NovelToon NovelToon
Terjebak Menikah Karena Wasiat

Terjebak Menikah Karena Wasiat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: PenaJenaira

Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

First day to Work

Cinta tumbuh memang nyata. Dari yang awalnya menolak, kini mulai menerima. Berawal hanya sandiwara, kini terkesan nyata.

Edward Edi Baskoro

Hari ini adalah hari pertama Khalisa bekerja. Ia sengaja bangun dari tidurnya lebih pagi dari biasanya. Rasa gugup tiba-tiba mengelilingi hatinya. Ia bahkan terus berlatih untuk berkenalan dengan para seniornya.

"Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja. Aku harus membuktikan bahwa aku bisa mengimbangi senior seniorku." Ucap lirih Khalisa.

Berkali-kali Khalisa menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya. Ia bahkan duduk bersila seperti sedang melakukan olahraga yoga di atas kasurnya. Gerakan tangannya pun diayunkan sambil menarik nafas dalam-dalam.

Edward mulai membuka matanya. Matahari saat itu masih bersembunyi di tempatnya. Edward melihat istrinya seperti sedang melakukan pertapaan.

"Hei, ngapain kamu?" celetuk Edward yang sukses membuat Khalisa kaget.

"Aku gugup mas," jawab Khalisa.

Edward menarik ujung bibirnya hingga membentuk senyuman tipis. Tanpa menjawab, Edward turun dari ranjangnya lalu melakukan gerakan peregangan otot.

Khalisa sedikit melirik ke arah Edward yang sibuk dengan aktivitasnya.

"Keren juga!" batin Khalisa yang kemudian tersenyum tipis.

"Daripada kau seperti itu, mending mandi biar otak fresh. Aku jamin kamu akan relax," celetuk Edward yang masih tetap melakukan peregangan otot.

"Ish! Iya. gitu aja sewot!" balas Khalisa kesal.

Khalisa tak mengindahkan ucapan Edward, ia bahkan semakin terlihat mendalami aktivitas yang saat itu ia lakukan. Edward berjalan menuju kamar mandinya tanpa berpamitan kepada Khalisa.

Khalisa yang saat itu memejamkan matanya, membuka sebelah matanya untuk melihat keberadaan suaminya.

"Sepertinya aku menangkap hari ini akan menjadi berat," ucapnya dengan di iringi helaan nafas panjang.

Khalisa kemudian berjalan gontai menuju walking closet-nya. Hari ini dia akan memilih pakaian yang cocok untuknya di hari pertamanya bekerja.

Saat sedang asyik memilih, Edward tiba-tiba membuka pintu walking closet-nya. Tanpa sadar, kedua mata mereka bertemu. Khalisa dengan sigap menutupi wajahnya. Sementara Edward malah berjalan dengan santai mendekati Khalisa.

"Kenapa kamu selalu menutup mata jika melihatku seperti ini?" tanya Edward dengan menyeringai.

Bagi Edward, menggoda istrinya adalah hal yang menyenangkan. Memang dia sengaja keluar dengan memakai handuk yang di lilitkan di pinggulnya. Dada bidangnya serta perut sixpack nya memang terlihat menggiurkan. Namun bagi Khalisa, itu adalah bencana baginya.

"Mas, bisa nggak kalau nggak godain aku?" tanya Khalisa memohon. Kedua tangannya masih setia menutup wajahnya.

"Aku goda kamu? Ngapain? setiap hari memang setelah mandi penampilanku begini. Kenapa? Apa kamu ngerasa tergoda denganku?" ucap Edward dengan menyeringai.

Khalisa tak menjawab. Ia hanya berfikir bagaimana caranya keluar dari tempat itu. Khalisa mulai berjalan perlahan sambil menerka-nerka jalan.

"Eh, mau kemana? Kita belum selesai berbincang, istriku," ujar Edward dengan merentangkan tangannya seakan bersiap menangkap Khalisa jika dia masih melangkah maju.

"Ihh minggir mas," Rengek Khalisa yang masih setia menutup wajahnya.

"Temani aku ganti baju dulu," balas Edward yang membuat Khalisa menegang.

"Hei hei Pak Edward, buat apa fungsi tangan?" dalih Khalisa santai.

"Untuk makan, minum? Atau lainnya?," jawab Edward menerka-nerka.

"Ya, ya, ya. Selain itu juga untuk berganti pakaian sendiri Bapak!," ujar Khalisa dengan kesal.

"Ya sudah kalau tidak mau, katanya akan jadi istri terbaik," balas Edward yang tiba-tiba mengingat ucapan Khalisa saat Edward tertidur di sofa kamarnya.

Mendengar itu, Khalisa dengan cepat mengingat ucapannya itu. Dengan kesal ia akhirnya menurunkan kedua tangannya yang sedari tadi ia gunakan untuk menutup wajahnya.

"Ish! oke baiklah," jawab Khalisa dengan kesal.

Edward tersenyum puas. Ia kemudian menunggu Khalisa menyiapkan bajunya. Khalisa mulai memilih dan mencocokkan pakaian yang menurutnya cocok.

Khalisa mengambil sebuah kemeja berwarna navy. Ia juga mengambil celana hitam serta dasi yang berwarna abu-abu tua.

"Nah, udah selesai," ujar Khalisa yang dengan menaruhnya diatas lemari penyimpanan jam tangan.

"Baiklah ,makasih," ujar Edward yang puas dengan pilihan Khalisa.

Khalisa menatap dengan sinis suaminya.

"Apa kau ingin melihat suamimu berganti pakaian?" celetuk Edward yang membuat Khalisa tersadar bahwa seharusnya dirinya keluar.

Khalisa melangkah pergi, meninggalkan Edward yang tengah berganti pakaian. Kini gilirannya yang pergi mani.

Setelah mandi, Khalisa mengintip apakah dia melihat ada kedatangan sang kakak, Edward. Ruangan itu kosong. Tidak ada tanda tanda mah menikah. Khalisa keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk kimono. Ia kemudian duduk di atas meja rias.

"Hari ini kamu aku antar," celetuk Edward yang tiba-tiba keluar dari walking closet-nya.

Khalisa melihat Edward dari cermin.

"Dia terlihat tampan," batin Khalisa yang tak sadar mengukir senyuman di bibirnya.

"Kenapa? Nggak mau?" tanya Edward yang memastikan.

"Boleh. Tapi tidak boleh sampai masuk ya." Ucap Khalisa dengan tersenyum.

"Memangnya kenapa?" Tanya Edward bingung.

"Nanti orang orang tau lagi, kalau aku adalah Istri mas. Sesuai kontrak kan begitu." Ucap Khalisa santai.

"Sudah kubilang, kontrak itu sudah tidak berlaku. Aku ingin semuanya mengalir, " Ucap Edward yang duduk di tepi ranjang dengan membenarkan dasinya.

Khalisa melihat dari pantulan cermin. Ia berdiri dan berjalan mendekati Edward. Kini ia berada tepat di depan Edward. Khalisa sedikit berjongkok lalu tangannya dengan sigap membantu Edward membenarkan dasinya.

Edward tertegun melihat tingkah Khalisa. Ia bahkan sampai menahan nafasnya. Sementara istrinya malah melemparkan senyum manisnya.

"Rasanya mau pingsan," batin Edward.

1
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
salahmu ngajak pake helikopter, tanggung akibatnya 😌
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
🤣 minta penutup mata
sjulerjn29
ya iyalah ed pasti marah dia kan lg berduka gimana sih
sjulerjn29
khalisa sing sabar ya... kasian banget sih kamu 😭
Kutipan Halu
alhamdulillah akirnya sah. udah bisa di apain yaa ward🤭🤭
ig: kekeutami2829
perlu khal, habis ijab kabul di cium dulu keningnya 😄
ig: kekeutami2829
ngadi lo ed
ig: kekeutami2829
wah pertanda ini mah
ig: kekeutami2829
tor monitor ketua
anggota mau lapor ketua
si edwar lagi salting ketua
khalisa mau di bawa ke mertua🤣🤣
Xlyzy
Ed kata kata mu dengan tidak sadar atau tidak kamu sudah merendahkan Lisa SE akan akan khalisa itu wanita yang bisa di gunakan sesuka hati
Xlyzy
cowok emang gitu Lis pret
Bulanbintang
Halah, bilang aja itu tulus dari hati terdalam. Pake kedok sandiwara segala./Smug/
Bulanbintang
Gelut aja gelut🤣🤣
Bulanbintang
Sikapmu juga diubah dong,
Shin Himawari
seenggak nya Edward memihak khalisa yaaa yok bisa yook bucinnya ✨️🤭
Shin Himawari
ciye ciye gapapa bentar lagu halal istri cantiknya🤭
Afriyeni Official
Oalah, wasiatnya bikin pala cenat cenut 😅
Afriyeni Official
🤧 kasih nafas dulu Napa pak, mendesak banget kayaknya
Afriyeni Official
si pengacara nggak sabaran mau bahas warisan😅
Avalee
Apa ga trauma si cewek wkkk, kesan pertama yg diinget cuma : COWOK MUNTAH 🗿🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!