NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33 Romantis

Namira dan Bian yang akhirnya berjalan-jalan di taman yang sebelumnya dikatakan Bian ada festival mala dengan taman yang penuh dengan bunga-bunga.

Keduanya tampak berjalan begitu santai melihat di sekitar mereka, setiap langkah yang mereka lewati selalu diterangi dengan lampu warna-warni. Bunga-bunga di taman diberi lampu-lampu yang sangat indah, dari tatanan yang berada di bawah sampai melihat ke atas langit juga dihiasi dengan lampu-lampu yang sangat cantik.

Banyak tangan yang datang ke sana bukan hanya pasangan muda-mudi, tetap juga keluarga kecil yang menghabiskan waktu untuk melihat keindahan di malam hari.

"Kak tempat ini sangat cantik sekali," ucap Namira yang sejak tadi tidak berhenti mengagumi situasi yang membuatnya terus mengeluarkan senyum.

"Kamu menyukai berada di tempat ini?" tanya Bian.

"Indah dan di desa belum pernah ada acara seperti ini," jawab Namira.

"Benarkah," sahut Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.

"Kak Bian sering datang ke tempat ini?" tanya Namira.

"Tidak juga! Saya hanya melihat di sosial media bahwa ada festival malam dan kebetulan di kantor juga banyak sekali pembicaraan tentang tempat ini. Saya hanya penasaran saja dan berdua sama-sama orang yang pertama kali datang ke tempat ini," jawab Bian.

"Benar-benar sangat indah dan begitu cantik. Terima kasih, Kak sudah mengajak Namira untuk melihat keindahan di tempat ini," ucap Namira yang membuat Bian menganggukkan kepala.

Namira yang menoleh ke arah seseorang yang sedang melakukan pertunjukan. Ada seorang yang wanita yang berteriak di saksofon dan kemudian air memancur sangat tinggi berdasarkan suara dari teriakan wanita tersebut.

"Mau mencobanya?" tanya Bian.

"Boleh!" jawab Namira.

Bian tersenyum yang langsung menggenggam tangan Namira dan mengajaknya ke tempat teriakan tersebut.

Untung saja saat mereka sudah berada di sana dan tidak ada orang yang mencobanya.

"Kakak coba saja terlebih dahulu," ucap Namira.

"Baiklah!" sahut Bian mendekatkan mulutnya pada saxophone tersebut dan langsung berteriak.

"Namira!" teriak Bian sekencang-kencangnya yang membuat pancuran air itu semakin tinggi, karena suara yang dikeluarkan semakin kuat maka pancuran air semakin tinggi.

Namira terlihat begitu bahagia dengan senyumnya yang lebar yang tidak sabaran ingin mencobanya.

Akhirnya Namira mendapat kesempatan untuk mencoba saxophone tersebut.

"Kak Bian!" teriak Namira yang ternyata tidak kalah kencangnya dengan Bian.

Mereka berdua benar-benar menikmati suasana di malam hari yang ada saja dilakukan pasangan itu. Tidak lupa juga menikmati kuliner yang ada di sana dan yang pasti harus mengambil foto-foto yang unik-unik untuk menjadi kenangan diantara mereka.

"Kak Bian! Ayo berfoto berdua di sini!" ajak Namira kita menemukan tempat spot baru untuk berfoto dengan bentuk hati yang dikelilingi dengan lampu warna-warni.

Bian menganggukan kepala yang berfoto selfie dengan istrinya itu. Setelah mengambil beberapa foto yang tiba-tiba saja Bian mencium pipi Namira yang cukup membuat Namira kaget dan gambar keduanya yang tampak romantis sudah sempat difoto.

Namira sedikit gugup yang kesulitan menelan ludah dan bahkan pipinya memerah yang merasa sedikit canggung dengan tindakan spontan Bian.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Bian.

"Ini!" Namira memberikan ponselnya yang masih saja tampak gugup.

"Cantik," ucap Bian tersenyum yang jauh terlihat lebih santai dibandingkan istrinya.

"Kalau begitu kita ke tempat yang lain lagi!" ajak Bian menggenggam tangan istrinya itu yang berjalan, tetapi langkah Namira tidak bergerak yang membuat Bian menoleh ke belakang.

"Ada apa?" tanya Bian.

"Ada sedikit yang ingin Namira bicarakan dengan Kakak," ucap Namira.

"Katakan," ucap Bian.

"Hmmm, kak...." Namira yang terlihat begitu gugup dan bahkan terbata-bata yang mungkin tidak sanggup membicarakannya dengan Bian yang membuat Bian mengerutkan dahi.

"Ada apa Namira?" tanya Bian.

"Kak Bian, Namira mau minta maaf dulu dan tidak termasuk untuk menggurui atau sok tau," ucapnya yang semakin membuat Bian bingung.

"Hey, katakanlah, kenapa kamu jadi serius seperti ini," ucap Bian.

Namira sepertinya memang sangat sulit mengeluarkan suaranya yang membuatnya bingung harus memulai dari mana. Namira menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.

"Kakak dan Namira sama-sama memahami agama dengan baik dan bahkan hukum dalam pernikahan. Saat kita berdua memutuskan untuk rujuk kembali yang artinya kembali menjalani pernikahan seperti biasa dan kehidupan seperti sebelumnya, tetapi bukankah untuk rujuk sendiri memiliki syarat," ucap Namira.

"Maksudnya?" tanya Bian.

"Jika talak satu atau talak yang tidak diucapkan secara langsung, pasangan suami istri tidak perlu menikah tetapi cukup hanya....." Namira tidak melanjutkan kalimat itu oh yang membuat Bian tiba-tiba saja tersenyum yang sepertinya mengerti apa yang dikawatirkan istrinya.

"Namira aku paham dengan apa yang ada di kepala kamu," ucap Bian.

"Kakak mengerti maksud Namira?" tanya Namira yang membuat Bian menganggukkan kepala.

Bian tiba-tiba menggenggam kedua tangan istrinya yang mengusap-usap punggung jari-jari tangan itu.

"Ini maksud kamu bukan?" ucap Bian.

"Kamu takut jika kita seperti ini berterus-terusan maka jatuhnya akan haram karena kita berdua belum melaksanakan syarat rujuk yang sebenarnya," ucap Bian yang memang apa yang dikhawatirkan Namira sampai juga kepada Bian dari bahasa tubuhnya.

"Jika seorang suami menjatuhkan talak kepada istrinya dan itu talak 1, maka tidak perlu menikah lagi, mereka cukup melakukan hubungan suami istri dan pernikahan itu akan kembali. Itu juga yang harus kita lakukan, tetapi kembali lagi bukankah semua itu berdasar kesiapan kamu," ucap Bian.

Bukan tidak memahami tentang hukum pernikahan. Tetapi dia lebih mementingkan perasaan Namira dan kenyamanan Namira.

"Semenjak Namira diberi kesempatan untuk beribadah dalam pernikahan ini. Namira sudah menanamkan di hati Namira jika akan taqwa kepada suami dan menjalankan tugas yang sewajarnya sebagai seorang istri," ucapnya.

"Kak Bian, berpisah bukan hanya sekedar berpisah dan rujuk hanya dengan kata-kata rujuk saja, tetapi jika ada syarat yang harus dilakukan bukankah memang harus dilakukan," ucapnya yang tampak begitu tulus dan terlihat dari tatapan matanya benar-benar ingin memperbaiki pernikahannya.

"Namira ini alasannya kenapa aku jatuh hati pada kepribadian kamu yang sangat berbeda dengan orang lain. Kamu wanita yang terus mau belajar," batin Bian.

Perasaan yang besar yang dia pendap kepada istrinya ternyata belum mampu dia ucapkan, tapi tatapan matanya penuh dengan rasa kagum pada kedewasaan Namira.

"Namira iklas menjalani pernikahan ini dan tujuannya jika hanya beribadah kepada Allah," ucap Namira.

Bian yang tersenyum dan membawa istrinya ke dalam pelukannya.

"Aku hanya menunggu kamu untuk benar-benar siap, karena aku tidak ingin memaksakan kamu dalam hal apapun, karena aku ingin melakukan tugasku sebagai seorang suami dan istriku menerimanya dengan baik dan bukan karena keterpaksaan apapun," ucap Bian yang membuat Namira tersenyum dan membalas pelukan itu.

Dorr, dorr, dorrr,

Keduanya sama-sama melepas pelukan itu ketika mendengar suara kembang api yang mana keduanya melihat ke atas langit betapa indahnya kembang api yang penuh dengan warna-warni.

Namira tersenyum lebar dan begitu juga dengan Bian, sepertinya perasaan keduanya sedang dirayakan walau tidak saling mengungkapkan satu sama lain. Alam yang indah mendukung pasangan suami istri itu untuk bersatu kembali, saling memahami satu sama lain dan sama-sama belajar dalam pernikahan.

Bersambung......

1
Teh Euis Tea
nayra duhhh mulutnya lemes benar, baru jg zahra percaya diri mau menikah dgn ilham eehh malah denger omongan gitu
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi
mbok Darmi
itu mulut lemes nya nayra tolong stop jgn bikin zahra ragu lagi untuk menikah dgn ilham, semangat zahra seperti kata ilyam lupakan masa kelam mu bangkit dan buat lembaran baru dgn ilham yg lebih baik
mbok Darmi
harusnya mereka sadar atas para yg terjadi pada zahra dimana dia selama ini mengurung diri jadi pendiam dan tidak mau ketemu Ilham kenapa mereka semua menganggap hal yg biasa, semoga zahra mau jujur apa yg terjadi padanya mau sampai kapan kamu menutupi semua nya apa nunggu kamu hamil dulu atau nunggu kamu ada waktu buat melarikan diri semua masalah akan terselesaikan dgn kamu jujur zahra jgn merasa dirimu hina semua bukan kemauan mu
Teh Euis Tea
zahra km hrs trs terang bahwa om di nodai si ferdi jgn diam aj zahra
Teh Euis Tea
jd kasian dm zahra yg udah di rusak si ferdi, othor kenapa sih zahra kudu di perkosa si ferdi kan jd kasian zahranya
Teh Euis Tea
angela ya sudah sih bian sudah bahagia namira dan emang dari dulu bian cinta sm namira tp ga di ungkapkan
Teh Euis Tea
betul bian lebih baik tdk serumah dgn ibumu demi keutuhan rumah tanggamu lebih baik mandiri
Sunaryati
Sikap Ny Farah seperti itu memang lebih baik hidup mandiri terpisah dari Farah
Sunaryati
Karena Bian dan Namira rujuk
Teh Euis Tea
syukurlah klu rujuk
Teh Euis Tea
ferdy km hrs tanggungjawab sm zahra, kasian dia jd korbanmu
Sunaryati
Ferdi kamu sudah memperkosa Zahra, masa tidak ingat
Sunaryati
Nah rujuk saja, Bian
Teh Euis Tea
udah balikan aj bian namira
Teh Euis Tea
zahra bknnya ga mau jemput ilham namira tp dia lg ga baik baik aj dia di perkosa sm mantanmu namira
Teh Euis Tea
jd zahra yg jd korbannya😭😭😭😭😭
Teh Euis Tea
kasihan zahra jd di perkosa si ferdy
mbok Darmi
zahra malah yg jd korban ferdi ternyata bener" pecundang pemabuk semoga zahra ngga hamil bisa bundir zahra kalau sampai hamil
Teh Euis Tea
sepertinya ferdy jg kurang sabaran ya, agak kasar sm namira
Teh Euis Tea
akhirnya semuanya berakhir perpisahan kasian bian dan namira sebenarnya tanpa ke2nya sadarin sudah ada benih cinta di hati masing masing khususnya namira yg baru menyadari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!