Warning! (***)
Pernikahan atas dasar perjodohan bukan berarti sesuatu yang tidak dipedulikan.
Pernikahan tetaplah pernikahan!
Apapun itu, aku akan selalu memperjuangkan rumah tanggaku sampai kata cinta tumbuh di antara kami berdua.
"Apakah kau tak mau melakukan malam pertama kita, Mas?" cegah Dianka saat Darwin hendak berlalu.
Sanggupkah ia membuat hati Sang CEO itu luluh?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
Siang hari Dianka yang sudah mengerjakan desain nya merasa bosan hanya berdiam diri di dalam kamar, ia tidak terbiasa seperti ini, dirinya sudah terbiasa sibuk.
Sudah berpuluh-puluh kali Dianka mengganti saluran televisi yang ia tonton tetapi tetap saja tidak ada yang seru menurutnya, merasa percuma ia pun mematikan televisi itu.
"Bosan sekali... " keluh Dianka.
Kini dianka dibuat bingung sendiri, apa yang harus ia lakukan?
Hening....
Hening....
Tiba-tiba saja sekelebat bayangan Darwin terlintas di otaknya, apa ia mengunjungi perusahaan Darwin saja? mungkin saja dengan begitu bisa mengurangi rasa bosannya.
Tetapi sebelum Dianka bersiap ia ingin membuatkan suaminya makan siang.
Dengan hanya membutuhkan waktu dua puluh menit makanan pun sudah siap disajikan.
Ia pun bergegas mengganti baju dan berdandan secantik mungkin, ia tak mau sampai mempermalukan suaminya di depan para karyawan.
Setelah semua sudah beres barulah Dianka mengambil kunci mobilnya dan mengendarai kendaraan itu sendiri.
***
Kini Dianka sudah berada tepat didepan gedung pencakar langit, tak mau membuang-buang waktu wanita itu langsung masuk ke dalam perusahaan dan disambut ramah oleh para resepsionis.
Setelah mendapat izin Dianka dipersilahkan naik ke lantai atas dimana ruangan Darwin berada.
Saat di lantai atas Dianka juga meminta izin terlebih dahulu pada sekertaris Darwin untuk menemui suaminya, dan tentu saja sekertaris tersebut mengizinkan istri boss nya itu masuk.
Dianka mengetuk pintu ruangan Darwin, setelah ada sahutan dari dalam ia pun lantas membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan sang suami.
Disisi lain Darwin yang mengira jika seseorang yang mengetuk pintu tadi adalah sekertaris begitu terkejut karna ternyata Dianka lah yang masuk ke dalam ruangannya.
"Dianka?"
"Hai Mas, maaf membuatmu terkejut" ucap Dianka sembari melangkah ke arah meja kerja Darwin.
"Kenapa kau bisa ada disini?"
Sebelum menjawab pertanyaan Darwin perempuan itu tiba-tiba duduk di atas pangkuan Darwin sembari mengalungkan kedua lengannya di leher si pria.
"Aku bosan seharian berada di rumah, jadi aku kesini sekalian membawakan mu makan siang" kata Dianka yang tersenyum manis pada Darwin.
Kkenapa tidak mengabariku terlebih dahulu?"
"Aku sengaja ingin memberikanmu kejutan" tawa kecil pun keluar dari bibir manis Dianka.
"Kenapa kau masih mengerjakan tugas mu mas? Ini sudah masuk jam makan siang. Ayo behenti lah dulu" Dianka lalu menarik lengan Darwin membawa pria itu ke sofa yang berada disana.
Dengan telaten nya Dianka menyuapi Darwin sampai makanan yang ia bawa pun habis tak tersisa.
Saat Dianka tengah membereskan tempat makan tak sengaja matanya melihat tempat makanan berwana hitam yang terletak di atas meja. Ia pun lantas bertanya.
"Tempat makan milik siapa itu mas?" tanya Dianka sambil menunjuk ke arah benda tersebut.
Deg!
Seketika Darwin dibuat gugup oleh pertanyaan Dianka, ia lupa jika tempat makan milik Adelia masih berada di sana.
"Emm... Itu milik karyawan ku"
Dianka terdiam sesaat, tak lama ia pun bertanya kembali.
"Perempuan atau laki-laki?"
"Laki-laki" ucap Darwin dengan lantang, ia terpaksa berbohong karna tidak mungkin dia mengatakan jika benda itu milik seorang perempuan yang mana adalah mantan kekasihnya sendiri.
Mendengar jawaban Darwin Dianka hanya mengangguk sebagai tanggapan.
Seusai membereskan tempat makan Dianka kembali mengobrol dengan Darwin di sofa itu, Dianka banyak bertanya seputar perusahaan sedangkan Darwin hanya menjawab pertanyaan Dianka seadanya.
Sampai dimana tangan Dianka dengan nakalnya mengelus elus paha Darwin dan menyentuh pusaka milik Darwin.
"Jangan dianka, ini masih dikantor" cegah Darwin yang menghentikan aksi Dianka.
"Apa kau tidak mau mencobanya di kantor mas? Aku rasa hal itu cukup menantang jika kita lakukan" bisik Dianka dengan nada sensual.
"Di tapi aku.... Mmpphh.... "
Disaat-saat adegan itu tengah berlangsung tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka dan menampakkan seseorang yang dibuat terkejut disana.
"Maaf aku mengganggu kalian"
Deg!
Mata Darwin terbelalak dengan lebar, jantungnya pun serasa dibuat copot saat itu juga, dengan reflek ia mendorong Dianka sampai tubuh wanita itu terhuyung ke belakang.
"Adelia tunggu....!!!"
Darwin berusaha mengejar wanita itu, tetapi suatu benda yang jatuh diatas lantai membuat Darwin menghentikan langkahnya.
Ia mengambil benda itu yang ternyata adalah sebuah tempat makan yang berisikan makanan favoritnya.
Darwin mengusap wajahnya kasar, ia lupa jika Adelia akan membawakan makanan siang untuknya juga.
Dianka yang melihat suaminya seperti orang yang tengah frustasi lantas mendekat.
"Mas" seru Dianka.
Pria itu berbalik dan langsung memarahi Dianka.
"Ini semua gara-gara kau! Sudah aku bilang jaga sikap mu disini!!"
"Kau lihat sekarang dia salah paham!!" bentak Darwin, ia meremaas rambutnya dengan kuat.
"Arghhh.....!!"
Dianka membeku di tempat, ia tak menyangka Darwin akan membentak dirinya hanya karna takut Adelia salah paham karna telah melihat kemesraan mereka.
Ini sama sekali tak seperti skenario yang telah ia buat, Dianka tak menyangka Darwin akan semarah ini.
Tanpa sadar air mata Dianka menetes begitu saja, cepat-cepat Dianka menghapusnya dengan tangan.
"Kau benar, seharusnya aku menjaga sikapku agar mantan kekasihmu tak salah paham. Maaf atas kelakuan ku, lebih baik aku pergi dari sini"
Deg!
Darwin langsung menatap tak percaya pada Dianka, ternyata selama ini Dianka tahu jika Adelia adalah mantan kekasihnya?
Dianka mengambil tas miliknya dan keluar dari ruangan Darwin lalu masuk ke dalam mobilnya meninggalkan pekarangan kantor.
waah .. enak bener gak dihukum krn rencana pembunuhan ke Dianka..
Pikir ... pikiiiirrrr .... kalo Alfred beneran nolongin, gak mungkin lah sampe selama itu kamu "dikurung" ...
Katanya di villa, tp koq ya sama sekali gak boleh keluar kamar sekedar buat jalan2..
Buat keamanan ?
Justru sekarang kamu berada di tempat yg gak aman, Dianka ...
gimana kalo nanti Darwin tau bhw otak kejahatan itu adalah mantan tersayang nya ...
Darwin masih "main2" tuh sama Adelia .. 😡😡😡