NovelToon NovelToon
Twelves Trials Of Fate (Myth Vs Human)

Twelves Trials Of Fate (Myth Vs Human)

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Akademi Sihir / Perperangan / Action / Mengubah sejarah / Iblis
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: See You Soon

Pada tahun 2086, umat manusia berdiri di puncak kejayaan teknologi. Negara-negara besar bersatu di bawah Proyek Helios — percobaan menciptakan sumber energi tak terbatas dengan memanipulasi ruang dan materi gelap.

Namun pada malam ketika Helios Reactor diaktifkan untuk pertama kalinya, sesuatu terjadi. Langit di atas Samudra Pasifik retak seperti kaca yang dilempar batu. Membentuk celah raksasa bercahaya ungu, berdenyut seperti nadi dunia yang terluka.

Seekor makhluk bersisik emas, bersayap seperti petir, mengaum di atas laut. Lalu menyusul bayangan-bayangan lain: raksasa dari batu, wanita bersayap burung gagak, binatang bertanduk dari legenda kuno.

Nuklir ditembakkan, senjata diluncurkan. Sebuah kedatangan para makhluk mitologi yang mengancam ras manusia berdatangan dan membawa pesan,

“Kalian membuka pintu tanpa izin. Dunia kami hancur karenanya. Kini, keseimbangan harus ditegakkan.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon See You Soon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Sakit

"Aku hanya punya tujuh kali serangan. Jika ini gagal. Tidak, ini harus berhasil," gumam Hayama pelan, menutup matanya untuk memetakan setiap langkah dan jarak. Nafasnya diatur sedemikian rupa hingga denyut nadi di ujung jarinya terasa senada dengan detak waktu.

Ia membuka mata.

"Aku mulai."

Telinga tajam Caelendir menangkap gesekan halus di belakangnya. Sekejap kemudian, dua shuriken meluncur menembus udara seperti meteor yang jatuh dari langit. Ia berputar, berusaha menghindar. Logam tajam itu melintas hanya sejengkal dari pipinya. Namun itu hanyalah pengalihan.

Dua kunai berikutnya datang dari arah berbeda. Tubuh Caelendir yang sudah kehilangan banyak tenaga hanya sempat menghindari satu. Kunai kedua menancap di bahu kirinya, meneteskan darah perak yang jarang sekali terlihat dari bangsa elf.

“Lima kali lagi,” desis Hayama dari balik pilar kristal.

Sebuah bayangan melintas cepat di atas Caelendir. Ia mendongak, lalu menghindar. Namun dari sisi lain, sebuah kunai lagi. Datang dari dalam pantulan cahaya. Meluncur tanpa suara dan menancap di dahinya.

Elf itu terhuyung. Ia mencabut kunai tersebut, lalu tersenyum samar.

“Jadi seperti ini rasanya... rapuh?” bisiknya pelan.

“Kupikir aku mulai mengerti... kenapa manusia begitu gigih melawan keterbatasannya.”

Tiga shuriken berikutnya melesat bersamaan, mengarah ke berbagai titik vital. Tapi Caelendir tidak bergerak. Kakinya gemetar, darah menetes dari pelipis dan bahu.

“Jadi... rasa sakit itu... mengeluarkan darah, ya?” Ia menatap cairan itu di telapak tangannya. “Aku hanya tahu dari cerita. Baru sekarang aku... benar-benar mengalaminya.”

Ia mencabut seluruh senjata manusia yang menancap di tubuhnya, menatapinya seolah tengah menatap bukti keberanian yang asing namun indah.

Sebuah kunai terakhir meluncur. Kali ini disertai bola mesiu. Senjata itu menancap di lantai, tepat di depan Caelendir. Elf itu menatapnya, nyaris tanpa reaksi. Lalu, kunai berikutnya meluncur dan memantik bola mesiu. Ledakan membelah udara, menghempaskan tubuh Caelendir ke belakang.

Namun perlahan, ia bangkit kembali. Tubuhnya goyah, tapi matanya menyala.

“Aku merasa... aku tak boleh kalah di sini.”

Suara sorak dari kubu elf menggema. Bukan teriakan kesombongan seperti sebelumnya, melainkan luapan haru yang getir. Mereka menyaksikan pangeran mereka berdarah. Hal yang bahkan tak pernah terjadi selama berabad-abad.

Di tribun, beberapa elf menunduk. Sebagian lainnya terisak. Mereka mulai memahami... mungkin inilah yang membuat manusia tak mudah menyerah. Rasa sakit.

Sesuatu yang mereka hindari selama berabad-abad, tapi justru menjadi sumber kekuatan bagi bangsa fana itu.

Dua kunai selanjutnya meluncur berpasangan, ujungnya terikat oleh benang kawat tipis yang berkilau memantulkan cahaya altar. Udara berdesir, dan sebelum Caelendir sempat bereaksi, kawat itu sudah membelit tubuhnya. Menjeratnya seperti seekor kuda yang terperangkap oleh tali koboi.

Tangannya terkunci, pedang Elysiara terlepas dari genggamannya, dan cahaya di sekelilingnya meredup bersamaan dengan detak jantung yang melemah.

Bayangan perlahan tumbuh di atas kepalanya, membesar seperti piringan hitam yang menelan sinar langit. Ia mendongak, menatap siluet Hayama yang meluncur turun dari puncak pilar bagaikan gerhana yang menelan matahari.

Namun tak ada ketakutan di matanya. Hanya ketenangan.

“Kami pernah melihat gerhana sebelumnya,” ucap Caelendir pelan, suaranya nyaris seperti bisikan doa.

“Saat cahaya tertelan oleh bayangan, kami merasa gelisah... karena kami tak pernah hidup dalam kegelapan.

Dan sekarang... aku baru menyadari. Bahwa bayangan memang tak pernah bisa dipisahkan dari cahaya.”

Hayama mengencangkan pegangan pada pedangnya. Napasnya berembus berat.

“Aku akan mengakhiri ini—Tebasan Air Terjun!”

Tubuhnya meluncur cepat, menembus sisa cahaya altar seperti anak panah menembus air. Dalam sekejap, suara angin terbelah diikuti percikan cahaya yang berjatuhan seperti serpihan kaca.

Namun Caelendir justru tersenyum. Bukan senyum keangkuhan seperti sebelumnya, melainkan senyum tulus yang memantulkan ketenangan seorang makhluk yang akhirnya memahami arti rapuh.

“Mungkin... inilah akhirnya,” katanya lembut. “Rasa sakit menuju kematian... akhirnya, aku merasakannya.”

Pupil Hayama membesar. Dalam sepersekian detik sebelum tebasan menyentuh tubuh Caelendir, sesuatu dalam dirinya bergetar. Ia mengubah posisi kuda-kuda, memutar pergelangan tangan, dan mengalihkan jalur serangan.

“Sayatan Gerimis di Musim Panas!”

Tebasan itu meluncur. Lembut tapi presisi, seperti hujan pertama yang turun di tengah hari yang terik. Udara terbelah, dan dalam keheningan yang menggantung, cahaya altar pecah menjadi ribuan butir kecil seperti embun yang jatuh perlahan.

1
Mizuki
Gak betah ama em dashnya
Ni mungkin lebih alami dan baik kalo dirimu gak maksa make gpt buat proofreading paksa
Mizuki
Emdash sebanyak ini pasti perkara dirimu langsung maksa di proofreading ama gpt.

Jangan dipaksa, manual aja, suruh dia koreksi/nyari typo, habis tuh benerin sendiri manual, kelihatan entar kemampuanmu yang asli ama kagak
Chimpanzini Banananini: iya mas. nanti kurevisi lagi perkara em dashnya. untuk bab² tinggi udh kuperbaiki kok
total 1 replies
Mizuki
Ini pasti referensinya dari Record of Ragnarok
Chimpanzini Banananini: bener wkwk
total 1 replies
Mizuki
pagi-pagi banget udah high-telling kek gini. Yang kek gini biasanya di showing di tengah atau di akhir, dan itu lewat plot, atau prespektif sisi satunya, potensi kehilangan hook gede banget
Chimpanzini Banananini: oke mas. nanti kurevisi yang bab2 awal.
total 3 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
hai hai kak ...!
mampir nih .
peperangan di abad serba canggih yah !
Chimpanzini Banananini: bener kak. thanks udh mampir
total 1 replies
Anul (PPSRS)
ini mirip alur valkyrie ga sih👍
Anul (PPSRS): itulah pokoknya 🤣
total 2 replies
Anul (PPSRS)
lambang Amerika kah?
Chimpanzini Banananini: bukan heh
total 1 replies
Anul (PPSRS)
ancient one ini apa sih🤣
Anul (PPSRS): okee😍
total 2 replies
@🌹..AIS....🌹🍭
aku udah mampir kak han
@🌹..AIS....🌹🍭: sama sama kk cantik
total 2 replies
Anul (PPSRS)
ancient one ga tuh🤣
Anul (PPSRS)
widih, jadi paradoks berarti... makhluk mitologi ternyata ga punah, tapi kebawa ke masa depan🤣
Anul (PPSRS)
kasih santen, gula merah, air, gula pasir, daun pandan, rebus sampai mendidih... jadi deh bubur goblin hijau👍
Chimpanzini Banananini: ape bende ni woi?
total 1 replies
ꜱᴀʀɪꜰᴀʜ ᴀɪɴɪ
Gila, ini bapaknya udah pasang badan banget demi keluarga🔥 Tapi shotgunnya nggak ada peluru? Aduh, semoga aja ada cara lain buat ngalahin goblin-goblin itu! 😭
Chimpanzini Banananini: duhh gimana ya bilangnya? mereka semua meninggoy dan damai sebagai npc hiks
total 1 replies
ꜱᴀʀɪꜰᴀʜ ᴀɪɴɪ
serem banget! 😱 Udah goblinnya nyeremin, kelakuannya lebih nyeremin lagi.
Cesium-136
Cek komentar buat detailnya
Chimpanzini Banananini: baik. akan dikembangkan lebih baik dan lebih baik lagi. aku juga berusaha untuk membuat setiap judul diawal bab, foreshadowing, cliffhanger, pasti tidak akan mudah ditebak oleh para pembaca. btw thanks udh mau repot² baca ceritakuu❤❤
total 5 replies
Sang_Imajinasi
pertarungan nya bab selanjutnya
Chimpanzini Banananini: iya kaka. tapi aku bakalan crazy up dan bab selanjutnya bakalan up malam ini.
total 1 replies
Ai'zana
semangat thor
Fitur AI
ada kata kata mutiara nih
Fitur AI
wah bagus , ini keknya dia di palak pereman kah?!/Slight/
DF. aldo syarudin
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!