NovelToon NovelToon
Maura : Tragedi Tahun Baru

Maura : Tragedi Tahun Baru

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi widya

Hidup Freya Almeera Shanum berubah setelah tragedi tahun baru 6th silam yang membuatnya menjadi single parent dari anak bernama Maura Hanin Azzahra.

Maura, gadis berusia 5th itu selalu menanyakan keberadaan Ayahnya yang tak pernah diketemuinya dari kecil.

Pertanyaan sederhana tentang keberadaan sang Ayah yang selalu di lontarkan Maura membuat sang Bunda Freya (25th) merasa bersalah dan sedih. Bahkan Freya juga kadang teringat akan tragedi malam itu setiap sang putri bertanya keberadaan Ayahnya.

Semua salah wanita tak tahu terima kasih itu. Karena wanita itu, Freya sekarang menjadi single parent tanpa status.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Calon istri

Freya duduk merenung di lorong rumah sakit. Dia memikirkan kejadian kemarin setelah dia melihat rekaman CCTV yang merekam kejadian jatuhnya Maura dari tangga.

Dari rekaman CCTV sudah terlihat jelas kalau memang Maura jatuh bukan karena didorong Mama Lea, tetapi karena kesalahan Maura sendiri yang berlarian saat menaiki tangga.

"Pasti sekarang Nyonya Alea semakin membenci ku karena telah menuduhnya menyelakai Maura." gumam Freya.

"Aku memang tidak pantas untuk menjadi bagian dari keluarga Abrisam."

"Aku hanya wanita rendahan yang tidak berkelas."

"Mungkin setelah Maura sembuh aku akan membawanya pergi jauh dari Bryan dan keluarganya."

"Tapi, bagaimana dengan Maura?"

"Dia begitu menginginkan Ayahnya, Bryan."

"Haruskah aku sendiri yang pergi tanpa membawa Maura."

Freya menangkupkan kedua tangannya untuk menutupi wajahnya.

"Bahkan disaat kondisi Maura yang seperti saat ini saja aku tak sanggup untuk menanggungnya."

"Jika aku harus pergi? apa sanggup aku hidup tanpa Maura."

Hik...Freya menangis dalam diamnya. Kenapa disaat seperti ini dia terlihat begitu rapuh.

"Memang kamu mau pergi kemana, Frey?"

Freya membuka tangkupan tangannya yang menutupi wajahnya saat mendengar seseorang mengajaknya bicara.

"Mutia.." panggil Freya dengan suara tercekat saat melihat Mutia duduk disampingnya.

"Iya ini aku." jawab Mutia dengan senyum nanar menatap sahabatnya itu.

Freya langsung memeluk Mutia, yang dia butuhkan saat ini hanya tempat untuk bersandar.

"Maaf, aku baru bisa datang untuk menjenguk Maura." Freya mengangguk sebagai jawabannya.

"Kemarin begitu banyak pekerjaan yang gak bisa ditinggal dan harus lembur." sambung Mutia.

"Kamu kenapa? Memang kamu mau pergi kemana?" tanya Mutia setelah melihat Freya yang sudah terlihat tenang.

Freya melepaskan pelukannya dan menggeleng kepala berulang kali, dia juga mengusap air matanya dengan lengannya.

"Ishh...jorok kamu." Mutia mengambil tisu didalam tasnya.

"Nih, pakai tisu." Mutia memberikan sebungkus tisu yang sudah terbuka pada Freya.

"Jangan seperti Maura kalau menangis ingusnya dilap pakai lengan dan membuat lengan bajunya kotor." sewot Mutia mengingat kelakuan Bunda dan anak itu.

"Kan kamu yang ngajari aku sama Maura." sahut Freya cepat membuat keduanya tertawa pelan.

"Kenapa kamu ngelihat aku seperti itu?" tanya Freya saat melihat Mutia yang menatapnya dalam diam.

"Aku nggak ingin kamu pergi meninggalkan Maura sendirian disini."

"Aku ingin kamu menghadapi masalah yang ada saat ini."

"Jangan menghindar Freya."

"Sudah saatnya kamu bahagia." kata Mutia yang memang menginginkan sahabatnya ini hidup bahagia bersama pasangannya.

"Aku sudah bahagia saat ini, Mut." kilah Freya.

"Tapi mata kamu berkata lain, Freya." bantah Mutia.

"Bukan Nyonya Alea yang mencelakai Maura." Freya mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia malas kalau harus membahas dirinya saat ini.

Bahagia.

Nanti kalau Freya bisa melihat senyum cantik nan manis milik Maura dia pasti akan sangat bahagia.

"Maksud kamu?" tanya Mutia yang belum paham akan apa yang Freya katakan.

"Maura jatuh murni kecelakaan. Dia jatuh karena lari di tangga dan Nyonya Alea terlambat untuk menolongnya." ucap Freya

"Nyonya Alea juga sempat mendonorkan darahnya untuk Maura saat operasi." sambung Freya.

"Tapi aku,-" Freya menunduk, "-aku kemarin sempat menuduhnya bahkan marah sama dia." Freya kembali menitikan air mata.

"Dia pasti semakin membenciku, Mut." hik..Mutia melingkarkan lengannya di bahu Freya dan mengusapnya pelan.

"Kenapa aku merasa kalau kamu itu takut Nyonya Alea tidak merestui hubungan kamu dengan Tuan Bryan ya, Frey?" celetuk Mutia tiba-tiba.

"Ishhh..." Freya mendorong bahu Mutia pelan, "-siapa juga yang mau memiliki hubungan sama monster sombong seperti dia, nggak banget." sungut Freya yang sudah tidak menangis lagi yang ada wajahnya sudah kembali garang dan siap menerkam Bryan kapan saja.

Mutia terkekeh, "Monster, monster, monster. Sepertinya kamu sudah memiliki panggilan sayang buat dia yah, Freya." kata Mutia dengan senyum menyebalkan.

"Itu bukan panggilan sayang, tapi memang dia itu seperti monster menyebalkan yang mesum dan seperti jailangkung." Freya masih bersungut-sungut saat membicarakan sosok Bryan.

"Hati-hati Freya. Bencilah orang sewajarnya, boleh jadi yang kamu benci nantinya bakal jadi yang kamu cinta dan cintailah orang sewajarnya, boleh jadi yang kamu cinta nantinya bakal jadi yang kamu benci."

"Allah itu mampu membolak balikkan hati hamba-Nya." Mutia memberikan nasihat pada Freya, sahabatnya.

"Sok bijak kamu Ibu Mutia Amalia Azmy." cibir Freya lantas dia berdiri dan berjalan menuju ruang rawat Maura.

"Ehh..Mau kemana kamu?? Tunggu.!!" Mutia mempercepat langkahnya mengejar Freya.

"Aku gak akan biarkan Nona Freya pergi dari kehidupan Tuan Muda."

"Apapun akan aku lakukan supaya Nona Freya tetap berada disisi Tuan Muda."

"Karena aku yakin, Nona Freya lah yang terbaik buat Tuan Muda selain dia tentunya." kata Rendy setelah melihat Freya dan Mutia pergi. Tadi dia tidak sengaja mendengar semua perkataan Freya sebelum Mutia datang.

"Mana Bryan? Kok gak ada?" gumam Freya lirih saat masuk ruang rawat Maura namun tak mendapati Bryan di sana.

"Cieee...Ada yang nyari'in pujaan hatinya nih yeee." goda Mutia saat mendengar gumaman Freya.

Freya memutar bola matanya malas, "Jangan asal kalau ngomong." sewot Freya.

Mutia terkekeh lirih, dia berjalan mendekat ke brankar Maura. Dia menatap Maura sendu.

"Anak Mama yang kuat, cepat sembuh ya."

"Nanti kita jodohin Bunda kamu dengan Ayah kamu supaya Maura bisa tinggal selamanya bersama Bunda dan Ayah Maura seperti yang Maura inginkan selama ini." Mutia mencium kening Maura.

"Aamiin Ya Rabbal Alamin."

Freya menoleh ke belakang, begitupun Mutia saat mendengar suara laki-laki.

"Bryan." gumam Freya pelan, dia kaget saat tiba-tiba ada Bryan di sana yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Mutia menahan tawanya melihat wajah keterkejutan Freya saat Bryan mendengar ucapannya, bahkan Bryan juga mengaminkan ucapannya itu.

"Kenapa diam saja? Kalau ada orang yang mengucapkan harapan yang baik itu harus diaminkan bukan." kata Bryan santai berjalan menuju sofa dan duduk dengan gayanya yang angkuh, membuat Freya ingin muntah melihatnya.

"Hustt!!" Mutia menyenggol lengan Freya saat melihat Freya hanya diam saja menatap tajam pada Bryan.

"Diaminkan Freya, diaminkan." cicit Mutia berkali-kali membuat Freya mencubit lengan Mutia.

"Ishhh...Sakit tahu." keluh Mutia sambil mengusap lengannya yang tadi dicubit Freya.

"Hari ini saya tidak bisa menemani Maura. Jadi saya mohon sama anda untuk selalu ada disisi Maura dan jangan pacaran terus sama laki-laki setengah perempuan itu." kata Bryan tanpa menatap lawan bicaranya, dia fokus sendiri sama handphone nya.

Freya hanya diam saja tak menyahuti perkataan Bryan. Tanpa dimintapun dia tetap akan menjaga Maura, putrinya. Apalagi kondisi Maura yang seperti saat ini. Mana tega Freya meninggalkan Maura sendirian.

Berbeda dengan Mutia yang bertanya-tanya, siapa pacar Freya saat ini. Setahu dia Freya tidak dekat dengan siapa-siapa. Dan juga siapa laki-laki setengah perempuan itu.

Pintu diketuk dari luar dan masuklah Rendy membawa beberapa paper bag.

"Selamat pagi Tuan Muda! Ini pesanan anda." Rendy meletakkan paper bag yang dia bawa di atas meja sofa.

Bryan berdiri dan mendekat ke ranjang Maura membuat Mutia langsung bergeser menjauh.

"Ayah kerja dulu, laporkan pada Ayah nanti kalau Bunda kamu kerjaannya pacaran terus sama laki-laki setengah perempuan itu. Karena hanya Ayah yang boleh dekat dengan Bunda kamu." kata Bryan pelan namun masih terdengar Freya yang memang berdiri di samping Bryan.

"Kenapa monster ini rasa percaya dirinya tinggi banget sih." gerutu Freya dalam hati.

Cup. Bryan mencium kening dan kedua pipi Maura. "Cepat sembuh cantiknya Ayah."

"Saya pergi dulu, tolong jaga Maura untuk saya."

"Dan itu buat anda." Bryan menunjuk paper bag yang ada di atas meja sofa.

Freya melirik sekilas kemudian dia kembali menatap Maura yang masih memejamkan matanya itu.

"Saya kerja dulu calon istri." bisik Bryan tepat di telinga Freya membuat Freya langsung mendelik tak suka pada Bryan.

Bryan hanya menarik salah satu sudut bibirnya membentuk seringaian tipis melihat ekspresi Freya.

Bryan berjalan keluar disusul Rendy yang selalu berada disamping Bryan dimana berada.

"Freya.!!" panggil Mutia yang saat ini tengah membuka paper bag yang ada di meja sofa.

"Hemm."

"Baik banget sih Tuan Bryan menyiapkan kamu baju juga makanan sebanyak ini." kata Mutia heboh saat melihat tiga paper bag berisi pakaian dan 2 paper bag berisi makanan.

"Dia baik kalau ada maunya." jawab Freya asal.

"Padahal aku tadi juga sudah siapkan baju buat kamu, tapi ketinggalan di apartemen. Hehehe." kata Mutia sambil ketawa gak jelas.

"Aku kembali dulu yah. Tadi aku cuma ijin sampai jam sembilan." kata Mutia bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Iya hati-hati." ucap Freya.

"Maura, Mama pulang dulu yah. Nanti Mama akan kesini lagi buat menemani Maura." pamit Mutia pada Maura.

"Yang sabar ya Frey." Mutia mengelus lengan sahabatnya.

Freya mengangguk dan tersenyum, "Iya, makasih."

Setelah semuanya pergi Freya bersiap membersihkan diri dan memakan sarapan yang telah disiapkan Bryan atau lebih tepatnya disiapkan Rendy.

Ceklek

Pintu terbuka dari luar membuat Freya langsung berdiri dari duduknya saat tahu siapa yang datang menjenguk Maura.

"Kenapa pagi-pagi sekali sudah datang kesini?"

1
fiyol jelek
bagus
Wanita Aries
Suka ceritanya ada komedinya jg
Yuni Astutik
aahhhhhhh.................. akhirnya............
Yuni Astutik
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 freya bik maura cek drieneh
Yuni Astutik
😭😭😭😭😭
Yuni Astutik
👍👍👍
Yuni Astutik
👍👍
Yuni Astutik
👍
Yuni Astutik
❤❤❤❤
Kecombrang
kelakuan emak sama anak sama aja 🤣🤣🤣
Nur Aini
Luar biasa
pipin bagendra
tunggu Thor indomoyet itu apa ya hehehe
Mega Girl
mampir thor
Yant08
Luar biasa
Oi Min
happy ending.....
Oi Min
wkwkwkwwkkwk...... Mora bner 2 Bryan versi cewek..... huft....
Oi Min
otor..... iihhhh..... nyebelin.... tadi papa Abri..... sekarang Mutia dan salah satu bayi nya di matiin... 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😡😡😡😡😡
Oi Min
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭..... g kuat tor...... aq paling sensitif klo soal bapak..... krna aq dri kecil jga hnya sama bapak. apa2 bapak..
Amaliah 🌹
Luar biasa
Oi Min
dah hamil ini Mutia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!