Bagaimana jadinya seorang anak pelakor harus tinggal bersama dengan ibu tiri yang merupakan istri pertama dari ayahnya.
Alma selalu mengalami perbuatan yang tidak mengenakkan baik dalam fisik maupun mental, sedari kecil anak itu hidup di bawah tekanan dari ibu tirinya.
Akan tetapi Alma yang sudah remaja mulai memahami perbuatan ibu tirinya itu, mungkin dengan cara ini dia bisa puas melampiaskan kekesalannya terhadap ibunya yang sudah meninggal sedari Alma berusia 4 tahu.
Akankah Alma bisa meluluhkan dan menyadarkan hati ibu tirinya itu??
temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKIT 24
Seseorang dibalik baju hitamnya itu mulai membawa tubuh Alma ke luar kamar, suasana rumah yang begitu sepi membuat rencana berjalan dengan begitu lancar.
Perlahan tim mereka yang lain mulai menunggu ke depan pagar besar rumah Arthur, para penjaga sedari tadi sudah di kasih obat tidur, benar-benar rencana yang sudah di pikirkan matang.
"Aaaaah berat banget tubuh wanita ini," keluh seseorang tersebut.
Saat ini tubuh Alma mulai di masukkan ke dalam mobil entah apa yang akan terjadi selanjutnya, yang jelas untuk saat ini Alma masih bel sadarkan diri sama sekali.
*******
Sementara di tempat lain, di dalam sebuah acara, Ameer di kelilingi dengan orang-orang yang memang ingin menjebaknya, diantaranya Tuan Sergah yang memang sedari dulu ingin menghancurkan Ameer lewat jalan manapun tapi tidak pernah berhasil.
Firasat pria itu kuat sekali, dia bersama asisten pribadinya mulai merasakan hawa ketegangan di ruangan ber AC ini.
"Aldi, sepertinya kita sedang di jebak," bisik Ameer.
"Benar sekali Tuan, sepertinya pemilik acara ini ada maksud tertentu," sahut Aldi.
Di tengah-tengah kemeriahan acara ini tiba-tiba saja listrik padam, gelap gulita mulai mencengkram, suara orang berlarian dan teriakan mulai menggema, memenuhi ruangan ini, sementara tangan Ameer dan asistennya, langsung di cekal oleh beberapa orang, akan tetapi Ameer berusaha untuk tenang mengikuti alur yang saat ini tengah di perankan.
Ketenangan Ameer membuat lawannya semakin merasa diatas angin karena tidak ada perlawanan sama sekali.
Orang-orang itu mulai membawa Ameer ke suatu ruangan, hingga pada akhirnya lampu mulai menyalah, dan hal yang mencengangkan nampak di depan matanya.
Ketika lampu di nyalakan dua orang dari sisi kiri dan kanan Ameer mulai menodongkan senjata tajam ke arah pelipis kanan dan kiri, Ameer hanya bisa tersenyum, akan tetapi bukan senyuman pasrah dengan keadaan, di balik senyumannya itu tersirat sebuah rencana Ameer untuk lebih tenang di saat musuh mulai menyerang.
Buuuuugh .... Buuuuugh ...!" dengan kecepatan kilat Ameer menendang dia pria itu satu persatu.
Tanpa di sadari ilmu tenang Ameer ternyata mampu menipu lawannya hingga jatuh dan pistol pun kini mulai terjatuh dari genggaman dua orang itu.
Ameer mulai menginjak dada lawannya itu ketika sang lawan hendak menarik kaki Ameer, di sini kejelian dan kefokusan Ameer sangat di pertaruhkan jika lengah sedikit saja nyawanya yang akan melayang.
"Bangsat .... Masih berani kamu melawanku, bajingan!" geram Ameer sambil menindas tangan orang tersebut menggunakan kakinya.
"Ampun Tuan jangan injak tangan saya," mohon lawannya itu.
"Ini tidak seberapa!" desis Ameer sambil memberikan tanda terakhir berupa tentangan.
Sedangkan lawan yang satunya lagi mulai bangkit berdiri sambil mengambil pistol dan langsung menodongkan senjatanya, Ameer berusaha untuk tetap tenang menghadapi seorang lawan yang melangkah ke arahnya.
Ameer tidak tinggal diam matanya mulai melirik ke arah lawan yang sudah ia kalahkan tadi, ketika pistol lawan mulai diarahkan ke arahnya, dengan cepat Ameer mengangkat tubuh lawannya tadi untuk di jadikan tameng perlindungannya dari timah panas yang mulai melayang di hadapannya.
"Dooor ....!" Tembakan itu tepat sasaran akan tetapi bukan mengenai tubuhnya.
Peluruh itu mulai menembus ke dada lawan yang hampir tumbang tadi, temannya begitu terkejut karena melihat tipu muslihat Ameer yang benar-benar susah untuk di tebak.
"Ah sial, kurang ajar sekali kau Ameer!" teriak pria yang sudah salah sasaran itu.
"Aku tidak kurang ajar, tapi kamu yang terlalu bodoh," sahut Ameer dengan nada hinaan.
Lawan tersebut semakin geram melihat tingkah Ameer yang semakin menjadi, sehingga membuat musuh itu mulai menggunakan strategi keduanya untuk menumbangkan Ameer.
"Lihat saja sebentar lagi," ancam pria dihadapannya itu.
Saat ini Ameer mulai melangkah sambil meletakkan begitu saja tubuh seseorang yang mungkin sudah tidak bernyawa itu, langkahnya pelan tapi penuh telisik, hingga dirinya mulai mendekat ke arah pria yang masih menodongkan senjatanya itu.
"Kau berani mendekat," tantang pria dihadapan Ameer itu.
"Iya, coba tembakkan senjatamu itu," tantang Ameer kembali.
Ameer semakin mendekat sambil menyeringai, dan di saat pria dihadapannya mulai menembakkan pistol di hadapannya tiba-tiba saja tangan kirinya mulai lemas karena seseorang dari arah belakang mulai menembak pistolnya ke arah pria tersebut ...
"Dooorrrr ....," timah panas itu mengenai pundaknya.
Ameer tersenyum licik ternyata Aldi yang dengan cekatan menembak pria itu sehingga tumbang.
"Terima kasih banyak Al, kau datang disaat yang tepat," ucap Ameer.
"Tuan, kita harus bertindak cepat, karena aku mendengar semua pembicaraan Tuan Sergah bersama Nona Karina di telepon ternyata dia di balik kejadian ini, dan Nona Karina sudah berhasil menjebak Nona Alma, kemungkinan mereka akan berbuat senonoh agar anda jijik dan mengeluarkan Nona Alma dari rumah," ucap Aldi yang barusan mendengan percakapan antara Sergah dan juga Karina.
"Kurang ajar! Ternyata ini rencana Karina dan Sergah!" geram Ameer sambil mengepalkan kedua tangannya.
*******
Sedangkan di tempat lain saat ini Alma terjebak di dalam sebuah kamar, bahkan perempuan itu di paksa untuk meminum jus yang sudah di campur dengan serbuk perangsang yang bisa membuat tubuhnya panas dan merasakan sesuatu yang aneh, akan tetapi sampai sekarang pria bertopeng itu masih belum berhasil membuat wanita itu meminumnya.
"Ayo Sayang, minumlah jus jeruk ini," ucap pria bertopeng itu.
Suara itu sepertinya Alma sudah tidak asing dengan suara itu, akan tetapi dirinya masih belum berani mengambil keputusan, karena saat ini kondisinya sangat mencekam seperti ini.
"Tidak ... Aku tidak ingin meminum jus itu," tolak Alma sambil memundurkan langkahnya.
Lelaki itu semakin memajukan langkahnya sedangkan Alma mencoba untuk menjauh dengan sisa tenaga yang ia miliki.
"Aku akan mengejar mu Al, sampai kau menjadi milikku, karena aku tahu sebenarnya kau tidak pernah mencintai pria tua itu kan," ucap pria itu sambil mendekat ke arah Alma.
Alma saat ini benar-benar ketakutan bahkan saat ini dia sudah kehilangan langkahnya, karena tubuhnya sudah berhenti di belakang tembok pembatas.
"Ayo Sayang, aku sudah bilang kalau kamu tidak akan pernah bisa melawanku," seringai lelaki itu.
Dengan langkahnya yang cepat lelaki itu berusaha untuk menangkap tubuh Alma, meskipun awalnya belum berhasil karena Alma berhasil menepis tangannya, akan tetapi ketika lelaki itu tidak menyerah begitu saja dan mencoba kembali untuk meraih lengan Alma.
"Tolong lepaskan aku," pinta Alma tapi lelaki dihadapannya itu tidak mendengar bahkan saat ini tangan kekar itu mulai menggendong tubuh Alma.
"Lepas ... Lepas ...!" teriak Alma sambil menggigit lelaki itu.
Karena merasa kesakitan akhirnya Alma pun mulai di hempaskan begitu saja diatas ranjang.
"Auuuu ....!" teriak Alma yang merasa kesakitan.
Melihat Alma yang kesakitan lelaki itu tidak tega, akan tetapi dia tidak boleh lemah, karena tekatnya sudah bulat untuk memiliki perempuan yang sudah membuat hatinya itu bergetar.
"Maafkan aku Alma, aku tidak akan kasar jika kau nurut dengan kata-kataku," ucap lelaki itu.
Entah kenapa Alma mulai ingat dengan suara itu, dan suara itu tak lain merupakan suara orang yang dekat dengannya.
"Kak Shaka ....," ucap Alma sambil memukul dada lelaki itu.
Lelaki itu hanya terdiam, akan tetapi dirinya masih melanjutkan aksinya bahkan kali ini semakin esktrim, tubuh pria itu sudah berhasil menindih tubuh Alma, akan tetapi sekuat tenaga Alma berusaha untuk menolaknya, bahkan tangan Alma mulai mencakar, wajah lelaki yang berada diatas kungkungannya itu, ketika hendak menciumnya.
"Kurang ajar kau beraninya melukai wajahku," ucap Pria itu sedangkan Alma masih trus berteriak.
"Tolong .... Tolong ...!" teriak Alma.
Ketika lelaki itu hendak merobek baju Alma tiba-tiba saja pintu terbuka dengan sebuah tendangan.
"Bruuuugh ....!" pintu itu terbuka dengan sendirinya.
Bersambung ....
kalau sampai kecolongan ya ttnda global 😂😂😂😂 ya kan thor
ibu ga da otak,, segampang itu ninggalin anaknya segampang itu minta peluk
keren Alma good girl,,smart juga tuan Ammer