Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JASMINE HARPER
Bukan tangisan pilu sang Ayah, bukan juga rintihan tangis ketiga kakak nya yang membangun kan Bianca, tapi aroma tanah yang basah dan lembab, menusuk indra penciuman nya, membuat kepala nya terasa sangat sakit seperti di tusuk ribuan jarum.
"Sssssssssttttt!!"
Suara desisan lirih keluar dari bibir pucat nya, dan dengan perlahan Bianca membuka matanya, dengan kepala kepala yang masih berdenyut sakit.
Pemandangan pertama yang Bianca lihat, bukan ruang bawah tanah ataupun rumah sakit, tapi sebuah gubuk yang terlihat usang dan sangat sempit.
"Aku ini di mana?" batin Bianca, masih terus memegang kepala nya yang terasa sakit.
Ceklekk
Di tengah-tengah kebingungan Bianca, tiba-tiba pintu kayu itu terbuka dan terlihat seorang perempuan berpakaian lusuh datang membawa nampan.
"Tuan Putri, Anda sudah sadar," ucap perempuan itu, tersenyum.
"Saya sangat khawatir saat tadi malam Anda tiba-tiba demam, dan tidak sadarkan diri," ucap perempuan itu lagi.
Bianca yang masih bingung, tidak merespon apa-apa.
"Tuan Putri? Siapa? Aku? Sejak kapan aku dipanggil Tuan Putri? Dan lagipula siapa perempuan ini? Seingat ku di rumah tidak ada maid yang seperti ini?" batin Bianca, mengerut kan kening nya.
"Putri, Saya sudah membuat kan bubur untuk Anda, dan tadi ada utusan dari istana yang datang," ucap Perempuan itu, tersenyum kecil.
"Yang Mulia Raja meminta Anda untuk bersiap, karena dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan di gelar," lanjutnya, meletakan nampan nya di atas meja kecil.
"APA! MENIKAH!?"
"SIAPA YANG AKAN MENIKAH!?"
Teriak Bianca, melotot kan matanya.
"P-putri-"
"Aaakkkkkkhhhhh!!"
Bianca memegang kepala nya, dia merasa kepala seperti di tusuk ribuan jarum yang sangat tajam.
"Putri apa Anda baik-baik saja?" tanya Perempuan itu, Khawatir.
Bianca tidak menjawab, kepala nya benar-benar sakit, dia sudah terbiasa dengan rasa sakit terkena tembakan, tapi ini rasanya jauh lebih sakit dari rasa sakit yang pernah dia rasakan dulu.
"Sial! Apa yang sebenarnya terjadi," batin Bianca, mengumpat kesal.
Di tengah-tengah rasa sakit kepala nya, ingatan asing menyerbu masuk ke dalam kepala nya, membuat Bianca merasakan sakit yang sangat luar biasa.
Tes
Tes
Tes
Darah segar menetes dari hidung nya, membuat pelayan itu semakin Khawatir.
Rasa sakit di kepala Bianca berangsur hilang, setelah semua ingatan asing itu di terima semua oleh Bianca.
Deg
"Apa maksud nya semua ini," batin Bianca, menatap tajam ke depan.
"Putri, hidung Anda berdarah," ucap Perempuan itu, panik.
Bianca menyentuh hidung nya, dan benar saja ternyata dia sedang mimisan.
Tanpa menghiraukan perempuan itu, Bianca beranjak dan berjalan ke sudut kamar gubuk itu, berdiri di depan sebuah cermin yang tergantung di dinding.
Bianca menatap tajam pantulan wajah asing yang ada di dalam cermin itu, wajah itu bukan wajah nya.
"Jadi aku mengalami perpindahan jiwa? Dan sekarang jiwa ku berada di tubuh seorang Putri Raja yang di asingkan," batin Bianca menatap dingin pantulan kaca di depan nya.
Bianca sudah mendapatkan semua ingatan dari tubuh baru nya ini, dia adalah seorang Putri Raja yang di asingkan.
Putri Jasmine Harper, Putri bungsu dari Raja River Harper dan Ratu Florence, dari umur lima tahun Putri Jasmine sudah di asingkan ke sebuah gubuk yang terletak cukup jauh dari istana kerajaan Harper.
Putri Jasmine di asingkan, bukan karena Raja River tidak menyayangi Putri nya, justru karena dia sangat menyanyi Putri nya itu, dengan berat hati dia mengasingkan Putri Jasmine, jauh dari istana, karena istana kerajaan bukan tempat yang aman untuk putri nya.
Ratu Florence meninggal secara mendadak, membuat Raja River sangat terpukul atas kepergian istrinya itu, dan itu juga salah satu alasan nya, memilih mengasingkan Putri nya, Raja River tidak mau kehilangan Putri nya juga, seperti dia kehilangan istrinya.
Setiap satu bulan sekali, Raja River selalu mengunjungi Putri Jasmine, untuk memastikan Putri nya baik-baik saja.
"Ternyata nasib mu tidak jauh beda dengan ku, kita sama-sama tidak memilik ibu," batin Bianca, mengingat dirinya juga merupakan yatim piatu.
Bedanya Bianca dan Putri Jasmine adalah, Bianca di besarkan oleh Deddy nya dengan penuh cinta dan kasih sayang, membuat dirinya tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dan kesepian.
Sementara Putri Jasmine, gadis malang itu hidup tanpa kasih sayang dari kedua orang tua nya, hidup jauh dari ayahnya, memeluk dirinya sendiri di atas rasa kesepian nya, selama bertahun-tahun.
"Hah.... Baiklah Bianca, sekarang kamu adalah Jasmine," batin Bianca menghela nafas nya panjang.
Setelah cukup lama berperang dengan pikiran nya sendiri, menyadarkan dirinya bahwa saat ini kehidupan Bianca Kingston sudah tidak ada lagi, yang ada hanya kehidupan Putri Jasmine Harper.
Bianca kita panggil dia Jasmine mulai sekarang.
"Luna!"
Panggil Jasmine, berbalik dan berjalan ke arah pelayan yang sedari tadi berdiri di sana.
"Saya, Putri," jawab Luna sopan.
Jasmine menatap gadis pelayan di depan nya itu, dia adalah Luna, pelayan pribadi Putri Jasmine, yang setia menemani dan merawat Jasmine selama ini.
"Luna, tolong siapkan air, Saya ingin mandi," ucap Jasmine dengan suara yang lebih jelas dari pada biasanya.
"Baik Putri," jawab Luna, sopan.
Luna berjalan cepat, keluar dari sana, untuk menyiapkan yang di inginkan Tuan Putri nya itu.
"Bisa-bisa nya aku hidup lagi, di tubuh gadis ini, dan apa kata Luna tadi? Satu minggu lagi aku akan menikah dengan Duke Lucas? Yang bener saja," ucap Jasmine, menghela nafas nya kasar.
"Apa yang harus aku lakukan? Membatalkan pernikahan itu? Itu tidak mungkin. Lalu apa yang harus aku lakukan," gumam Jasmine, mengigit kukunya.
"Bagaimana cara nya menjadi seorang istri? Apa aku harus menyiapkan granat?" batin Jasmine, jiwa mafia nya mode on.
"Bodoh! itu tidak mungkin," batin Jasmine, memaki dirinya sendiri.
Hah....
Jasmine menghela nafas nya kasar, di dalam ingatan yang dia terima, tidak ada ingatan tentang sosok pria yang menjadi tunangan nya itu, tidak ada sedikit pun ingatan tentang Duke Lucas.
"Seperti nya pemilik tubuh ini dan pria itu tidak pernah bertemu, seharus nya ini jauh lebih baik bukan? Aku tidak perlu memikirkan bagaimana cara bersikap seperti Putri Jasmine yang asli," gumam Jasmine, pikiran nya mulai jernih.
"Cih! Lagipula siapa yang mau bersikap seperti gadis ini, aku akan menjadi diriku sendiri, anggap saja ini adalah Jasmine Harper versi baru," gumam Jasmine tersenyum miring.
"Putri airnya sudah siap," ucap Luna, yang tiba-tiba datang.
"Hem, terimakasih," jawab Jasmine, mengangguk kan kepala nya.
Jasmine langsung berjalan ke arah kamar mandi nya, meninggalkan Luna yang menatap nya dengan alis mengkerut dalam.
"Mungkin ini hanya perasaan ku saja, Tuan Putri terlihat berbeda," batin Luna, menggeleng kan kepala nya.
lanjut up lagi thor