Yan Ruyin, nama yang membuat semua orang di Kediaman Shen jijik. Wanita genit, pengkhianat, peracun… bahkan tidur dengan kakak ipar suaminya sendiri.
Sekarang, tubuh itu ditempati Yue Lan, analis data abad 21 yang tiba-tiba terbangun di dunia kuno ini, dan langsung dituduh melakukan kejahatan yang tak ia lakukan. Tidak ada yang percaya, bahkan suaminya sendiri, Shen Liang, lebih memilih menatap tembok daripada menatap wajahnya.
Tapi Yue Lan bukanlah Yan Ruyin, dan dia tidak akan diam.
Dengan akal modern dan keberanian yang dimilikinya, Yue Lan bertekad membersihkan nama Yan Ruyin, memperbaiki reputasinya, dan mengungkap siapa pelaku peracun sebenarnya.
Di tengah intrik keluarga, pengkhianatan, dan dendam yang membara.
Bisakah Yue Lan membalikkan nasibnya sebelum Kediaman Shen menghancurkannya selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arjunasatria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Aula utama terasa dingin pagi itu, meski matahari sudah mulai naik. Seluruh anggota keluarga Shen duduk di tempat masing-masing dengan wajah serius.
Tuan Shen duduk di kursi utama, wajahnya sulit dibaca. Di sampingnya, Nenek Shen duduk dengan mata tajam yang mengamati setiap orang di ruangan.
Nyonya Shen duduk dengan sikap angkuh, senyum tipis tersembunyi di sudut bibirnya. Shen Wei berdiri di belakang ibunya, tangan terlipat di dada dengan ekspresi puas.
Dan Yue Lan serta Shen Liang duduk berdampingan di sisi lain. Shen Liang tampak tenang namun waspada, sementara Yue Lan... jantungnya berdegup kencang.
Qin Mo... kumohon sudah dalam perjalanan kembali. Kumohon sampai tepat waktu.
"Baiklah," Tuan Shen membuka suara, memecah keheningan yang mencekam. "Aku mengumpulkan kalian pagi ini karena ada hal penting yang perlu dibicarakan."
Ia menatap Shen Liang dengan pandangan serius. "Kemarin, kau pergi menemui keluarga Lin untuk membahas kerja sama perdagangan. Bagaimana hasilnya?"
Shen Liang berdiri dengan sopan. "Berjalan dengan baik, Ayah. Tuan Lin Feng tampak tertarik dengan proposal kita dan...."
"TUNGGU DULU!" Nyonya Shen tiba-tiba berdiri, memotong kata-kata Shen Liang dengan suara keras. "Sebelum kita membahas hasil pertemuan itu, bukankah ada hal yang lebih penting yang harus diklarifikasi terlebih dahulu?"
Tuan Shen mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?"
Nyonya Shen berjalan ke tengah aula dengan langkah dramatis. "Aku mendengar... bahwa Shen Liang tidak pergi sendirian kemarin. Dia membawa istrinya." Ia menatap Yue Lan dengan pandangan penuh penghinaan. "Yan Ruyin."
Bisikan-bisikan mulai terdengar dari para pelayan yang berdiri di sudut ruangan.
Shen Liang menegang. "Itu benar. Yan Ruyin menemani...."
"Menemani?" Nyonya Shen tertawa sinis. "Atau kau membawanya karena tidak bisa lepas dari pesonanya? Bahkan untuk urusan bisnis yang seharusnya serius?"
"Ibu, itu tidak...."
"Diam!" bentak Nyonya Shen. Ia menatap Tuan Shen dengan wajah penuh kekhawatiran yang dibuat-buat. "Suamiku, aku sangat khawatir. Seorang wanita dengan reputasi seperti Yan Ruyin tidak seharusnya ikut campur dalam urusan bisnis keluarga. Ini memalukan! Apa yang akan dipikirkan keluarga Lin?"
Tuan Shen menatap Shen Liang dengan pandangan menyelidik. "Kenapa kau membawa istrimu?"
Shen Liang menjawab dengan tenang, meski Yue Lan bisa merasakan tangannya yang menggenggam kipas semakin erat. "Karena dia istriku, Ayah. Tidak ada yang salah dengan seorang istri menemani suami."
"TIDAK ADA YANG SALAH?" Nyonya Shen meninggikan suaranya. "Semua orang tahu siapa Yan Ruyin! Wanita yang suka menggoda pria lain, yang tidak tahu malu, yang...."
"CUKUP!" Shen Liang berdiri dengan mata menyala marah. "Jangan menghina istriku!"
"Menghina?" Nyonya Shen tersenyum dingin. "Aku hanya menyatakan fakta. Dan aku yakin... keluarga Lin pasti merasakan hal yang sama."
Ia berbalik menatap Tuan Shen. "Suamiku, bukankah kita seharusnya menerima kabar dari keluarga Lin hari ini? Tentang hasil pertemuan kemarin?"
Tuan Shen mengangguk pelan. "Memang seharusnya. Tapi belum ada kabar."
Nyonya Shen tersenyum, senyum yang membuat Yue Lan merinding. "Atau... mungkin kabarnya sudah ada, tapi suamiku belum menerimanya?"
Ia mengeluarkan sebuah amplop merah dari balik jubahnya, amplop dengan segel keluarga Lin.
Yue Lan merasakan darahnya membeku.
Tidak. Ini yang direncanakan. Surat itu pasti palsu.
"Semalam, seorang utusan dari keluarga Lin datang diam-diam ke gerbang belakang," kata Nyonya Shen dengan nada dramatis. "Karena sudah malam, para penjaga tidak mau membangunkan Tuan Besar. Jadi mereka memberikan surat ini padaku untuk disampaikan pagi ini."
Ia menyerahkan amplop itu pada Tuan Shen dengan gerakan yang penuh perhitungan.
Tuan Shen menerimanya, menatap segel yang tampak resmi. "Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?"
"Karena aku ingin semua orang hadir saat surat ini dibuka," jawab Nyonya Shen. "Agar semuanya jelas dan transparan."
Yue Lan mengepalkan tangannya di bawah meja hingga buku-buku jarinya memutih. Qin Mo.. di mana kau sekarang?
Tuan Shen membuka amplop itu perlahan. Ia mengeluarkan secarik kertas dan mulai membaca dalam diam.
Wajahnya perlahan berubah dari netral menjadi kecewa, lalu marah.
Shen Liang merasakan ketegangan itu. "Ayah... apa isinya?"
Tuan Shen menatap putranya dengan pandangan yang menyakitkan campuran kekecewaan dan kemarahan. "Surat ini dari Tuan Lin Feng."
Ia mulai membaca dengan suara keras.
"Kepada Tuan Shen yang terhormat, dengan sangat menyesal saya harus menyampaikan bahwa pertemuan dengan Tuan Muda Shen Liang kemarin tidak berjalan sesuai harapan..."
Yue Lan merasakan ruangan berputar.
"...Meski Tuan Muda Shen menunjukkan kemampuan yang baik, kehadiran istrinya, Nyonya Yan Ruyin, membuat kami merasa tidak nyaman. Putra saya, Lin Hao, melaporkan bahwa Nyonya Yan menunjukkan sikap yang terlalu akrab dan tidak pantas..."
"ITU TIDAK BENAR!" Yue Lan tidak bisa menahan diri lagi. Ia berdiri dengan wajah pucat tapi mata menyala.
Semua orang menatapnya dengan terkejut termasuk Shen Liang.
"Yan Ruyin...." Shen Liang mencoba menenangkannya.
"Tidak, Shen Liang," Yue Lan menatap Shen Liang dengan mata berkaca-kaca. "Aku tidak melakukan apapun yang tidak pantas. Kau tahu itu. Kau ada di sana!"
Tuan Shen melanjutkan membaca dengan suara yang semakin keras:
"...Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk mempertimbangkan kembali kerja sama ini. Kami akan mengirimkan keputusan final dalam beberapa hari..."
Keheningan mencekam menyelimuti aula.
Nyonya Shen melangkah maju dengan wajah penuh kemenangan yang dibuat sedih. "Lihatlah! Aku sudah bilang! Wanita ini memalukan keluarga kita! Karena ulahnya, kesepakatan dengan keluarga Lin terancam gagal!"
Para pelayan mulai berbisik lebih keras. Pandangan mereka pada Yue Lan penuh dengan penghinaan dan kekecewaan.
Shen Wei tersenyum puas di belakang ibunya.
Nenek Shen menatap Yue Lan dengan pandangan yang sulit dibaca apakah itu kecewa? Atau ragu?
"Ayah," Shen Liang berdiri dengan napas yang memburu, berusaha menahan amarahnya. "Aku tidak percaya ini. Aku ada di sana. Yan Ruyin tidak melakukan apapun yang...."
"Tentu saja kau akan membelanya!" potong Nyonya Shen dengan tajam. "Kau sudah dibutakan oleh wanita ini! Lihat, bahkan untuk urusan yang paling penting pun kau tidak bisa berpikir jernih!"
"Ibu...."
"CUKUP!" Tuan Shen menggebrak meja dengan keras, membuat semua orang terdiam. Ia menatap Shen Liang dengan pandangan yang menyakitkan. "Aku sangat kecewa padamu, Shen Liang. Ini adalah kesempatan besar untuk membuktikan dirimu. Dan kau... menghancurkannya."
"Ayah, kumohon dengarkan...."
"Tidak ada yang perlu didengar!" Tuan Shen berdiri dengan wajah keras. "Surat ini dari keluarga Lin sendiri. Apa yang bisa kau bantah?"
Yue Lan merasakan air matanya hampir tumpah. Semuanya runtuh. Semua yang mereka bangun, kepercayaan, perubahan, harapan, semuanya hancur dalam sekejap.
Qin Mo kumohon...
"Oleh karena itu," Tuan Shen melanjutkan dengan suara dingin. "Aku putuskan...."
BRAAK!
Pintu aula terbuka dengan keras.
Seorang pelayan berlari masuk dengan wajah panik, napasnya terengah-engah. "Tuan Besar! Maaf! Tapi... tapi ada tamu penting!"
"Tamu?" Tuan Shen mengerutkan dahi dengan marah. "Sekarang? Saat kita sedang dalam pertemuan keluarga?"
"Ya, Tuan Besar! Tapi tamu ini... ini Tuan Lin Feng! Kepala keluarga Lin! Beliau datang langsung dengan kereta! Dan beliau berkata ini sangat mendesak!"
Keheningan total.
Nyonya Shen wajahnya berubah pucat.
Shen Wei terlihat panik.
Yue Lan merasakan lututnya hampir lemas, kombinasi antara lega yang luar biasa dan ketegangan yang masih memuncak.
Dia datang. Qin Mo berhasil. Tuan Lin datang sampai datang.
Tuan Shen menatap pelayan itu dengan terkejut. "Tuan Lin... di sini? Sekarang?"
"Ya, Tuan Besar! Beliau sudah di ruang tamu utama!"
Tuan Shen menatap surat di tangannya, lalu ke arah pintu dengan bingung. "Tapi... surat ini..."
"Suamiku," Nyonya Shen mencoba dengan suara yang bergetar sedikit. "Mungkin sebaiknya kita selesaikan masalah internal kita dulu sebelum...."
"TIDAK!" Tuan Shen menatap istrinya dengan tajam. "Jika Tuan Lin datang langsung, berarti ada hal yang sangat penting. Kita akan menemuinya sekarang."
Ia menatap semua orang di ruangan. "Semua tetap di sini. Shen Liang, Yan Ruyin, ikut aku."
Yue Lan dan Shen Liang saling menatap. Shen Liang terlihat bingung dengan kedatangan tiba-tiba ini, tapi Yue Lan... ia tahu.
Ia tahu bahwa perjudian yang ia lakukan dini hari tadi... akan menentukan nasib mereka.
Mereka berjalan menuju ruang tamu dengan langkah yang terasa seperti berjalan menuju pengadilan terakhir.
Dan di sana, duduk dengan sikap tenang namun penuh wibawa, adalah Tuan Lin Feng.
Di sampingnya berdiri Qin Mo wajahnya lelah tapi lega.
BERSAMBUNG...
semangat thor jangan lupa ngopi☕️