NovelToon NovelToon
THE ETERNAL QUEEN

THE ETERNAL QUEEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Menjadi NPC
Popularitas:405
Nilai: 5
Nama Author: Yuuuki

Aku mengingat semua kehidupanku, tapi yang pasti aku tidak ingat kehidupan pertamaku, dan firasatku aku buka mahkluk bumi ini, siapa aku?
Lagi lagi aku menjadi seperti ini, terjebak di putaran dunia. kehidupan ku yang ke 1002
Besok ngapain ya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuuuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 : Laporan!, Paham!!

Hermes (melapor pada Zeus dan dewa-dewi)

“Aku sudah bertemu dengan Alexander Violetine Athena Lilac. Gadis itu… berbeda. Auranya tidak seperti manusia biasa. Ia begitu tenang, seolah sudah tahu semua permainan yang kucoba untuk memprovokasinya.”

Zeus menatap serius. “Berbeda bagaimana?”

Hermes menarik napas pelan. “Ketika aku mencoba menyebut nama kuno—Pallas Parthenos—dia menanggapi seakan tak tahu. Tapi… tatapan matanya saat itu tajam, seolah mengingatkan bahwa akulah yang sedang diuji. Seolah aku sedang berhadapan dengan sesuatu yang… lebih tinggi dari diriku.”

Ares mendengus. “Kau terlalu dramatis. Dia hanya manusia, bukan?”

Hermes melirik Ares dengan sinis. “Kalau dia hanya manusia, Ares, kenapa aku merasa seperti sedang berbicara dengan makhluk yang tahu rahasia para dewa? Bahkan saat aku memancing emosinya, dia balik menantang ku dengan kata-kata dingin. Rasanya, seperti bicara dengan dewi perang.”

 “Jangan bilang kau jatuh hati pada manusia itu?”Aphrodite bersandar, tersenyum geli seolah meremehkan

Hermes mendengus. “Tidak. Aku hanya melaporkan apa adanya. Sejauh ini, aku tidak menemukan bukti bahwa dia apostle atau saint milik Athena. Tapi ada satu hal yang jelas… dia memiliki ketenangan yang hanya dimiliki oleh seseorang yang pernah melihat dunia atas.”

"Kau yakin dia bukan Dewi Athena sendiri?” Poseidon kini membuka suaranya

Hermes terdiam beberapa detik, lalu tersenyum samar. “Kalau dia benar Athena, maka dia menyamarkannya dengan sempurna. Tidak ada jejak ilahi yang jelas, tapi… firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan. Dan firasatku jarang salah.”

Hermes:

“Aku sudah mengamatinya. Alexander Violetine Athena Lilac… berbeda. Dia seperti punya aura kebijaksanaan yang… tak wajar. Seolah aku sedang berbicara dengan dewi perang itu sendiri.”

“Omong kosong, Hermes. Athena sedang tertidur di ruang suci, bersama Tuhan Pencipta. Kita semua tahu itu.” Hermes menghentakkan tongkatnya dengan keras

“Lalu bagaimana kau jelaskan caranya dia menatapku seolah aku hanya bidak di papan catur? Bagaimana kau jelaskan ketika aku mencoba memprovokasinya, dia malah berbalik… memprovokasi aku?” Hermes menatapnya dan tersenyum sinis

“Haha! Jadi kau kalah kata dengan seorang manusia, Hermes? Itu saja sudah cukup lucu untuk membuatku tidak percaya laporanmu.” Ia tertawa mengejek, Ares kini menatap hermes rendah

“Bukan hanya soal kata-kata, Ares. Hermes jarang salah soal perasaan. Kalau dia merasa gadis itu ‘lebih tinggi’ dari manusia biasa, mungkin ada sesuatu. Bukankah mungkin Athena… sudah bangun diam-diam?” Ucap Aprodhit menanggapi dengan serius

“Tidak mungkin. Ruang suci di mana Athena tidur dijaga langsung oleh Tuhan Pencipta. Tidak ada tanda-tanda dia bangun, apalagi turun ke dunia fana.”Lanjut Aprodhit

“Lalu bagaimana dengan lonjakan mana di Aurorise? Kekuatan itu… terasa mirip dengan energi ilahi Athena. Aku tidak mungkin salah merasakannya.”Hermes mengerutkan pelipisnya

“Aku juga merasakan aura itu. Tapi tidak persis sama. Ada sesuatu yang berubah… seolah energi itu bukan Athena yang dulu, melainkan sosok baru dengan ingatan lamanya.”Apollo menganalisisnya dengan tenang

“Aku tidak suka teori tanpa dasar. Athena masih tertidur. Hermes, laporkan saja fakta—bukan firasatmu.”Zeus mulai kesal dan sedikit panik, karena kesalahan sedikit di dunia itu bisa membuat keseimbangan dunia kacau

“Baik, fakta: Lilac memiliki energi yang nyaris tidak bisa dibaca. Moirai pun bilang takdirnya gelap, bukan? Hanya satu hal yang pasti, dia bukan musuh kita. Itu sendiri sudah cukup mencurigakan.” Hermes berbicara serius tanpa membohongi sedikitpun

“Kurasa gadis itu hanya manusia istimewa, pewaris berkah Athena. Jangan membesar-besarkan masalah ini.” Ares tak mau berfikir lebih lama

“Bagaimana jika… Athena sendiri ‘mengirim sebagian kesadarannya’ ke gadis itu? Tidurnya tetap di dunia atas, tapi jiwanya… mengalir di tubuh manusia?” Aprodhit menatap hermes dalam

Zeus terdiam. Ide itu membuat semua dewa saling bertukar pandang.

“Kalau benar, berarti Athena sudah memilih jalannya sendiri. Dan itu berarti… Tuhan Pencipta menyetujuinya.” Hemes menatap mereka

Bola kristal di aula para dewa memancarkan cahaya hangat, menandakan kehadiran Moirai.

Suara mereka terdengar lembut, namun sarat makna.

“Benang takdir Lilac… bukan sesuatu yang harus diputus. Ia terikat pada dunia atas dan dunia manusia, menjadi jembatan, bukan ancaman.” Clotho membacakan takdir yang ia ketahui untuk melerai mereka

“Kami tidak melihat niat jahat darinya. Justru, dia membawa peluang bagi keseimbangan baru. Seolah Tuhan Pencipta sendiri merestui jalannya.”Lachesis berbicara dengan serius tanpa ada dugaan dugaan

“Namun, jalannya gelap. Banyak ujian akan datang, dan jika ia gagal, dunia ini akan goyah bukan karena keburukan, tapi karena kehilangan harapan.”Atropos seakan melihat masa depan yang sangat tak terduga

Semua dewa terdiam, merenungi kata-kata itu.

Themis muncul perlahan, suaranya teduh.

“Keberadaan Lilac tidak salah. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan melawan hukum alam. Aku percaya Tuhan Pencipta menaruhnya di dunia manusia karena ada peran besar yang menantinya.” Ia membela anak manusia yang bahkan ia tak tahu, ia sedih dengan hanya mendengar namanya

Zeus mengangguk perlahan.

“Kalau begitu, kita bukan menguji untuk mencurigai, tapi untuk memahami. Lilac… adalah anak manusia yang mendapat berkah Athena, dan kita harus memastikan dia tidak tersesat di jalannya.” Zeus membuat keputusan diantara mereka semua

Aphrodite tersenyum lembut.

“Mungkin dia butuh teman, bukan pengawasan berlebihan. Jika aku akan memerintahkan Apostle-ku untuk bersamanya, dia mungkin akan merasa lebih nyaman.”

“Selama bukan aku yang turun, aku tidak keberatan. Lima tahun menjaga tubuh setengah sadar itu sudah cukup melelahkan.” Ares menghela nafas kasar dengan frustasi

Hermes melangkah maju, menundukkan kepala.

“Kalau begitu, aku akan terus mendekatinya. Aku tak merasakan niat buruk dari Lilac, tapi… ada sesuatu yang istimewa dalam tatapannya. Dia membawa cahaya yang, entah mengapa mengingatkanku pada Dewi Athena sendiri.” Ia sedih, mengingat teman Dewa nya sedangkan tertidur saat ini

“Terus amati dia, Hermes. Tapi ingat, kita adalah pelindung, bukan penghakim. Jika dia butuh bantuan, kita yang harus lebih dulu mengulurkan tangan.” Ucap Zeus melihat ke dunia manusia.

Di aula cahaya, para dewa duduk dalam lingkaran, ditemani suara air mancur yang menenangkan.

“Lilac… anak itu semakin menarik perhatian kita semua. Meski Athena masih tertidur di ruang suci, aku merasa berkatnya terus hidup dalam diri Lilac.” Zeus seperti tertarik pada manusia itu

“Aku juga merasakannya. Hatinya murni, tapi ada keteguhan di balik matanya. Dia mirip Athena muda, tapi lebih lembut. Aku ingin melihat bagaimana dia menghadapi dunia yang keras ini.” Aprodhit melihat Lilac yang sedang tertidur dibola Kristal milik dewa

Apollo menambahkan, nadanya sangat menenangkan dan hangat

“Dia memiliki cahaya yang alami. Aku bisa melihat masa depan yang cerah dalam dirinya, meskipun jalannya tidak mudah. Menurutku, kita perlu memberinya sedikit bimbingan, bukan pengawasan.”

“Dia bukan tipe manusia yang perlu dilindungi secara berlebihan. Lilac punya keberanian. Tapi, jika dia butuh kekuatan, kita seharusnya siap memberikan bantuan.” Ares yang sudah beberapa kali mengamati lilac dari atas

“Keberadaannya tidak salah. Dia bukan sekadar pewaris berkah Athena. Dia adalah titik di mana dunia manusia dan dunia ilahi bisa saling menguatkan. Aku rasa Tuhan Pencipta melihatnya sebagai ‘jembatan’." Themis tersenyum

“Dia bukan orang biasa, itu jelas. Aku sudah bertemu dengannya, dan dia, memandangku seakan tahu lebih banyak dari yang ia tunjukkan. Rasanya seperti berbicara dengan seorang dewi. Aku akan terus memperhatikan, tapi tanpa mengganggu jalannya.”Ucap Hermes setelah berdebat ria dibumi dengan Lilac

“Baik. Hermes, awasi Lilac dengan cara yang halus. Jika dia membutuhkan bimbingan, kita ada untuknya. Kita semua di sini… bukan hanya pelindung, tapi juga keluarga bagi mereka yang membawa berkah kita, Jika Tuhan Pencipta membawanya di dunia maka kita adalah Penasehatnya" Ucap Zeus mulai tenang

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!