Devan Ganendra pergi dari rumah, karena iri dengan saudara kembarnya yang menikah dengan Dara. Karena dia juga menyukai Dara yang cantik.
Ia pergi jauh ke Jogja untuk sekedar menghilangkan penat di rumah budhe Watik.
Namun dalam perjalanan ia kecelakaan dan harus menikahi seorang wanita bernama Ceisya Lafatunnisa atau biasa dipanggil Nisa
Nisa seorang janda tanpa anak. Ia bercerai mati sebelum malam pertama.
Lika-liku kehidupan Devan di uji. Ia harus jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama Nisa.
Bagaimana penyelesaian hubungan keluarga dengan mantan suaminya yang telah meninggal?
Atau bagaimana Devan memperjuangkan Nisa?
Lalu apakah Devan menerima dengan ikhlas kehadiran Dara sebagai iparnya?
ikuti kisah Devan Ganendra
cusss...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit Titik Terang?
Hari ini juga Dodo sudah langsung terjun di bengkel tempat Devan. Ia dengan dua temannya memperbaiki motor di tempat tersebut.
Bahkan Dodo sudah mempersiapkan peralatan untuk modifikasi warna pada motor temannya.
Selain itu, teman satunya membongkar motor untuk oversize pada mesin kendaraannya.
"Kalau jasa oversize gini nanti di bawa kemana ya Lek?"
Salah satu teman Dodo berambut pirang bertanya kepada pak Toha.
"Di Prapatan sana saja!" Pak Toha memberitahukan tempat untuk jasa oversize kendaraannya. Karena disini hanya bongkar pasang kendaraan bermotor.
Devan kalau untuk tempat yang begini belum tahu. Karena bukan asli orang daerah sini. Sehingga semua dipercayakan kepada pak Toha dan Amir.
"Ya udah yuk!, aku antar!" Ucap Devan, karena ingin tahu tempatnya.
Sehingga saat ini Dodo dan Devan berangkat menuju ke tempat jasa oversize blok mesin motor. Sesuai dengan yang ditunjuk oleh pak Toha.
Sesampainya di tempat, ternyata Devan dan Dodo harus menunggu proses yang lama. Oleh karena itu Devan mengajak Dodo ngopi di salah satu warung pinggir jalan.
"Kopi hitam dua Bu!" Ucap Devan kemudian duduk di salah satu bangku.
"Rokokmu apa Do?" Tanya Devan ke Dodo.
"Mild mas!" sahut Dodo.
Devan kemudian memesan rokok mild dua bungkus untuk dirinya dan Dodo.
keduanya menunggu sambil ngobrol ngalor-ngidul, apalagi Devan memang belum hafal daerah sini.
Dodo menjelaskan tempat-tempat yang berkaitan motor dan wisata. Karena di daerah ini begitu banyak tempat wisata.
"Weh Dodo!!"
Seorang anak lelaki remaja datang menyalami Dodo. Tampak keduanya sangat akrab, meski Dodo terlihat seperti anak jalanan. Sementara temannya ini berpakaian sangat rapi. Bahkan seperti menjaga penampilannya.
"Don!"
Dodo menyambutnya, bak sahabat lama yang tidak pernah bertemu. Kemudian ia duduk di samping Dodo.
"Mas!, kenalin temenku namanya Doni!" ucap Dodo.
"Evan!"
"Doni!"
Devan menyalaminya sambil memperkenalkan diri.
"Bagaimana kabarnya!, lama engga ketemu?, kirain ikut ketangkap bersama anak buahnya Wondo!" Ujar Dodo kepada Doni.
"Stt!, aku ga ikut-ikutan kalau itu. Aku kan biasa sama mbak Wanda!" sahut Doni.
"Oh iya ya!"
"Aku mah engga tahu itu, pas menghajar pak sabar atau siapa. Cuma dapat berita dari mbak Wanda dan mbak Winda jika Wondo dan anak buahnya menghajar pak Sabar. Ehhh!!, selang berapa hari malah Wondo dihajar orang!, sampai sekarang masih kritis!" Doni menjelaskan posisi dirinya ketika itu. Dan memberikan informasi tentang Wondo kepada Dodo.
Devan yang mendengar perkataan Doni hanya mengerutkan keningnya. Kenapa ada yang terkait hal ini?, pas kebetulan Devan sedang mencari informasi tentang Bu Juanti.
Devan hanya diam mendengarkan keduanya ngobrol tentang keluarga dari Wondo tersebut.
"Kamu ikut jadi salah satu anak buahnya siapa tadi?, Wondo?" Devan menimpali, dan bertanya kepada Dodo.
"Ogah mas!, aku nakal engga sampai segitunya. Kalau udah masuk kesana ujung-ujungnya narkoboy!" Sahut Dodo
Devan lebih penasaran tentang cerita ini, namun tidak akan bertanya langsung seperti orang penasaran dan mencari berita.
"ohh!!" sahut Devan sambil menyeruput kopi hitamnya.
"Itu yang menghajar Wondo siapa?" ta ya Devan kepada Doni.
"Mungkin malah adiknya!, Wandi!"
"Lho kok?"
"Bisalah, namanya orang pihak berwajib!, kalau ada masalah kan kena juga. Apalagi habis hajar orang begitu." sahut Doni.
"Orang yang di hajar meninggal lho!" Ucap Dodo
"Masa sih?" sahut Doni.
"iya !, serius!" sahut Dodo.
"ohhh..." Sahut Doni sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Tak lama kemudian Doni pamit untuk pergi. Karena ada panggilan mendadak dari orang di ponselnya.
Tinggallah kini Dodo dan Devan yang masih menunggu barangnya jadi.
Hampir dua jam keduanya menunggu, dan akhirnya barangnya jadi.
Devan pun membayar kopi dan rokok yang di belinya. Kemudian keduanya pulang untuk memasang blok yang sudah di oversize.
Dodo mengambil barangnya,dan Devan menunggu di motor.
Setelah membayar, Dodo akhirnya membonceng Devan untuk kembali ke rumah.
Dalam perjalanan, Devan berfikir apakah Dodo terlibat dalam pengeroyokan ayah mertuanya?, atau kejadian di rumah sakit?. Hal ini sangat mengganggu otak Devan. Dan ingin menegaskannya kepada Dodo.
Sebelum sampai ke rumah,Devan membelokkan kendaraannya ke sebuah pos ronda yang kosong. Kebetulan suasana sepi saat itu.
Greeepp....!!
Dodo langsung dicengkeram kerah bajunya oleh Devan, kemudian di dorongkan ke atas.
"Mas!!" Ucap Dodo ketakutan, sebab wajah Devan seperti tidak bersahabat saat ini.
"Katakan!, apa hubungan mu dengan Doni?, dan apa hubunganmu dengan Wondo!" Ucap Devan sambil menggerakkan giginya.
"Mas!, maaf aku engga paham!"
Devan semakin mencengkram lebih erat, sehingga Dodo hampir kehabisan nafas.
"Apa hubunganmu dengan Doni?" u ap Devan sekali lagi.
"Temen mas, temen sekolah dulu. Sekarang udah jarang ketemu!"
Devan sedikit mengendorkan cengkeramannya.
"Kamu tahu tentang Doni berarti?" Tanya Devan.
Dodo mengangguk.
"Dia berondong nya mbak Wanda!, Adik Wondo!" Sahut Dodo dengan gemetar.
"Lalu?"
"saya cuma tahu itu!"
"Terkait pengeroyokan pak Sabar?"
"Itu tidak tahu!, saya kira Doni ikut pengeroyokan itu. Karena Doni sering bertemu Wondo di klubnya mbak Wanda!" sahut Dodo.
"Apa Doni juga tahu kejadian di rumah sakit?"
"Rumah sakit yang pak Sabar meninggal!"
"Saya engga tahu!"
Devan melepaskan cengkeraman, kemudian menatap Dodo dengan tajam.
"Kamu tahu rumah Doni?" tanya Devan kepada Dodo.
Dodo mengangguk, " Seringnya tidur di klub malam milik mbak Wanda!" sahutnya.
"Mas!, apa hubungannya?"
Devan menghela nafas panjangnya. " Pak sabar adalah mertuaku!" Ucap Devan, membuat Dodo terkejut.
"Bener mas saya engga ikut-ikutan mengenai itu!, bahkan saya menjauh dari orang-orang mereka. Doni karena temen sekolah dulu!" sahut Dodo yang kini semakin ketakutan.
"Saat ini aku percaya kamu!, tapi jika kamu terlibat. Akan kuhabisi!" Sahut Devan, " seperti Wondo!" Lanjutnya.
"Hah..!!"
"Kamu tahu sekarang!, ingat!, jangan kasih tahu ke siapapun hal ini. Dan antar aku ke tempat dimana Doni sering berada!" Ucap Devan tegas.
"Ba..baik mas!" sahut Dodo.
Devan membenarkan kerah baju Dodo agar terlihat rapi kembali. Kemudian keduanya menuju bengkel di rumahnya saat ini.
Sampai rumah justru Dodo kembali terkejut, sebab di tempat itu ada gadis yang pernah menghajarnya beberapa minggu lalu.
Beruntung Davin segera menarik tangan Nisa yang sudah pulang bersama mbak Jannah.
Kemudian menjelaskan kepada Nisa.
"Kalau macem-macem, hiiiihhh...!!" ucap Nisa terhadap Dodo.
"Iya mbak!" Sahut Dodo yang kini merasa lega.
Devan merangkul Nisa yang sedang emosi saat ini. Namun setelah di tenangkan Devan, kini lebih baik.
Ingin rasanya memberitahukan tentang Doni kepada Nisa. Akan tetapi Devan khawatir, jika Nisa tidak bisa menahan diri dan segera mencari keberadaan nya.
Devan mengajak Nisa masuk ke dalam rumah, karena hari sudah mulai senja.
.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
ibu tirinya, Nisa???
lanjut thor ceritanya
lanjutkan
jadi semangat bacanya deh
kog bisa2nya kek gitu
kan mayan ada devan yg jadi jaminan
cwek tuh perlu bukti ucapan juga lhooo
pokoknya yg bilang habiskan semua nya 😅😅😅😅