NovelToon NovelToon
Dikhianati Suami Dicintai Pangeran Dubai

Dikhianati Suami Dicintai Pangeran Dubai

Status: tamat
Genre:Janda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Miliarder Timur Tengah / CEO / Tamat
Popularitas:244.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Alena Prameswari percaya bahwa cinta bisa mengubah segalanya.

Tapi setelah tiga tahun menikah dengan Arga Mahendra, ia sadar bahwa kesetiaan tak akan berarti bila hanya satu pihak yang berjuang.

Saat pengkhianatan terbongkar, Alena memilih pergi. Ia menerima proyek desain di Dubai... tempat baru, awal baru.

Tanpa disangka pertemuan profesional dengan seorang pangeran muda, Fadil Al-Rashid, membuka lembaran hidup yang tak pernah ia bayangkan.

Fadil bukan hanya pria miliarder yang memujanya dengan segala kemewahan,
tetapi juga sosok yang menghargai luka-luka kecil yang dulu diabaikan.

Namun cinta baru tak selalu mudah.
Ada jarak budaya, gengsi, dan masa lalu yang belum benar-benar selesai. Tapi kali ini, Alena tak lari. Ia berdiri untuk dirinya sendiri... dan untuk cinta yang lebih sehat.

Akankah akhirnya Alena bisa bahagia?

Kisah ini adalah journey untuk wanita yang tersakiti...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 24.

Angin gurun bertiup pelan di luar jendela, menabrak kaca dan menciptakan suara lirih seperti bisikan.

Fadil menegakkan tubuh. “Hubungi tim keamanan internal, suruh mereka mengunci semua akses digital kecuali milikku dan milikmu. Tutup sistem komunikasi proyek sampai aku yang memberi perintah.”

“Baik, Tuan.”

“Dan satu lagi, aku ingin Nadine datang menemuiku. Tanpa pemberitahuan, langsung ke ruanganku.”

“Anda akan mengurusnya?”

Fadil menatap asistennya. “Dia hanya bidak. Tapi, satu bidak bisa menunjukkan tangan siapa yang menggerakkan seluruh papan.”

Malam itu, ruang kerja Fadil diterangi cahaya lampu kuning keemasan. Langit di luar gelap total, menyisakan siluet gedung-gedung Dubai yang berkilau. Di atas meja, hanya ada segelas kopi hitam dan dokumen-dokumen yang tertata sempurna.

Pintu terbuka perlahan. Nadine masuk, langkahnya gugup tapi berusaha terlihat tenang. Gaun kerja berwarna abu-abu membungkus tubuhnya, sementara ekspresinya berusaha tersenyum.

“Selamat malam, Tuan Fadil. Anda memanggil saya?”

Fadil tidak langsung menjawab. Ia memandangi layar tablet di tangannya, lalu berkata pelan, “Duduklah.”

Nadine duduk, tangannya gemetar samar. Suasana di ruangan itu begitu sunyi, hingga ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

“Kau membantu Alena dengan proyek Abu Dhabi, sekarang bagaimana perkembangan nya?” tanya Fadil dengan nada datar.

Nadine menelan ludah. “T-tentu saja baik, Tuan. Semua berjalan sesuai rencana, laporan sudah saya kirim lewat email pagi tadi.”

Fadil menatap wanita itu tanpa ekspresi. “Email yang kau kirim berisi file manipulasi, aku sudah punya salinan aslinya.”

Nadine terpaku, darahnya seolah berhenti mengalir di wajahnya. “Saya… tidak tahu, Tuan. Mungkin ada kesalahan sistem—”

“Cukup!” Suara Fadil tajam seperti pisau. Ia berdiri, mendekat ke arah Nadine perlahan. Setiap langkahnya bergema di ruangan marmer itu. “Aku sudah cukup lama memimpin perusahaan ini untuk tahu perbedaan antara kesalahan sistem dan pengkhianatan!”

Nadine menunduk, tubuhnya menegang.

“Aku tidak peduli apa alasanmu,” ucap Fadil dengan suara yang semakin pelan, tapi justru membuat udara terasa mencekik. “Yang ingin aku tahu hanyalah... Apa ada yang menyuruhmu?”

Nadine terdiam. Ia menggigit bibirnya, keringat menetes dari pelipis.

“Kalau kau diam, aku anggap kau bekerja untuk seseorang. Dan kalau itu benar... kau baru saja mendatangkan kehancuranmu sendiri.” Suara Fadil begitu tenang, tapi dinginnya menusuk tulang.

Nadine menggigil, ia tak pernah melihat sisi Fadil yang seperti ini sebelumnya.

“Tuan… saya hanya—”

“Diam!” potong Fadil lagi. “Kau tahu, Nadine. Aku membenci kebohongan, lebih dari sebuah kesalahan.”

Fadil melemparkan tablet ke meja dengan suara keras, layar menampilkan rekaman CCTV kantor keuangan. Nadine tengah duduk di depan komputer, membuka file rahasia milik Alena dengan flashdisk hitam kecil.

Mata Nadine membesar. “Dari mana Anda dapat—”

“Aku tidak pernah kehilangan jejak siapa pun di bawah struktur-ku! Kau pikir aku tidak tahu? Aku hanya menunggu kau menjerrat dirimu sendiri.” Jawab Fadil dingin.

Air mata mulai menggenang di mata Nadine. “Saya… saya hanya butuh kesempatan, Tuan! Saya merasa tak adil, karena Anda dan semua orang hanya melihat bakat Alena! Semua pujian, semua—”

“Aku bilang Diam!“ bentak Fadil, ia berbalik dan berdiri di depan jendela. “Keluar dari perusahaan ini saat ini juga! Dan bersyukurlah... aku tidak membawa kasus mu ke polisi.”

Nadine terdiam sesaat, lalu menunduk dalam. “Baik, Tuan…”

Saat langkah wanita itu meninggalkan ruangan, Fadil tidak menoleh. Tapi begitu pintu tertutup, Ahmed muncul dari sisi lain ruangan dari balik panel tersembunyi di dinding.

“Dia akan diikuti, Tuan.“ Ujar Ahmed singkat. “Kita akan tahu ke mana dia pergi setelah ini.”

“Bagus! Kumpulkan bukti-bukti, aku yakin dalangnya... Layla."

Ahmed mengangguk, lalu meninggalkan ruangan.

Pagi hari.

Fadil berdiri di balkon rumah pribadinya, mengenakan kemeja putih polos. Angin gurun berembus lembut, membawa aroma kopi dan udara panas yang khas Dubai.

Di tangannya, ponsel bergetar. Panggilan dari Alena.

Ia tersenyum tipis, menjawab. “Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam,” suara lembut Alena menyapa dari seberang. “Apa kabarmu hari ini?”

“Lebih tenang setelah mendengar suara indah mu,” jawab Fadil pelan.

Alena tertawa kecil. “Jangan bicara yang manis-manis, nanti aku kangen.”

“Aku lebih rindu padamu,“ sahut pria itu dengan nada menggoda.

Alena terkekeh. “Aku dengar proyek Abu Dhabi sedikit bermasalah, apa sekarang semuanya baik-baik aja?”

Fadil diam sejenak, menatap jauh ke cakrawala. “Masalah kecil, tapi sudah aku tangani.”

“Kamu yakin?” suara Alena terdengar khawatir.

“Yakin,” jawab Fadil mantap.

Pria itu tak ingin membuat Alena tahu bahaya yang sebenarnya sedang mengintai. Cukup dirinya yang berdiri di garis depan, menghadapi kegelapan yang berputar di sekitar mereka.

“Baiklah, kalau begitu. Kalau ada apa-apa, jangan sembunyikan dariku.“ Ucap Alena masih terdengar cemas.

"Baik.“

Panggilan keduanya pun berakhir.

Sore hari, Ahmed datang membawa laporan baru.

“Miss Nadine menemui seseorang di dermaga selatan. Seorang wanita berkacamata hitam, tinggi, berkulit pucat. Berdasarkan foto yang diambil dari jarak jauh, itu jelas... Putri Layla.”

Fadil mengambil foto itu, menatapnya lama. Layla sedang menunduk berbicara pada Nadine, ekspresi wajah wanita itu begitu tenang. Seperti seseorang yang tahu persis bagaimana memainkan peran sebagai musuh tanpa meninggalkan jejak.

“Dia tak akan pernah berhenti,” ujar Fadil pelan.

“Anda benar, Tuan,” sahut Ahmed. “Dan tampaknya... kini dia mulai berani menyerang secara langsung.“

Fadil terdiam, matanya menatap jauh ke arah gurun yang memantulkan sinar oranye matahari.

Ahmed menatap Fadil lekat. “Apa yang akan Anda lakukan, Tuan?”

Fadil tersenyum tipis, “Aku akan menunggu. Kadang, musuh yang paling licik adalah yang terlalu yakin akan kemenangannya.”

Pria itu duduk sendirian di ruang kerja, menatap foto Alena di layar ponselnya.

Ia mengusap layar itu perlahan, seolah bisa menyentuh wajah kekasihnya. “Aku berjanji… tidak ada yang akan bisa menyakitimu, Alena.”

Sementara di Indonesia, Alena kedatangan tamu yang tak pernah ia duga akan datang... Arga.

1
Yulinar Yulinar
itu pasti ulah anak buah ayahnya layla yang pro sama dia.
Lia Afriani
ya ampun menegangkan sekali
Yulinar Yulinar
aku salut sama naura dia punya hati yg besar tidak cemburu, tuk membantu menyelesaikan masalah antara khalik, fadil dan orang tua humaira. smoga berhasil naura?
Lia Afriani
perebutan kekuasaan sudah bukan hal baru, itu bahkan termasuk budaya turun temurun
Lia Afriani
trs apa yang km takutin Dil
Lia Afriani
ya Alloh adaaa aja jlnx orng jahat mo jhatin org
Lia Afriani
suka kata2x 😍
Lia Afriani
nah kata3 ini pernah sy dengar
Lia Afriani
dari kata2 yg dh diungkapin mereka benar2 menenangkan
Lia Afriani
Fadil so sweet
Yulinar Yulinar
ini pasti anak buah si layla biang kerok yg sok cantik,
Yulinar Yulinar
itu pasti kerjaan nenek lampir dang pelakor leendaris yg gatalnya minta ampunn
Yulinar Yulinar
aku suka jawaban yg diberikan disidang kerajaan yg mengutamakan tentang masalah kaum ibu.
Yulinar Yulinar
karena keserakahan pangeran azis, khalid rela meminta maaf atas kesalahan yg doperbuat oleh ayahnya sama fadil.
Yulinar Yulinar
pede sekali layla jemput ammar, emang enak dipermalukan sm putri yumna dan ammar
Yulinar Yulinar
dlm suatu hubungan lebih baik dimulai dengan saling jujur.
Yulinar Yulinar
tahta, harta dan kedudukan bisa membuat ambisi orang yg serakah saling membunuh.
Nur Ila
ceritanya bagus unik tp syng autharnya blm update lanjutannya digantung ceritanya pdhl udh greget penasaran
Yulinar Yulinar
dasar laki2 nggak malu, muka tembok iingin kembali lg sama alena, muak aku liatnya.
Yulinar Yulinar
saling memperebutka kekuasaan makanyaterjadilah pembunuhan berencana.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!