saksikan, ia lalu memandang ke arah Ryn yang tertunduk malu dengan wajahnya yang memerah. Pria itu menelan ludahnya, dia mengusap kedua matanya berulang kali untuk membuktikan bahwa hal itu bukan mimpi.
Bola lampu itu memang sungguh pecah, banyak sekali pecahan kaca yang berserakan di atas lantai rumah. Lucas segera mengambil ponselnya dan terpaksa harus menghubungi teknisi malam-malam begini. Pria tampan itu meminta Ryn untuk mengecek keadaan Suri tanpa mengatakan sesuatu mengenai ciuman tadi.
Benar!! Sihir Ryn meledak, duyung cantik itu tidak bisa mengendalikan sihirnya disaat dia mendapat ciuman dari Lucas. Ini kali pertamanya bagi Ryn untuk berciuman, sebelum ini memang banyak sekali yang mengajak Ryn untuk kencan. Bahkan setiap musim kawin, pasti banyak sekali para merman yang ingin mengawini Ryn tapi gadis itu menolaknya. Ia merasa belum menemukan kecocokan pada pria yang sudah ia temui, tapi.... Kenapa hal itu berbeda dengan Lucas? Kenapa Ryn diam saja saat Lucas mulai menempelkan bibirnya pada bibir Ryn?.
•••
Setelah lampu rumah berhasil di perbaiki oleh para teknisi, semuanya kembali ke kamar masing-masing, termasuk Lucas. Pria itu memilih untuk berendam di dalam kamar mandi, Lucas menatap langit-langit kamar mandinya, ia tersenyum tipis saat mengingat wajah Ryn yang terkejut ketika ia mencium nya.
"Polos sekali, gaya nya saja yang selalu menawan dan mempesona" gumam Lucas lirih. "Tapi sepertinya... Aku adalah ciuman pertama Ryn"
Lucas terkekeh, senyum kemenangan terukir di wajah pria tampan itu. Ia terus-menerus tersenyum dan membayangkan wajah Ryn yang terus melintas di pikiran nya. "Aku heran, aku sangat sadar saat melakukannya, tapi kenapa aku melakukannya ya?"
"Lalu, soal lampu rumah yang pecah mendadak secara bersamaan itu sebenarnya kenapa?" Lucas mengurut dahinya dengan kasar, kepalanya benar-benar pening memikirkan kejadian janggal yang ia lihat. "Aku memang meminum banyak alkohol, tapi aku yakin bahwa aku tidak sedang mabuk saat kejadian itu berlangsung"
Di tempat lain, Ryn berjalan mondar-mandir di depan kolam renang. Gadis itu menggigit ujung jari telunjuknya sendiri sambil terus bergumam memaki dirinya sendiri. Bisa-bisanya sihirnya meledak hanya karena berciuman, untung saja Lucas tidak menyadari hal itu. Sampai saat ini, jantung Ryn pun masih terus berdebar ketika mengingat wajah tampan Lucas yang mendekat ke wajahnya waktu itu.
Kedua pipi Ryn memerah, gadis itu berjongkok dan memeluk kedua kakinya sendiri, Ryn membenamkan wajahnya pada kedua lutut. "Sial... Aku ini kenapa?"
"Ryn?"
Ryn tersentak kaget, tubuhnya terhuyung ke belakang hampir jatuh ke kolam renang. Untungnya dengan sigap, Nany menarik pergelangan tangan Ryn dengan kuat, sehingga gadis itu tak jatuh.
"Na-nany..." Ucap Ryn terbata. "Terima kasih..."
"Maaf, aku mengejutkan mu ya?"
Ryn mengangguk, ia berdiri dan berjalan menuju dapur diikuti dengan Nany yang juga tak bisa tidur malam itu. "Kenapa Nany belum tidur?"
"Aku tidak bisa tidur lagi"
"Apa gara-gara keramaian tadi? Aku minta maaf Nany"
Nany menatap heran, ia meminum seteguk air yang baru saja ia ambil. "Kenapa kau yang minta maaf?"
"Itu...." Ryn melirik kesana-kemari. "Sihirku meledak, membuat seluruh lampu di rumah ini pecah"
"Apa?!" Nany terkejut. "Sihir meledak? Ba-bagaimana bisa?"
"Itu....." Ryn tersipu malu, ia kebingungan menjawab pertanyaan dari Nany. Gadis itu terlihat salah tingkah.
"Bukankah itu berarti ada sesuatu yang memicu nya?"
"Ya, itu memang benar sih...." Ungkap Ryn malu-malu. "Tapi, maaf... Aku tidak bisa mengatakan pada Nany sesuatu yang memicu sihir ku meledak"
"Hohoho... Tak apa Ryn, aku tak masalah" jawab Nany ramah.
________________________________________
Pagi yang cerah menemani kota kecil tepi laut itu, seolah tak pernah ada hujan dan awan mendung yang menghampirinya semalam. Bau khas jalanan yang basah masih bisa tercium oleh siapapun, tetes-tetes air pada dedaunan juga masih terlihat.
Lucas mengucek-ngucek sebelah matanya, pria itu menatap jam kecil di meja nakas nya. Hari ini, entah mengapa? Ia tidak ingin buru-buru pergi ke kantor. Bahkan dia juga tidak berniat untuk datang ke tempat itu, Lucas berjalan santai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ponsel pria itu berdering berkali-kali, sepertinya Nicholas lupa memberitahu Lucas bahwa semalam ada gadis bernama Wendy yang menelpon ke nomornya untuk pembayaran listrik dan air di apartemen. Benar saja! Panggilan tersebut berasal dari Wendy, namun Lucas yang sedang di kamar mandi tak mendengar bahwa ponselnya berdering.
"Sialan! Dimana si Lucas itu!" Maki Wendy kesal, wanita itu tak bisa mengontrol emosi karena hormon kehamilannya. "Apa kemarin dia sangat sibuk, sampai tidak membayar tagihan ku?"
Wendy mondar-mandir di depan pintu rumah, ia terus memperhatikan ponselnya dan berulang kali menelpon Lucas, kekasihnya. Ini memang masih pagi, tapi Wendy mendadak harus badmood karena panggilan dari pihak penagih.
"Sudah bagus aku hanya menghukumnya dengan membayar tagihan, bukannya membelikan aku tas branded" Wendy menggenggam ponselnya dengan begitu erat. "Awas saja kalau dia tidak segera membayarnya, aku akan minta putus"
Tentu saja itu tak serius, Wendy tak mungkin serius dengan kalimatnya. Apalagi jika itu berhubungan dengan perpisahan nya dengan Lucas. Wanita itu tidak mau kehilangan tambang emasnya, bagaimana pun Lucas adalah pilihan terbaik untuknya.
Berkat Lucas juga, dia bisa tinggal dengan gratis di apartemen pria itu. Bahkan sejujurnya Wendy sangat takut jika harus berpisah dengan Lucas, mau tinggal dimana dia? Selama ini gaji Wendy selalu habis untuk berfoya-foya dengan teman-teman nya.
Beep!!
Pintu apartemen Wendy terbuka, wanita itu terlonjak kaget, dia segera menoleh ke belakang. Itu adalah Gabriel, pria manis melempar senyum pada Wendy, ia menenteng sebuah kantung plastik berisikan banyak sekali makanan. Benar! Semenjak tahu Wendy sedang hamil, Gabriel selalu memastikan Wendy makan makanan yang sehat dan bergizi, karena tak bisa disangkal bahwa janin itu adalah anak kandung Gabriel.
"Aku harap kau belum sarapan" ucap Gabriel lembut. "Aku membawakanmu salad sayur dan juga daging salmon"
Wendy menghela nafas panjang. "Kau kan tahu aku sedang hamil"
"Iya, justru itu aku sedang menjaga nutrisimu"
"Justru itu Gabriel! Tidak kah kau mengerti, aku tak suka makan apapun saat ini. Bayi ini menyiksaku, aku selalu muntah jika memaksa diriku untuk makan"
"Hei, kau tidak boleh bicara seperti itu!" Gabriel menyiapkan makanan di atas piring. "Aku mohon, jangan berkata seolah-olah bayi itu pembawa sial untukmu"
"Aku bahkan ingin menggugurkan kandungan ini" ucap Wendy kesal.
"WENDY!!!" Bentak Gabriel kencang, ia menatap marah pada wanita yang disukainya itu. "Anak itu juga anakku, jika kau melakukan sesuatu kepadanya akan aku pastikan kau akan menderita seumur hidupmu"
BERSAMBUNG!!!
Halo, terima kasih sudah membaca! Jangan lupa untuk Like, Komentar, Favorit, Vote dan Follow profil Author ya?! Love you all...
semangat, kuat sehat ya kak nesaaaa😍😍♥️♥️
semangat kak neess aku pasti selalu nunggu update mu,, 🌷🌷🌷🌷🌷😊😊😊🤗🤗🤗💝💝💝