Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Happy Reading.....

Pagi hari di lapangan SMA ID telah dipenuhi dengan suara sepatu yang berdecit., benturan bola basket yang menyentuh lantai serta teriakan instruksi dari Pak Handoko selaku pelatih Basket SMA ID.

Khusus 2 hari menjelang turnamen semua siswa dan siswi diliburkan guna persiapan turamen dan HUT.

Spanduk ber tuliskan 'WELCOME TO THE JAKARTA HIGH SCHOOL BASKETBALL TOURNAMENT' tampak sedang dipasang oleh beberapa anggota osis.

Di pinggir lapangan, kedua tim putra dan putri bersiap untuk melakukan latihan gabungan.

Pak Handoko membagikan susuan pemain

TIM PUTRI

1. Amanda selaku captain menempati posisi Small Forward (SF)

2. Belva menempati posisi Shooting Guard (SG)

3. Selia menempati posisi Point Guard (PG)

4. Fitria  menempati posisi Power Forward (PF)

5. Dira menempati posisi Center (C)

TIM PUTRA

1. Kaisar selaku captain menempati posisi Small Forward (SF)

2. Gio menempati posisi Shooting Guard (SG)

3. Arsen menempati posisi Point Guard (PG)

4. Andre menempati posisi Power Forward (PF)

5. Haykal menempati posisi Center (C)

Belva bersiap-siap. Ia meletakan tas kecilnya di bangku tribun paing bawah.

"Lo lagi marahan ya sama Kaisar?" tanya Amanda yang saat ini tengah mengikat kencang tali sepatunya.

"No comment." jawab Belva singkat.

Sedari kemarin, Kaisar masih saja mendiamkannya. Bahkan pagi yang biasanya Kaisar selalu memaksa untuk menjemputnya namun tidak untuk hari ini.

Bukan hanya Kaisar, semenjak kejadian di cafe sore itu, Ardan pun tidak juga mengirimkan pesan padanya. Namun Belva tidak mau memusingkan hal itu. Sekarang dia sudah bertekat untuk memilih salah satu diantara mereka.

Setelah melakukan pemanasan, Mereka langsung menuju ke tengah lapangan.

Semua pemain tampak telah bersiap dengan posisinya masing-masing kecuali 2 orang. Yaitu Kaisar dan Belva.

Kaisar sedari tadi hanya menatap tajam ke arah Belva. Tak ada kata apapun yang keluar dari mulut pria tempramen lengkap dengan posesif itu.

Latihan dimulai.

Kaisar bermain dengan malas-malasan. Dia tampak tidak mengejar bola. saat bola berada ditangannya dribble-annya berantakan bahkan terlihat seseorang yang kesal dan melampiaskannya ke bola. Saat akan memberikan operannya ke Gio, operan meleset. Namun Kaisar tetap tidak bergeming. Kini tatapannya justru semakin menggelap saat mengetahui Belva tidak mengejarnya padahal seharusnya ia menjaganya agar tidak melakukan shooting.

Perempuan itu tampak menghindari Kaisar.

Pak Handoko yang melihat anak didiknya berkelakukan tak seperti biasanya pun hanya menghela napasnya dan..

Pritttt....

"Break lima belas menit. Dan Kaisar, Belva ikut Bapak sebentar."

Semua anggota basket menghela napasnya. Ia pun merasakan ada yang tidak beres dengan permainan yang baru saja terjadi. Mereka mengalah dan akhirnya menepi untuk sejenak mengistirahatkan kaki mereka.

Kini Pak Handoko sedang menatap dua anak didik yang sempat ia panggil.

"Ada apa?" Tanya Pak handoko.

"..." Tak ada jawaban yang keluar dari mulut mereka satu pun.

"Kalian pacaran?"

"Enggak.".."Iya." Jawab mereka secara bersama-sama namun dengan jawaban yang berbeda.

Pak Handoko lagi-lagi menghela napasnya.

"Ok Bapak tidak mau ikut campur urusan kalian. Tapi disini Bapak mau tekan kan kalau kalian itu bermain bukan single melainkan tim. Kalau salah satu dari kalian ada yang tidak benar bermainnya, ya kalian semua yang akan hancur. Kalian jangan egois. Apalagi kamu Kaisar. Kamu itu Captain. Jadi, bereskan masalah kalian disini. Bapak keluar dulu."

Pak Handoko melenggang pergi dari ruang ganti pemain basket itu.

2 menit berlalu. Namun antara 2 manusia itu tetap sama-sama awet dengan keterdiamannya satu sama lain.

Merasa waktunya terbuang sia-sia Kaisar melenggang pergi dari sana. Namun saat akan melangkahkan kakinya..

"Gue minta Maaf." ucap Belva.

Kaisar berhenti dan menelisik perempuan di depannya.

"Lo tau kesalahan lo?" Tanya kaisar.

"Ok gue tau gue salah nggak nurutin apa mau lo. Tapi gue juga mau lo juga ngerti kalo gue masih pacaran sama Ardan."

"Cium gue." titah Kaisar.

Belva mendelik. "Dasar mesum!"

"Nggak mau ya udah."

"Eh Kai. Tunggu." Belva mencekal tangan Kaisar.

Dengan reflek kaisar berbalik dan Cup..

Kecupan singkat dari Belva untuk sang kekasih.

"Nggak kerasa." ujar Kaisar.

Belva memukul pelan bahu Kaisar. Tapi tangannya sontak ditahan oleh Kaisar dan.

Cup. Kaisar mengecup bibir ranum milik Belva. Bibir itu menempel beberapa detik, dirasa tak ada penolakan kini Kaisar memperdalam ciuman itu. Belva membuka sedikit mulutnya. Bak disambut dengan baik, Kaisar tak tinggal diam. Tangan kaisar kini telah berada dibelakang tengkuk belva sedangkan satunya menarik pinggang itu agar lebih dekat.

"Enggh...." lengguh Belva.

Takut tak bisa menahan hasratnya, Kaisar buru-buru melepaskan pangutan itu. kemudian menghapus bekas ciuman mereka.

"Manis." ucap Kaisar. "Entar bilang gue pulang bareng siapa."

Belva hanya mengangguk kecil.

***

Lima belas menit telah berlalu, Bahkan mungkin lebih dari itu. kini semua telah kembali ke lapangan.

"Tim putri ready?!" teriak Pak Handoko.

"Ready!" Jawab mereka serentak.

"Tim putra ready?!"

"Ready!" Jawab semua tim putra kecuali Kaisar.

Latihan dimulai dengan scrimmage ringan. Tim putri diberi kesempatan untuk menyerang terlebih dahulu.

Selia memegang bola, mendribble rendah, cepat kemudian memberikan passing ke Belva.

Gerakan Belva mulus, kemudian pivot, tak lupa gerakan pump fake lalu pada posisi mid-range...SHOOT.

Swoosh.. Bola masuk bersih!

"Nice one, Belbel." sorak sicentil Fitria.

"Wishhh, Buketu gue udah kaya Diana Taurasi." celetuk Andre.

Waktu berjalan, kini giliran tim putra menyerang dan tim putri bertahan. Amanda mengatur formasi agar tetap stambil.

Kali ini diawali oleh Kaisar yang mengoper bola ke arah Gio, lalu melakukan fake cut yang membuat dira yang berdiri di hadapannya menjadi salah tinggah karena berdekatan dengan sang Wakil Midnight itu.

Bola kini kembali ke sang captain, Kaisar dengan dijaga oleh Belva.

"Kalo gue ngedrive, lo mau hadang nggak yang?" Kaisar tersenyum miring.

"Lo senyum gitu lagi, gue tonjok lo."

"Tonjok pake bibir lo lagi gue mau. Banget malah haha."

Kaisar meggiring bola kembali, Belva tak jadi menjaganya. Belva masih tersenyum tipis oleh perubahan mood sang kekasih yang sangat cepat berganti itu.

tak lama SHOOT!

Bola yang tadi dipegang oleh kaisar kini telah berpindah melintasi ring dengan sangat epik.

Latiha terus berjalan hingga pukul 10 pagi, mereka melakukan break sejenak.

"Lo sama Kaisar udah baikan ya? Lo kasih apa sampe jadi nurut begitu."

"Yee.. ada deh."

"Jangan macem-macem lo ya Bel mentang mentang sekarang pacarnya badboy." ujar selia.

"Sshhh." Belva mutup mulut sahabatnya itu dengan jari telunjuknya.

Dari kejauhan tampaj Kaisar sedang melihat ke arah di mana kekasihnya itu duduk sambil mengelap keringatnya.

"Bos, kalo turnamen nanti mereka main se wow ini, pasti mereka bakal masuk ke final nih ya nggak? ujar Arsen.

Tanpa mengalihkan pandangannya Kaisar tersenyum dan menjawab "Tentu, Mereka hebat. Kalian bisa liat sendiri."

"Iya emang buketu kita nggak kaleng-kaleng." kagum Andre.

Waktu latihan telah habis, gladi bersih di tutup dengan stategi final yang diberikan oleh sang pelatih yaitu Pak Handoko. Pelatih juga menekankan pola serangan dan derense, kemudian breafing singkat mengenai pertandingan lusa.

"Inget anak-anak, peluang kita masih sangat besar untuk bisa kembali memenangkan turnamen ini khususnya untuk tim putra. Dan untuk tim putri pertahankan performa kalian, karena jika kalian konsisten seperti ini, Bapak yakin baik tim putra maupun tim putri pasti bisa membawa pulang piala bergilir itu."

Gladi bersih selesai. Belva dan kawan-kawannya mengambil tas mereka yang diletakan di bangku penonton itu.

"Ayok." Ajak Kaisar yang saat ini sudah ada di belakangnya.

"Loh bukannya lo tadi bilang gue bebas mau pulang sama siapa?"

"Itu kan tadi. Sekarang waktunya Beda."

"Hah? Bedanya Apa?" Belva mengernyit bingung.

"Ya beda. Kalo sekarang waktunya gue udah kangen sama lo."

Belva menggigit bibir bawahnya pelan. Dia sangat mengusahakan agar tidak tersenyum apalagi tertawa dengan gombalan yang barusan ia dengar.

"Lo belajar gombal dari siapa sih?" tanya Belva

"Nggak belajar. Perasaan ilmiah kalo lagi kangen itu nggak bisa bohong. Buru." Kaisar menggandeng tangan sang kekasih.

Sedangkan di koridor lagi-lagi tampak seseorang melihat kebersamaan itu dengan tatapan sinis.

"Gue nggak akan pernah biarin lo ngerebut Belva dari gue bren*sek!."

Pria itu bergegas menuju ruang osis dengan langkah lebarnya.

Kamudian ia tampak menyeret seorang perempuan menuju sebuah toilet.

TBC

See you guys.. pappai