NovelToon NovelToon
Theresia & Bhaskar

Theresia & Bhaskar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Romansa
Popularitas:489
Nilai: 5
Nama Author: Elok Dwi Anjani

Menyukai Theresia yang sering tidak dianggap dalam keluarga gadis itu, sementara Bhaskar sendiri belum melupakan masa lalunya. Pikiran Bhaskar selalu terbayang-bayang gadis di masa lalunya. Kemudian kini ia mendekati Theresia. Alasannya cukup sederhana, karena gadis itu mirip dengan cinta pertamanya di masa lalu.

"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Aku yang bodoh telah menyamakan dia dengan masa laluku yang jelas-jelas bukan masa depanku."
_Bhaskara Jasver_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Dwi Anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pahlawan

Jantung yang berdegup kencang dengan telapak tangan yang lembab. Theresia sedang gugup melihat banyak murid dari sekolah lain yang wajahnya tampak pintar-pintar menggambar semuanya. Seakan-akan ia terpojokkan dengan nyali yang mulai menciut.

Tetapi mengingat usahanya dan kegigihannya dalam pelatihan, Theresia akan tetap berusaha dengan mengontrol dirinya agar tidak memikirkan orang lain dan fokus kepada kanvas yang disediakan panitia di depannya.

Ia melirik Bu Rifa yang duduk menatapnya di seberang sana.

Wanita itu menggenggam kedua tangannya dengan menyemangati Theresia tanpa suara.

"Mohon diperhatikan, temanya adalah pahlawanku dan waktu yang diberikan adalah tiga jam. Setelah waktu yang ditentukan selesai, peserta diwajibkan berhenti melukis, dilarang keras berbuat curang dengan cara apa pun, bila melanggar peraturan maka peserta akan didiskualifikasi. Ingat! Lukisan peserta harus mengikuti tema yang diajukan dan keputusan juri adalah mutlak jadi tidak dapat diganggu gugat," ucap panitia di depan, "melukis dimulai dari... sekarang."

Suasana menjadi tegang walaupun peserta hanya perlu melukis dengan lihai. Ada yang masih berpikir terlebih dahulu seperti yang Theresia lakukan sebelum menyentuh kanvas tersebut. Dan itu sudah membuang waktu lima menit yang belum terdapat apa-apa di kanvasnya.

Namun saat mengingat perjalanannya, alis gadis itu terangkat dengan ujung kuas yang mulai menyentuh kanvas. Ia tidak terlihat terlalu kebingungan ataupun tegang seperti yang beberapa peserta lainnya terlihat. Karena yang ada di pikiran Theresia adalah fokus dan yakin pada dirinya serta lukisannya.

Sementara itu di kediaman Erga, terdapat Bunda, Bhaskar, dan tentunya Erga juga yang sedang menonton live perlombaan tersebut di internet. Saat layar laptopnya menampilkan Theresia yang sedang melukis, mereka tersenyum bangga dengan gadis itu.

Waktu berjalan dengan cepat dan Bu Rifa masih menatap Theresia yang sedang fokus dengan harapan muridnya bisa memenangkan perlombaan ini. Dan entah apa yang Theresia pikirkan saat waktu mulai akan habis, gadis itu tersenyum tipis mengingat senyuman Bhaskar yang terlintas di benaknya.

Banyak yang sudah selesai dan meletakkan kuasnya, tetapi Theresia belum puas dengan sentuhan terakhirnya yang akan ia berikan di lukisannya. Berbeda dengan peserta lainnya yang langsung yakin dengan hasilnya.

"Peserta dimohon berhenti dan meninggalkan ruangan dengan para guru serta pendampingnya. Pengumuman akan diberitahukan setelah satu jam kemudian. Peserta yang memiliki nilai tinggi dari penilaian juri adalah pemenangnya," ucap panitia yang memberikan instruksi.

Begitu pula dengan live yang berlangsung dihentikan dari sumbernya. Mereka yang menonton hanya bisa menunggu keputusan juri serta para peserta dan orang-orang lainnya yang sedang berharap.

"Gimana, Re?" tanya Bu Rifa yang datang tiba-tiba membukakan botol air untuk Theresia minum.

"Ehm.... lancar banget, Bu," jawab Theresia dengan menerima botol air tersebut dan meneguknya airnya.

...••••...

Theresia dan Bu Rifa mondar-mandir menunggu adanya pengumuman untuk kembali ke dalam ruangan dan mendengarkan pengumuman hasil penilaian juri.

Tidak berbeda dari mereka, Bunda, Erga, dan Bhaskar juga menunggu live lagi sebagai pengumuman lukisan pemenangnya.

Tiba-tiba terdapat bunyi instruksi untuk memasuki ruangan yang kini sudah tertata lagi dan hanya tiga lukisan yang tertutupi sebuah kain di depan sana. Tidak tertinggal, live juga dimulai kembali.

"Sebelumnya, terima kasih sudah setia menunggu hingga akhir dari perlombaan ini. Saat masa penilaian tadi juga para juri ada yang salah fokus pada satu lukisan yang menarik perhatian."

Para juri yang duduk di depan hanya tersenyum mendengar panitia yang tampak senang.

Pengumuman pemenang juga sudah dimulai, tetapi Theresia mulai putus asa karena namanya serta nama sekolahnya tidak disebut-sebut juga. Pemenang juara ketiga bukan dirinya, pemenang juara kedua juga bukan dirinya. Jika memikirkan pemenang juara pertama, apa ia yang memenangkannya sementara Theresia mulai ragu-ragu karena melihat lukisan pemenang juara ketiga dan kedua yang bagus.

"Dan pemenang juara pertama dengan hasil nilai paling tinggi adalah....Theresia Mahdalena dari SMA Mutiara Jaya!" Bersamaan dengan itu, kain yang menutupi lukisan juara satu dibuka dengan suara tepukan tangan yang semakin keras terdengar.

Sontak Theresia tidak percaya hingga terharu dengan hasilnya, bahkan Bu Rifa sampai memeluk Theresia karena kesenangan. Muridnya berhasil, berhasil meraih kejuaraan di bagian pertama.

"Ohh iya, saya mau tanya sama mbak Theresia Mahdalena. Itu ada dua bunga carnation putih sama pink yang memiliki arti apa ya?"

Theresia langsung menerima mic tersebut dan berdiri di samping lukisannya dengan mengusap matanya yang masih terharu.

"Baik, perkenalkan saya Theresia Mahdalena dari SMA Mutiara Jaya. Sebelumnya saya berterima kasih kepada penyelenggara lomba sekaligus para juri yang telah memberikan saya kesempatan untuk berdiri di sini, saya sampai terharu karena setelah perjuangan saya berlatih dengan guru pembimbing saya dan saudara saya akhirnya terbayarkan juga." Bu Rifa langsung tersenyum menatap mata Theresia yang berkaca-kaca.

"Ada seseorang yang saya kenal mengatakan bunga anyelir putih itu mempunyai arti dari perasaan yang tulus dan rasa bersyukur. Saya menambahkannya dalam lukisan ini sebagai tanda terima kasih saya kepada pahlawan-pahlawan yang telah banyak membantu dan bersyukur karena adanya mereka. Teruntuk bunga anyelir pink, bunga itu memiliki arti yang hampir sama tetapi memiliki makna untuk tidak melupakan seseorang yang penting dalam kehidupannya, yaitu mereka yang berjasa di dalam kehidupan lain dan tidak ingin melupakannya. Terakhir, saya ingin menambahkan jika di sini ada tiga seseorang yang saya lukis di bawah sedang duduk, yaitu orang penting dari kehidupan saya. Mereka yang memberikan saya semangat, perhatian, serta kehangatan yang saya anggap sebagai pahlawan juga."

Suara tepukan tangan kembali terdengar keras saat Theresia menganggukkan kepala kepada MC untuk memberikan instruksi bahwasanya ia sudah selesai menjelaskan.

"Wah! Selain lukisannya bagus, banyak makna yang terselip di lukisannya juga yaa? By the way sebelum dapat piala aku ada pertanyaan terakhir nih, mbak Theresia sudah punya pacar belum?"

Theresia langsung tersenyum mendengarnya. "Saya tidak memiliki pacar, tetapi saya memiliki seseorang yang saya sukai. Dari ketiga orang yang saya lukis di sini, dia adalah salah satunya."

"Manis juga ya orangnya mbak Theresia?" Suara tertawa terdengar begitu saja.

Tibalah saat penyerahan hadiah lomba dengan pemotretan pemenang yang berlangsung di depan.

Ketiga orang yang melihat Theresia di depan laptop juga ada yang terharu dengan penjelasan Theresia yang amat sangat dalam. Bahkan Bunda sampai meneteskan air matanya sebelum Theresia menjelaskan artinya karena bangga pada gadis itu.

"There menang, Ga," ucap Bunda yang diangguki Erga.

"Iya, Bun." Ia tiba-tiba melirik Bhaskar yang tersenyum ke arah laptopnya. "Orang yang Theresia kenal dan disukai itu pasti elo, kan?"

"Ya, gua nggak expect kalau There bakalan kayak gini," ucap Bhaskar yang mengambangkan senyumannya.

"Ya elah, jadian sono. Masa kalah sama Flo-" Erga langsung mengatupkan bibirnya karena hampir menyebutkan nama seorang perempuan.

"Ciee, udah tahu namanya. Mana mau disebut lagi," goda Bhaskar yang memicingkan matanya.

"Cie? Flo itu juga siapa, Ga? Kok nggak kamu terusin?" Bunda langsung menatap Erga yang tersenyum kikuk.

"O-ohh, bukan apa-apa kok, Bun."

"Bohong, Tan. Ada adek kelas yang confess ke Erga sebelum ujian."

Sungguh Erga ingin mengusir Bhaskar dari rumahnya karena berani memberitahu Bundanya. Padahal Erga sudah ganti rugi seragam Bhaskar yang ia robek dan meminta untuk menghapusnya, tetapi laki-laki itu tidak menghapusnya juga dari ingatan.

"Beneran, Ga?" tanya Bunda lagi.

"Enggak kok, Bun. Bhaskar aja yang ngaco." Erga langsung memberikan tatapan tidak suka kepada Bhaskar yang tersenyum usil.

"Anaknya bohong, Tan. Padahal ceweknya udah confess tapi ditolak mentah-mentah. Kasihan lho, Tan. Sampai ceweknya diam di tempat dan Erga pergi gitu aja."

"Ya ampun, Ga. Kalau ada orang yang mengutarakan perasaannya itu didengar baik-baik, kalau nggak suka juga ditolak baik-baik, jangan ditinggal gitu aja."

"Iya, Bunda... Bhaskar kalau ngomong jangan di dengerin. Dia bohong itu, Bunda lebih percaya di daripada aku?"

"Kok malah kamu yang sekarang kayak cewek," sindir Bunda yang membuat Erga terdiam.

Berbeda dengan Bhaskar yang langsung menertawakannya dengan terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Erga.

Sementara itu, Theresia baru saja akan kembali ke penginapan setelah membersihkan pelengkapnya di sana dan membawa piala, sertifikat serta hadiah lainnya yang ia terima sebagai pemenang di paper bag.

"Makasih ya, Re? Kamu keren banget tadi," kata Bu Rifa di dalam taksi.

"Makasih, Bu. Ini juga karena bimbingan Bu Rifa yang selalu antusias membimbing saya," balas Theresia.

"Ibu bener-bener berterimakasih ke kamu, Re, kamu emang paling keren. Besok kita pulang pakai gerbong wanita biar di bagian depan yang nyaman."

Theresia hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum melihat ke arah luar jendela dengan perasaan lega.

Ya, mungkin suatu hal akan menjadi menakutkan jika dipikirkan terlalu dalam atau berlebihan. Maka dari itu jangan hanya dipikirkan saja, tetapi berani memulai walaupun hanya dari hal kecil terlebih dahulu.

...••••...

...Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!