KARYA INI MISI KEPENULISAN.
Apa jadinya jika Mafia terkuat terjebak di dalam tubuh anak cupu yang pengecut dan lemah.
Sering dibully dan hidup dikucilkan dari keluarganya hanya karena kesalahan almarhum ibunya.
Kinara satu nama dengan dua orang yang berbeda.
Kinara satu tubuh dengan dua jiwa yang berbeda.
Mampukah Kinara sang Mafia papan atas mengubah pandangan orang-orang terhadap Kinara si gadis cupu yang pengecut.
Mampukah Kinara sang mafia menyelesaikan misi transformasi hidup Kinara si gadis cupu.
Mampukah Kinara sang mafia membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rekaman Sistem.
Di saat semua terkagum-kagum dengan cara Kinara membuktikan jika ia tak bersalah ada 1 siswa yang merasa janggal, ia melihat di sekeliling kelasnya tak ada CCTV di sana. Lalu dari mana rekaman itu berada.
"Kinara dari mana rekaman itu berada? coba kau lihat, di kelas kita bukannya sekarang tak ada CCTV" tanyanya menunjuk tempat biasanya CCTV kelas mereka berada.
Murid-murid langsung melihat ke arah di mana CCTV biasanya berada dan benar saja, tak ada CCTV di sana.
"Iya, seperti CCTV kelas kita sedang diperbaiki," ucap yang lainnya.
"Lalu dari mana rekaman tadi berasal?" tanyanya menatap Kinara masih dengan pandangan menuduhnya.
Mereka semua melihat Kinara dan ikut bertanya-tanya dari mana Kinara mendapatkan rekaman itu, apakah benar rekaman yang tadi mereka lihat adalah rekaman yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu di kelasnya atau justru itu terjadi beberapa hari yang lalu, disaat CCTV masih ada di tempatnya! Dari mana rekaman itu berasal. pikir mereka semua.
Dengan acuh tak acuh Kinara menjelaskan bahwa rekaman yang tadi mereka lihat berasal dari kamera CCTV ada di koridor Sekolah, posisinya telah berubah ke arah kelas mereka dan dia baru saja memperbaikinya.
"Aku pikir tak ada CCTV di kelas kita makanya aku mengarahkan CCTV yang ada di koridor depan ke arah kelas kita. Untuk berjaga-jaga saja sambil menunggu pemasangan CCTV di kelas kita yang baru, dan lihatlah ternyata dugaanku benar 'kan, ada yang memanfaatkan situasi itu, ada yang tau jika di kelas kita tak ada CCTV membuat mereka berniat jahat ,"ucap Kinara menjelaskan.
Semua kembali hanya bisa mengangguk percaya dengan apa yang Kinara katakan.
"Begitu ya, aku tak terpikirkan akan hal itu," ucap murid salah satu murid.
Kinara bernafas lega, saat semua temannya percaya.
Padahal yang sebenarnya adalah Kinara baru menyadari bahwa terdapat kamera pengawas di kalung itu dan kalung itu bisa dikontrol untuk menyimpan sebuah file penting dengan pikirannya. Selama sistem telah tersentuhan dengan kalung itu, Kinara bisa meminta sistem mengambil dan mengontrolnya. Rekam dan semua informasi dalam 1 jam. Ucapan Kinara yang mengatakan tentang CCTV yang ada di koridor sekolah hanya alasannya saja agar tak ada yang bertanya lebih detail lagi. Tak mungkin ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Keberadaan sistem harus tetap dirahasiakannya. Mereka percaya dengan apa yang dikatakan Kinara tanpa bertanya lagi.
Natasha yang merasa malu berjalan menghampiri Kinara.
"Kinara Aku minta maaf telah menuduhmu. Aku benar-benar mengira jika kamu yang mengambil kalungku, kalung itu adalah kalung kesayanganku, dan sangat berharga di banding apapun," ucap Natasha berdiri di dekat Kinara. Kinara tak berkata apa-apa, Ia hanya mendengar dan melirik Natasha yang berdiri di sampingnya sambil menunduk.
"Kamu masih mau 'kan Kinara berteman lagi dengan ku, memaafkan ku, aku tak akan mengulangi kesalahanku lagi," lirih Natasha.
Kinara tak menggubris ucapan Natasha, ia lebih fokus pada layar laptop yang ada di depannya.
Kinara kembali berselancar, mengutak-ngatik laptop yang dipinjamnya tadi.
Kinara harus membersihkan riwayat penelusurannya pada laptop temannya itu, karena situs web dapat mencuri informasi yang disimpan di kalung itu dan Kinara tak mau sesuatu terjadi karena apa yang baru saja dilakukannya.
"Aku harus membersihkan semua tanpa sisa. Jangan sampai ada yang memanfaatkannya," batin Kinara.
Semua teman-teman Kinara kembali melihat tangan Kinara yang dengan begitu lincahnya, entah tombol-tombol apa yang tekanannya hingga angka-angka di layar bergerak begitu cepat.
"Ini laptop kamu. Terima kasih, ya. Kau sangat membantu," ucap Kinara mengembalikan laptop tersebut kepada temannya.
"Sama-sama, kalau kau membutuhkannya lagi tak usah sungkan," ucapnya, yang di jawab anggukan oleh Kinara.
"Wah kamu hebat banget sih Kinara! Aku tak menyangka kamu bisa mengoperasikan laptop seperti itu. Aku sangat iri padamu, kamu belajar dimana?" ucap teman-teman Kinara yang kembali dibuat terkagum-kagum dengan keahlian Kinara kali ini.
"Mengapa selama Kinara menyembunyikan semua keahliannya dan memilih untuk diam, walau sering di-bully dengan teman-teman," batin Natasha merasa ada yang aneh disini.
"Hebat ya kamu Kinara. Aku semakin kagum padamu dan bangga bisa mengenalmu," ucap yang lainnya.
Claudia hanya tersenyum, lagi dan lagi ia mengetahui satu kelebihan dari Kinara .
Disaat semua teman-temannya terkagum padanya Kinara justru merasa takut, Kinara takut jika apa yang baru saja dilakukannya bisa membongkar identitasnya.
Namun, Kinara tetap berpikir positif. Teman-temannya tak akan ada yang tahu dan tak akan membesar-besarkan apa yang baru saja mereka lihat. Mereka begitu polos menurutnya.
Setelah kejadian itu selama 2 hari Kinara memiliki waktu yang damai, tak ada lagi perdebatan-perdebatan atau hal-hal yang membuatnya pusing ia benar-benar hidup sebagai seorang murid bisa.
Kinara jutsu merindukan masa-masa dimana ia mempermalukan satu demi satu teman-temannya.
"Aku sudah mulai terbiasa dengan tubuh ini," gumamnya, ia kembali mengingat masa-masa dimana ia menjadi seorang agen. Ia sangat merindukan suara-suara peluru saat menjalankan misinya.
Pagi hari.
Disaat Kinara sedang bermalas-malasan di asramanya, tiba-tiba telepon berdering. Kinara melihat siapa yang menelepon dirinya sepagi ini. itu panggilan dari ayahnya.
Dengan lamas Kinara mengangkat panggilan ayahnya.
"Halo, ayah! Ada apa?" tanya Kinara dengan malasnya. karena biasanya jika ayahnya menelponnya pasti hanya ingin memarahinya.
"Hari Sabtu ini pulanglah bersama dengan Tiara," ucap ayah.
"Ada apa?" tanya Kinara merasa heran.
"Apa kamu tak merindukan rumahmu?"
Kinara hanya diam. Tak ada yang bisa di rindukannya di rumah mewahnya, hanya kenangan ibunya yang selalu membuatnya tegar selama ini.
"Iya Ayah. Hari Sabtu aku akan pulang," jawab Kinara. Ia malas berdebat dengan ayahnya, sebenarnya jika disuruh memilih ia lebih senang untuk tinggal di asrama daripada di rumahnya. Walau asrama jauh lebih kecil, tapi ia merasa lebih tenang.
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
Terima kasih sudah membaca 🙏
Jangan lupa like, vote dan Komennya 🙏
Salam dariku Author M ANHA 🤗
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖