NovelToon NovelToon
AKU PUN BERHAK BAHAGIA

AKU PUN BERHAK BAHAGIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: sicuit

Jaka, adalah seorang yang biasa saja, tapi menjalani hidup yang tak biasa.
Banyak hal yang harus dia lalui.
Masalah yang datang silih berganti, terkadang membuatnya putus asa.
Apalagi ketika Jaka memergoki istrinya selingkuh, pertengkaran tak terelakkan, dan semua itu mengantarnya pada sebuah kecelakaan yang semakin mengacaukan hidupnya,
mampukah Jaka bertahan?
mampukah Jaka menjemput " bahagia " dan memilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sicuit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sujak

Lembur hari ini sangat melelahkan, Sujak membereskan semua peralatan, mematikan lampu, dan menutup pintu ruang kerjanya.

Sujak berjalan pulang, menembus dalam gelap, dilihat arloji di tangan kirinya, menunjukkan pukul 01.40 wib.

Mengacak rambut, dan mengusap wajahnya, Sujak juga menggeliat beberapa kali, mengusir lelah dan penat.

Melewati sebuah gang sempit, dengan sesekali bau busuk yang terbawa angin dari saluran air yang sering mampet, mewarnai perjalanan pulang dini hari itu.

"Tidaaakk ... lepasskaan ... lepaasskan ... tooolooong ... ttoo ...." suara itu belum selesai tapi sudah dihentikan oleh seseorang.

Sujak yang berjalan dengan setengah ngantuk, terkejut oleh suara samar yang tiba - tiba didengarnya, dia berhenti sejenak, dan menajamkan telinga, memastikan diri tak halu.

"Uuuupss ... eeggh ... too ... mmphh ...."

Suara itu terdengar lagi. Sujak yakin dirinya tidak sedang mimpi sambil berjalan, mencari arah suara, Sujak berjalan pelan, dan mengendap menuju satu titik yang mencurigakan.

Di balik sebuah bangunan yang tinggi kokoh, ada sebuah celah yang tak terlalu besar. Sangat terlindung, dan strategi untuk melakukan tindak kejahatan.

Dengan hati - hati dan takut - takut, Sujak berjalan semakin dekat, dia merapat di sisi dinding yang terlindung dinding lain, mengintip apa yang terjadi di sana.

Sujak membelalakkan mata, melihat seorang perempuan berambut panjang, sudah setengah telanjang, dan yang paling membuatnya terkejut, laki - laki yang menganiaya itu adalah seseorang yang sangat dikenalnya.

Sujak membalikkan badan, bersandar pada dinding dan menutup mulut untuk tidak bersuara saking terkejutnya.

"Tooloong Mas, jangan sakiti aku, ampuun Mas ... ampun ... tolong lepaskan aku ... aaa ..aa.. ku jan ... ji tak akan memberitahu siapa pun tentang kejadian ini," perempuan itu memohon.

"Tapi bukan itu yang aku mau, tubuhmu ini terlalu elok kalau aku lewatkan begitu saja," dengkus laki - laki itu.

"Tapi Mas sudah punya istri, aku tak mau merusak keluarga Mas," katanya lagi.

"Justru itu yang membuatku kesal, harusnya kau diam saja, ikuti saja kemauanku, dan aku tak akan menyakitimu!" desisnya marah.

"Jangan nodai aku Mas, toolong ... please ... aku juga masih pengen punya masa depan," isak perempuan itu.

Tapi laki - laki yang sudah dalam kekang syahwat itu tak tinggal diam, dia melancarkan aksinya, sedangkan perempuan itu hanya bisa mengiba dan memohon.

Sujak bimbang, antara kasihan dan pilih aman, itu bukan urusannya, itu yang dia pikir saat itu.

Perlahan Sujak mengangkat kaki hendak berlalu dari sana, ketika tanpa terlihat dia malah menginjak sebuah kaleng minuman kosong yang  ada di situ.

Kraaakk!

Suara kaleng terdengar nyaring.

Membuat laki - laki itu menghentikan aksinya. Memandang waspada kiri dan kanan.

Sujak yang ikut terkejut berusaha untuk lari, tapi karena minimnya penerangan yang ada di situ, Sujak tersandung dan jatuh.

Suara berdebum tubuhnya membuat laki - laki itu berdiri, berlari mencari arah suara.

Dengan jarak yang hanya beberapa langkah saja, laki - laki itu berhasil menarik kerah baju Sujak yang hendak melarikan diri. Membuat mereka berhadapan.

Laki - laki itu sangat terkejut, melihat siapa yang dicekalnya saat itu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Sujak.

"Bukan urusannya, diam saja!"  desisnya pelan.

Tapi begitu melihat perempuan itu mencoba berdiri, dia langsung saja memukul dengan keras, membuat kepala Sujak berdenyut, melihat Sujak kesakitan, laki - laki itu menyeretnya ke lokasi kejadian.

Perempuan itu sudah melangkah beberapa meter, berjalan pincang tersuruk - suruk mencoba menyelamatkan diri.

"Shhiiitt!" dengkus laki - laki itu.

Sebuah hantaman keras pada kepala Sujak membuatnya tersungkur tak sadarkan diri.

Laki - laki itu kembali mengejar buruannya, dengan beberapa langkah panjang, dia sudah bisa meraih rambut perempuan incarannya.

"Aaaggrrkk ... aaaakkk ...!" jeritnya kesakitan.

"Mau kemana kau, dasar perempuan ja - lang!"  dengkusnya marah.

"Lepasskaan Mas ... lepaaskaaan!" teriaknya.

Tangan laki - laki itu melayang mendarat di wajahnya, membuat dia tak berdaya, dan tanpa menunggu lama, dia langsung melaksanakan nafsu bejatnya.

Membuka pakaian perempuan itu dengan kasar, meremas bongkahan sekalnya, melumat, menggigit, menikmati dengan buas.

Puas dengan bagian atas, laki - laki itu lanjut menuju ke bawah, matanya nanar melihat keindahan gua dengan rimbunan yang rapi. Dijelajahinya gua itu dengan lidahnya disesap di gigit sepuannya.

Dan ketika di rasa barang pusak miliknya sudah sangat tegang, dengan brutal, dimasukkan dalam liang gua yang masih sempit itu, hingga darah segar menetes menjadi saksi bisu.

Bukan hanya sekali, tapi berkali - kali hingga laki - laki itu puas.

Keringat membasahi wajah dan badannya. Dia istirahat sejenak, menaikkan celana ke tempat sebenarnya, merapikan pakaian, dan membetulkan rambut yang acak - acakan.

Dua orang masih tergeletak di sana.

Hahahaha .... hahahaha....

Tawanya lepas, kepalanya memikirkan sesuatu untuk cuci tangan.

Cahaya terang menyilaukan mata Sujak yang masih terpejam, membuatnya mengerjap beberapa kali, dilihatnya ruangan yang seba putih, membuatnya bertanya dalam hati,"apakah aku sudah mati?"

Ketika hendak bangun, tangannya tak bisa diangkat, ditariknya beberapa kali, tapi tetap saja tak bisa. Karena penasaran, Sujak melihat kondisi tangannya.

Dan alangkah terkejutnya dia ketika melihat rantai borgol melingkar di tangan dan  terpasang di sisi tempat tidur. 

Pelan dia mulai merangkai peristiwa demi peristiwa, dan tiba - tiba Sujak merasakan ada hal buruk yang akan menimpa atasnya.

Terdengar suara bisik - bisik di depan, tak terdengar jelas oleh Sujak.

Krieeet ... krieeett ....

Tap ... tap ... tap ...

Pintu terbuka dan menutup kembali, ada langkah kaki mendekat, menyibak kelambu putih yang terpasang rapi di sisi tempat tidur, seraut wajah nongol dari sana, menunjukkan barisan putih gigi yang terpelihara dengan baik.

"Bagaimana kondisimu, Sujak?"  tanyanya ramah.

Sujak melotot memperhatikan lawan bicaranya," jelaskan ada apa dengan semua ini, kenapa aku yang diborgol?"

Orang itu tetap tersenyum," tenang saja, ndak akan terjadi apa - apa, papaku sudah menghandle semuanya, ini hanya formalitas saja."

Sujak mendengkus kesal mendengar jawaban itu.

"Lalu dimana perempuan yang kau aniaya?"

"Sayangnya dia sudah mati," jawabnya tenang, yang membuat Sujak tersentak.

"Dasaarr kau ...!" geram Sujak menahan amarah.

Laki - laki itu mendekat," awas kalau kau berani macam - macam menyeret namaku, istri dan anakmu akan merasakan akibatnya!"

Tangan Sujak mengepal keras, rahangnya terkatup rapat. Hingga terdengar suara gemeretak giginya yang saling beradu.

"Dasar bajingan kau Sandy ... awas saja kalau kau berani menyentuh anak istriku!" kata Sujak dengan penuh emosi.

"Tenang saja, anak istrimu akan aku rawat dengan baik, jadi tetap jadilah anak baik, seperti yang sudah - sudah, papaku akan menyelesaikannya," kata Sandy enteng.

"Kalau tidak membalas budi pada papamu, ndak akan aku mau seperti ini, aku juga punya hak hidup yang ingin aku jalani tanpa campur tangan kalian," ucap Sujak penuh amarah.

"Makae to ... tetaplah jadi anak baik, sampai semua selesai, OK," kata Sandy, dia mengulurkan tangan untuk menepuk bahu Sujak, tapi segera ditepis olehnya.

Laki - laki yang bernama Sandy itu meninggalkan Sujak sendiri, yang geram dengan apa yang sudah terjadi selama ini.

Bertahun - tahun, dia merasa menjadi keset, menjadi kambing hitam keluarga Tanaya, terlebih Sandy, anak semata wayangnya yang berkelakuan tak ada moral.

Semua dilakukan hanya demi yang namanya "BALAS BUDI "

Karena ayak Sujak, merasa pernah ditolong, karena itu, bahkan dirinya diminta menghamba pada keluarga Tanaya, meskipun itu menghancurkan hidupnya.

1
sicuit
terima kasih kakak ... sudah mampir di cerita aku .. /Smile//Pray/
Fathur Rosi
up Thor
sicuit: terima kasih kakak ... sudah mampir di cerita aku.. 😊🙏
total 1 replies
nightdream19
Bagus Thor. kisahnya buat aku juga jadi kebayang sama kejadian tadi. lanjut Thor.. /Smile/
nightdream19: ok. siap lanjutkan baca
sicuit: terima kasih kakak .. ikuti kelanjutan kisahnya ya.. 😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!