Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31 - Rencana Lexy [2]
Gudang tua di pinggir pelabuhan utara tampak sepi malam itu. Hanya suara ombak yang menghantam beton dermaga dan deru kapal nelayan dari kejauhan. Di dalam gudang, Lexy menunggu dengan wajah tegang. Lampu neon di atas kepalanya berkelip-kelip, menciptakan bayangan samar yang membuat tempat itu terasa semakin menyeramkan.
Tak lama, pintu berderit. Deva masuk dengan langkah hati-hati. “Lexy,” panggilnya pelan.
Lexy menoleh cepat, lalu tersenyum lega. “Kau datang.” Ia berjalan mendekat, menggenggam tangan Deva dengan erat. “Aku sudah menyiapkan semuanya.”
“Ceritakan,” ucap Deva serius.
Lexy mengangguk. Ia lalu mengeluarkan map cokelat dari tasnya, membuka lembaran-lembaran kertas berisi foto, catatan, dan denah. “Dengarkan baik-baik. Minggu depan, ibuku mengadakan pertemuan besar di gudang pelabuhan. Semua anggota inti Kalajengking Hitam akan hadir. Termasuk aku, kau, dan pengawal-pengawal lainnya. Itu momen yang sempurna.”
Deva menunduk, menatap lembaran itu. Ada sketsa gudang, tanda-tanda merah di beberapa sudut. Lexy menunjuk satu titik.
“Di sini akan terjadi baku tembak rekayasa. Aku sudah bekerja sama dengan seorang dokter forensik bernama dr. Rahmat. Dia punya akses ke rumah sakit dan kamar jenazah. Dia bisa menyiapkan mayat pengganti, laki-laki dengan tinggi dan tubuh hampir sama denganmu.”
“M-Mayat pengganti?” Deva menelan ludah. Membayangkan dirinya diganti jasad orang lain bukan hal yang mudah.
Lexy mengangguk mantap. “Mayat itu akan ditembak di bagian wajah agar rusak parah dan tidak mudah dikenali. Hanya sedikit petunjuk fisik yang bisa menghubungkan ke dirimu. Dr. Rahmat akan memastikan laporan medis sesuai, bahwa itu tubuhmu.”
Deva menghela napas panjang. “Lalu aku? Bagaimana aku keluar dari sana?”
Lexy tersenyum tipis, tapi matanya menyimpan kekhawatiran. “Saat baku tembak terjadi, aku akan menjerit seolah melihatmu ditembak jatuh. Kau harus jatuh di tempat yang sudah kutandai. Di balik tumpukan kontainer ada jalur rahasia, pintu kecil yang langsung menuju terowongan tua. Aku sudah menyiapkan mobil di ujung terowongan. Setelah itu, dr. Rahmat akan menjemputmu dan membawamu ke tempat aman.”
Deva mengangguk pelan, berusaha mencerna. “Dan setelah itu?”
“Setelah itu, ‘jenazahmu’ akan dibawa ke rumah sakit. Semua orang akan percaya kau mati. Ibuku mungkin marah karena kehilangan pengawal andalan, tapi dia tidak akan curiga lebih jauh. Dia hanya akan mengira kau gugur dalam tugas,” jelas Lexy.
Deva menatap Lexy lama. “Kau yakin ibumu tidak akan mencium sesuatu? Clara bukan wanita bodoh. Dia selalu curiga pada hal-hal kecil.”
Lexy menunduk, wajahnya serius. “Itu risiko yang harus kita ambil. Tapi aku punya cara untuk menutupinya. Aku akan menangis, aku akan marah, aku akan berpura-pura menyalahkan orang lain. Kau tahu, ibuku percaya pada aktingku. Dan kalau pun dia curiga… aku siap menanggungnya.”
Deva meraih bahu Lexy, menatap matanya dalam-dalam. “Tidak. Aku tidak akan membiarkan ibumu menyakitimu. Kalau rencana ini berbahaya untukmu, lebih baik aku tetap di sini.”
Lexy menggeleng keras. “Jangan, Dev. Kau sudah terlalu lama hidup dalam bayangan Kalajengking Hitam. Aku tidak ingin kau terkubur di sini selamanya. Aku rela ambil risiko. Karena aku percaya kau pantas untuk hidup bebas. Bersamaku.”
Kata-kata terakhir itu membuat dada Deva hangat. Ia ingin memeluk Lexy, tapi menahan diri. “Baiklah. Kita lakukan sesuai rencanamu.”
Lexy menghela napas lega, lalu kembali menjelaskan detail.
“Ada tiga tahap,” katanya sambil menunjuk kertas. “Pertama, persiapan mayat pengganti. Dr. Rahmat sudah menemukan tubuh yang cocok, laki-laki seumuranmu, korban kecelakaan yang belum diklaim keluarganya. Kita harus pindahkan mayat itu ke gudang sehari sebelum pertemuan.”
“Kedua, skenario baku tembak. Aku sudah bekerja sama dengan beberapa anggota yang bisa dipercaya. Mereka akan menembak ke arahmu, tapi peluru mereka kosong. Kau hanya perlu berpura-pura terhantam. Saat itu, aku akan berteriak histeris. Semua perhatian akan teralihkan. Di saat yang sama, mayat pengganti akan dijatuhkan. Semua orang akan mengira itu tubuhmu.”
“Tahap ketiga, penghilangan jejak. Kau harus cepat masuk ke terowongan. Jangan menoleh ke belakang, jangan ragu. Mobil dan dokumen baru sudah kusiapkan. Setelah itu, kau mati bagi dunia luar, tapi hidup untukku.”
Deva mendengarkan tanpa menyela. Setiap detail terdengar masuk akal, tapi juga sangat berbahaya. Satu kesalahan kecil bisa membuat semua terbongkar.
“Bagaimana dengan Arin dan Dani? Mereka tahu tentangmu,” tanya Deva.
Lexy menatapnya serius. “Lebih sedikit orang yang tahu, lebih baik. Tapi kalau kau percaya mereka bisa menjaga rahasia, aku tidak keberatan. Hanya saja, kalau ibuku tahu, nyawa mereka juga bisa terancam.”
Deva mengangguk. Ia tahu Lexy benar. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin besar risikonya.
Lexy kemudian menggenggam tangan Deva erat-erat. “Dev, kau harus janji. Begitu rencana ini berhasil, kau jangan pernah kembali ke dunia lama. Jangan biarkan ibuku tahu kau masih hidup. Jangan hubungi siapa pun dari Kalajengking Hitam. Kau harus benar-benar mati.”
Deva menatap Lexy, melihat keteguhan dalam matanya.
walaupun dia anak dari musuh besarnya tapi Laluna sudah punya anak dari Dani.
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...