KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMIKIRKAN NIFA
MEMIKIRKANNYA
“Kenapa sih gue sekarang?, kenapa gue jadi merasa bersalah? kenapa gue harus mikirin dia?” Farel bertanya tanya dalam hatinya sambil memegang tempat makan milik Desti. Rasanya dia masih enggan untuk memisahkan dirinya pada Nifa. “Kenapa dia harus hadir di kehidupan gue sih?”
“Tert tert tert” suara bunyi telepon bergetar. Farel mengangkat teleponnya yang entah siapa itu.
“Halo” sapa seberang
“Halo” Jawab Farel membalas sapaan dari seberang.
“Dimana?” Tanya orang dari handphone sebelah.
“Baiklah” Farel pun segera bergegas keluar dari rumah. Rasanya dia sangat senang karena harus jumpa sama Silvi. Orang yang dia suka sampai kini.
“Hai Sil” sapa Farel
“Hai” balas Silvi.
“Kita mau ngapain?” Tanya Farel bingung. Ternyata yang menelpon Farel adalah Silvi.
“Kita mau hepi hepi Rel, gua bosan di rumah aja” Ujar Silvi menjawab.
“Sama nih” Balas Farel balik
“Kita ke pantai aja yah” Ajak Silvi memberi ide
“Malam malam gini?” Tanya Farel memastikan hal itu.
“Yah” Farel dan Silvia pun ke pantai berdua. Terlihat kesejukan di pantai tersebut.
“Dingin yah” UJar Silvi sembari menatap langit yang dipenuhi bintang.
“Lumayan” Ujar Farel, sembarri melepas jaket hitam kulitnya dan memberinya ke Silvi sambil membekapnya.
“Gue rindu Rel, saat masa SMP kita” Ujar Silvi menatap farel yang sedang membekapnya. Heiii, bukannya Silvi pacaran sama Rendi?
“Sama Sil” Ujar Farel yang juga rindu ke Silvi. “Gue pengen dekat sama lo lagi” Ujar Farel to the point.
“Gue juga, tapi gue gak bisa lepasin Rendi” Ujar Silvi menjawab.
“Kenapa Sil?” Tanya Farel nggak habis pikir. Apa kurangnya Farel, apalagi disandingkan dengan Rendi.
“Soalnya dia bermanfaat bagi gue Rel” Ujar Silvi jujur.
“Maksud lo Sil?” tanya Farel yang bingung maksud gadis yang sedang dia bekap dengan lembut itu.
“Banyak deh yang gak bisa gue ceritain kelo Rel” Ujar Silvi bohong. Halah bukaan Silvi gak bisa ceritain, emang Silvinya aja yang jahat.
“Kenapa sih lo gak berubah, kenapa lo harus memanfaatkan orang?” Tanya Farel yang sadar dengan sikap buruk Silvi. Walaupun begitu Farel tetap sayang? Wah ternyata Farel selain setia, dia juga bodoh. Sama seperti Hanifa juga ternyata.
“Karena kehidupan yang ngajarin gue Rel” Ujar Silvi jujur.
“Kesal rasanya mengingat semua tentang yang dulu, dimana Gue yang dimanfaatin lo Sel” batin pria itu. “Sel, lo gak ada niat untuk mengubah sifat lo yang seperti ini?” Ujar Farel sembari menatap mata gadis itu dengan lekat, begitu juga Silvi.
“Entahlah Rel, gue nyesel lepasin lo Rel” Ujarnya lagi jujur. Bukannya menjawab malah menyatakan rasa penyesalannya.
“Sel, alasan gue pindah sekolah hanya satu yaitu gue ingin dekat sama lo” Ujar Farel jujur. Dia ingin Silvi sadar betapa besarnya cinta yang ada didalam hati Farel.
“Maaf Rel, gue belum bisa, gue masih butuh Rendi di kehidupan gue” Ujar Silvi tetap kekeh menolak Farel. Wah sebesar apa perbuatan Rendi smape dia susah melepaskannya?
“Apa sih lebihnya dia dari gue Sil?” Ujar Farel menggerutu.
“Dia lebih kaya dari lo Rel, dan dia lebih pengertian” Ujar Silvi. Yah emang keluarga Silvi matre.
“Jadi itu yang lo incer?” Tanya Farel pada Silvi. Silvi gak tau aja kalau perusahaan Farel sudah jauh membaik. Bahkan Farel pemilik sekolah yang dia juga sebagai murid disitu.
“Bagi gue kesenangan itu saat gue dapat dibahagiain dengan semua kemauan gue Rel” Ujar Silvi jujur. Farel mulai nggak habis pikir dengan pola pikir Silvi.
“Loh salha Sil, bukan kemauan lo yang dituruti makanya lo senang, tapi kedamaian, ketenangan dan kenyamanan yang lo rasa itu lebih dari cukup Sil” Ujar Farel menceramahi Silvi. Tapi yah emang Silvi batu, dan pemberontak.
“Itu bagimu Rel, bukan bagiku” Ujar Silvi dengan tegas
“Lo dah dewasa, plis lo itu berpikir dewasa” Ujar Farel yang ingin menyadarkan gadis dihadapannya.
“Diammmmm” teriak Selvi kesal.
“Gue cuman mau lindungi lo” Farel pun memeluknya dan memberinya kehangatan. Silvi yang hanya bisa menangis dan bingung dengan sikapnya.
“Apa seperti ini yang selalu dirasakan Nifa, saat aku menolaknya berkali kali. Nif, gue jahat banget yah sama lo? Maafin gue Nif yang belum bisa nerima lo apa adanya, bahkan gak bisa ngertiin lo sedikit pun, tapi jujur gu kesepian tanpa lo Nif” batin Farel lirih. Gila, dia memeluk Silvi tapi memikirkan Hanifa.
Sakit yang lo rasakan belum sesakit yang dirasakan Nifa Rel. Lo gak tau gimana terpuruknya Nifa saat lo bersama cewek lain. Lo gak tau betapa sakitnya Nifa saat lo caci dia. Tapi dia selalu beri senyuman untuk lo, walau senyuman itu banyak luka yang dalam dalam tapi sedikit pun dia gak pernah menunjukkannya kelo Rel.