Namaku Amora, bagiku uang adalah segala-galanya. menjadi simpanan om-om dan mantan perempuan malam semuanya sudah ku lakoni hanya untuk mendapatkan uang dengan cara yang instan. Namun di balik itu ada masa lalu yang begitu kelam yang membentuk diriku menjadi seperti ini.
Suatu hari aku tersadar bahwa semua yang ku lakukan ini ternyata salah, dan aku mencoba keluar dari zona nyaman ku. Namun sayang nya semua tidak semudah yang ku bayangkan, sanggup kah aku menjalani kehidupan baruku kehidupan yang seperti roller coaster yang terkadang menjunggkir balikkan hidup ku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astry Yovani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Black card
Setelah mereka selesai mandi, Amora pun mempersiapkan segala kebutuhan Miko untuk berangkat ke kantor. Sepet biasa akan ada banyak perdebatan kecil di antara mereka berdua. Seperti saat memasang dasi.
"Pak nunduk dikit dong, saya ga nyampe." Pinta Amora yang memang jauh lebih pendek dari Miko karena dia sudah mencoba jinjit tapi tetap tidak dapat memasangkan dasi ke Miko.
"Makanya waktu pembagian tinggi kamu datang Amora, jangan malah molor. Nah kan jadi dapat sisa-sisa jadinya pendek deh." Ledek Miko yang masih berdiri.
"Saya kan anak yang baik, jadi saya ikhlas memberikan hak tinggi saya kepada orang yang lebih membutuhkan. Lagian ya pak cewek pendek itu imut tau, Wee." Bela Amora sambil menjulurkan lidahnya mengejek Miko.
"Yasudah cepat kamu pasangkan dasi saya, benar-benar ya kamu membuang waktu saya." Titah Miko.
"Bapak ini pernah ngaca ga sih? Ini yang dari tadi buang-buang waktu siapa? Yang di salahi siapa makanya pak kalau di suruh nunduk ya nurut." Oceh Amora.
"Ngapain saya harus berkaca? Saya sadar kok kalau saya tampan. Dan ini ngapain kamu ngatur-ngatur saya? Ya suka-suka saya dong. Harusnya kamu tuh yang berusaha." Kata Miko membela diri.
"Hmm iya iya, ini nih orang yang tidak pernah dapat pujian jadi harus puji diri sendiri dia."
"Kamu ngatain saya? Kamu tidak tau aja ya Amora setiap saya lewat maka setiap perempuan akan terpesona melihat ketampanan saya."
"Idih PD amat, siapa juga yang ngatain dia."
"Yaudah sini deh bapak dekat ke saya," pinta Amora yang naik ke atas ranjang karena dia sadar kalau berdebat dengan Miko tidak akan pernah ada habisnya.
Karena memang waktu nya sudah mepet Miko pun akhirnya mengalah dan Amora pun memasang kan dasi milik Miko.
Setelah selesai mereka berdua pun keluar dari kamar dan turun ke bawah karena perut kedua nya sudah keroncong.
Ravi yang baru saja selesai sarapan, melihat Miko yang berjalan dengan gaya arogan nya sementara Amora hanya mengekori nya dari belakang.
"Rambut Amora basah, apa mereka sudah melakukan nya?" Batin Ravi saat melihat penampilan Amora. Entah kenapa rasanya hati Ravi sakit saat membayangkan semua.
"Selamat pagi pak Ravi." Sapa Amora saat mereka sudah sampai di meja makan.
"Eh iya pagi Amora." Jawab Ravi gugup.
"Apa Amora sudha tidak marah lagi ya kepada ku? Kalau benar begitu syukurlah." Batin Ravi yang langsung mengembangkan senyum di pipinya karena dapat ucapan selamat pagi dari Amora.
"Habis obat kamu? Ga ada yang lucu senyum-senyum sendiri." Ledek Miko saat melihat Ravi yang tersenyum menatap Amora.
"Ah tidak kok kak, kakak ko tumben telat keluar kamar nya?" Tanya Ravi mengalihkan pembicaraan.
"Terserah kakak dong,"
Amora hanya diam saja mendengar kan perdebatan antara kakak dan adik itu. Dia pun menyiapkan sarapan untuk Miko setelah nya dia duduk di sebelah Miko dan mengambil kan sarapan untuk dirinya sendiri.
"Kamu mau kemana hari ini?" Tanya Miko pada Amora di sela-sela mereka sarapan.
"Hmmm pengen nya sih ke mall mau belanja. Lagian kan di surat perjanjian pak Miko akan memberikan saya black card kalau saya sudah menjalankan tugas saya." Jawab Amora.
"Apa,,,, berarti benar kak Miko dan Amora sudah melakukan nya? Kenapa rasanya sakit sekali ya." Batin Ravi yang masih duduk di hadapan Miko.
"Hmmm baiklah, karena saya pria yang naik kau boleh berbelanja sepuas mu, dan ini black card nya." Ucap Miko sambil menyerahkan black card milik nya kepada Amora.
"Ahh makasih pak Miko," ucap Amora dengan senyum bahagia di wajahnya karena ini pertama kalinya dia memegang black card dan sebentar lagi dia akan berbelanja sepuasnya tanpa melihat harga.
"Tapi ingat sayang, tidak ada yang gratis di dunia ini. Kau harus membayar semuanya nanti malam." Bisik Miko di telinga Amora.
"Idih,,, dasar mesum." Ucap Amora yang langsung membulat kan mata nya dan segera menjauh dari Miko.
"Ehem..." Dehem Ravi yang melihat wajah Miko menempel di telinga Amora.
"Kamu batuk? Minum Ravi minum." Ucap Miko.
"Yasudah aku ke kantor dulu ya, ingat sayang persiapkan semuanya untuk nanti malam ya." Ucap Miko yang sudah selesai sarapan dan bersiap berangkat ke kantor.
"Hmmm, ingat pak Miko kau salah memilih perempuan jangan salah kan aku jika aku akan menghabiskan semua uang mu." Ucap Amora sambil mencium black card milik Miko.
"Hahaha habiskan lah sayang, jika kau sanggup. Kau tidak kenal ya siapa Miko Wijaya harta kekayaan nya tidak akan habis tujuh turunan. jadi belikan saja apa saja yang kau mau." Tawa Miko sambil mengedipkan mata nya kepada Amora.
"Baiklah sayang, jangan salah kan aku ya."
"Hah sayang? Amora memanggil kak Miko dengan sebutan sayang?" Batin Ravi yang ada di belakang Miko.
"Kami pergi ya, ingat selalu ikut serta kan bodyguard ku kemana pun kau pergi. Aku tidak mau kalau sampai mainan ku di ganggu orang lain." Ucap Miko sambil berjalan menuju pintu keluar rumah itu.
"Termasuk kamar mandi pak?" Teriak Amora.
"Pengecualian." Jawab Miko yang sudah tidak terlihat lagi dari meja makan.
"Mbak Lela kita akan belanja sepuasnya." Ucap Amora yang tersenyum kepada Lela yang sedang merapikan meja makan.
Sementara Lela hanya membalas nya dengan senyuman, dia merasa iri melihat kehidupan Amora yang bisa mendapatkan semua nya hanya dengan kecantikan wajah dan tubuhnya.
"Yasudah saya ganti baju dulu ya, mbak juga siap-siap gih." Ucap Amora yang berjalan menuju kamar nya.
Lela hanya bisa menuruti perintah nyonya nya itu, karena dia benar-benar membutuhkan pekerjaan ini. Dan setelah semua nya selesai mereka pun berangkat ke mall dengan beberapa bodyguard nya Miko.
Sesampainya di mall Amora pun langsung menyusuri toko-toko dengan merek ternama dan membeli semua yang dia inginkan tanpa melihat harga. Bahkan Lela yang ikut serta menemani nya juga kecipratan rezeki Amora.
"Mampus kamu pak Miko, kau salah orang karena telah memberikan kartu berharga mu ini kepa ku." Batin Amora sambil tersenyum.
Sementara Miko yang sedang memimpin rapat hanya senyum-senyum sendiri karena sedari tadi ada notifikasi pembayaran yang masuk ke ponselnya.
"Kau pikir semua ini gratis Amora? Kau harus membayar semuanya bahkan sampai kau tidak dapat jalan lagi nanti." Batin Miko sambil tersenyum.
Bahkan orang-orang yang ada di ruang rapat itu merasa ada yang aneh pada bos nya itu. Biasanya kalau Miko yang memimpin rapat maka akan ada ketegangan yang luar biasa di sana. Karena semuanya akan salah di matanya dan dia akan marah-marah dengan waktu yang cukup lama.
Namun berbeda dengan rapat kali ini seakan Miko menyetujui semua laporan para divisi di kantor nya itu.
"Kak, aku harap perubahan mu bukan karena Amora. Sungguh aku tidak sanggup jika kau sampai nyaman dan mencintai Amora." Batin Ravi yang merasa rasa cinta nya semakin hari semakin besar untuk Amora.
Setelah lelah berbelanja Amora pun makan siang bersama Lela dan para bodyguard nya Miko. Mereka semua merasa bahagia karena bisa makan di tempat yang mewah dan mahal.
Mereka bersyukur dengan kehadiran Amora di rumah itu. Karena rumah itu kini lebih berwarna dan kedua bos mereka yang dulunya dingin seperti kulkas dan satunya lagi tukang marah-marah kini menjadi lebih baik semenjak kehadiran Amora.
Setelah merasa tak ada lagi yang ingin di beli Amora dan yang lain nya pun pulang ke rumah. Dan sesampainya di rumah Amora yang merasa kelelahan pun memilih untuk berenang di kolam berenang milik Miko. Lagian sudah cukup Amora tidak berolahraga apalagi semenjak tinggal di rumah Miko.
Setelah selesai bernang, Amora pun berjemur di kolam berenang dengan handuk mandi nya yang menutupi tubuhnya sambil menikmati segelas jus yang di siapkan oleh lelah dibawah payung yang tersedia di pinggir kolam itu.
"Ternyata hidup dengan pak Miko tidak buruk juga. Yasudah lah cuman 1 bulan saja nikmati saja lah selagi bisa." Batin Amora sambil memejamkan matanya.
"Amora kenapa kau berjemur di sore hari?"
"Eh pak Ravi," kaget Amora karena tiba-tiba Ravi sudah ada di sebelahnya.
"Maaf telah membuat mu kaget."
"Tidak apa-apa kok pak, kok pak Ravi pulang nya cepat. Pak Miko mana?" Tanya Amora yang memperbaiki posisi tidur nya menjadi duduk.
"Oh kak Miko sedang mengobrol dengan mama di telepon." Jawab Ravi sambil duduk di sebelah Amora.
"Ohh begitu." Angguk Amora.
"Amora apa kau masih marah kepada ku?" Tanya Ravi lagi.
"Hah, marah? Buat apa pak?" Ucap Amora balik bertanya.
"Yah untuk semuanya."
"Hehehe sudah lah pak, semuanya sudah jalan takdir saya..saya ikhlas kok menerima nya." Jawab Amora sambil tersenyum simpul.
"Apa kau nyaman dengan kak Miko?"
"Maksud bapak?"
"Umm, maksud saya apa kak Miko menyakiti mu atau yang lain nya?" Jelas Ravi.
"Tidak kok pak, pak Miko orang yang baik." Jawab Amora yang tidak ingin menjelekkan Miko.
"Bagus lah kalau begitu."
"Amora sebenarnya saya sudah lama..."
"Amora ternyata kamu di sini? Sedari tadi saya mencari kamu."potong Miko yang berjalan menuju Amora.
"Eh iya pak, tadi saya merasa kegerahan makanya kepingin bernang." Jawab Amora.
"Hmm kamu akan mendapatkan hukuman lagi karena tidak menyambut saya di depan pintu." Ucap Miko setelah dia duduk di sebelah Amora.
"Hukum aja tros pak hukum."
"Eh tadi pak Ravi mau ngomong apa?" Tanya Amora lagi setelah dia mengingat Ravi.
"Tidak jadi Amora, lupakan saja. Saya duluan ke dalam ya kak aku duluan." Pamit Ravi yang langsung masuk ke dalam rumah.
"Ngomong apa si Ravi sama kamu?" Tanya Miko setelah Ravi sudah benar-benar masuk ke dalam rumah.
"Kepooo..."
"Amora, saya hanya bertanya."
"Emang nya penting? Udah ah saya mau mandi." Jawab Amora yang langsung meninggalkan Miko.
"Ikut.." ucap Miko yang mengekori Amora dari belakang.
ngaku dah nikah aja kamu malu Ayu, mana orang tahu klo Ravi itu suami mu, taunya Ravi bos single ganteng lagi...