NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Om Khan

Pewaris Untuk Om Khan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.

Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??

Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.

Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 31

“Saya akui kinerja dan kredibilitas anda dalam bekerja tidak perlu diragukan lagi. Saya sangat puas karena belum sehari dan masih dalam hitungan jam anda sudah mendapatkan hasil yang sangat maksimal,” pujinya Emir sambil tersenyum bahagia.

Pak Fatur tersenyum mendengar pujian dari kliennya,” Anda terlalu memuji. Agensi kami memang sudah tiga puluh tahun lebih malah melintang di dunia seperti ini jadi masalah mencari indentitas perempuan yang anda cintai tidaklah sesulit mencari jarum di tumpukan jerami.”

Keduanya menghabiskan minuman dan dessert yang mereka pesan sebelum berpisah.

“Pantesan wajahnya sangat mirip dengan Abang Imran, tapi dalam versi cewek,” gumam Emir yang bahagia sekaligus masih bertanya-tanya dengan kebetulan yang aneh.

Fatur sang detektif sudah pergi dari hadapannya dan dia masih menikmati minuman dinginnya di siang bolong itu.

“Aku akan berpura-pura tidak mengetahui rahasia besar mereka. Tapi, ngomong-ngomong kenapa mama dan Rendy menyembunyikan kebenaran dan rahasia sebesar ini dariku! Apa maksudnya mereka melakukannya?”

Emir memutuskan untuk beberapa hari kedepan menetap di Makassar karena ingin mendekati Caca dan Chelsea calon anak bungsu sekaligus keponakannya itu.

“Apa jangan-jangan mereka tidak menyukai dan nggak merestui hubungan ku dengan Caca? Atau apa mungkin Rendy menyukai Caca atau Mama ingin menyatukan Caca dengan Abang Imran karena dia sudah bercerai dengan Selina dan mereka memiliki anak kembar?”

Berbagai macam dugaan muncul dalam benak Emir. Baru saja memikirkan dan membayangkannya saja sudah kalang kabut, pusing setengah hidup, frustasi dan emosi. Bagaimana jadinya kalau apa yang dia pikirkan menjadi kenyataan mungkin sudah jadi lelaki tak waras bin gila.

Emir menepuk keningnya karena melupakan hal yang juga mengganjal pikirannya yaitu mengenai gadis kecil yang bernama Amirah karena wajahnya juga mirip dengan Imran bagaikan orang kembar dengan Chelsea gadis yang akan otewe menjadi anak sambungnya kelak.

“Kenapa sampai aku melupakan gadis kecil itu, apa jangan-jangan yah anak itu hasil hubungan gelapnya Abang Imran dengan sepupunya Caca? Sebaiknya aku hubungi kembali detektif Fatur untuk mengetahui lebih jelasnya, agar aku nggak berspekulasi yang tidak-tidak dan pastinya akan lebih akurat tajam dan terpercaya tentunya.”

Emir menghabiskan kopinya itu karena cuaca cukup cerah dan mulai merencanakan apa yang seharusnya diperbuatnya.

“Aku harus diam-diam mendekati Chelsea, terus mengatur pertemuan tak terduga dengan Caca,” seulas senyuman terbit di sudut bibirnya yang membuatnya semakin tampan saja.

Pria blasteran Indonesia-Pakistan Arab itu semakin terlihat tampan,gagah dan macho diusianya yang sudah 38 tahun itu.

Emir sudah mendapatkan alamat tempat Caca bekerja dan list jadwal kapan dia mengajar. Kekuatan privalage yang dimiliki keluarga besarnya membuatnya lebih mudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

Paling beruntungnya, tempat mengajarnya Caca adalah salah satu sekolah yang bekerjasama dengan yayasannya.

Emir berjalan ke arah luar setelah membayar bill makanan dan minuman yang dipesannya, tetapi langkahnya terhenti ketika ada perempuan yang terjatuh mengenai tubuhnya.

“Ahhh!” Teriak perempuan itu dengan manja.

Emir membantu perempuan itu berdiri karena tubuhnya yang tidak seimbang ketika berjalan sehingga mengenai tubuhnya Emir.

“Maafkan saya Mas, aku tidak sengaja,” ucapnya manja.

“Tidak apa-apa. Lain kali kalau kamu nggak pintar berjalan memakai hak tinggi jangan dipaksakan kalau hanya ingin terlihat anggun dan menawan!” ucapnya Emir yang bernada mengejek.

Emir buru-buru melepaskan pegangan tangan perempuan itu dari lengan kekarnya.

“Tapi, kayaknya kamu sudah pro memakai high heels! Kamu saja sok berakting jatuh di depanku agar aku menolongmu. Ck… Ck… benar-benar taktik ketinggalan jaman dan norak!” cibirnya Emir to the points tanpa basa-basi langsung mengenai tepat sasaran.

Perempuan itu terrtohok karena ucapan pedesnya Emir yang mengetahui apa yang direncanakannya.

Perempuan itu nampak salah tingkah dan canggung karena akal bulusnya diketahui oleh Emir.

“Shit! Pria ini sulit untuk ditaklukkan. Gue semakin penasaran ingin mendapatkannya,” batinnya.

Emir kemudian meninggalkan perempuan yang terlihat jengkel dan dongkol itu karena siasat dan rencananya terbaca oleh pria yang membuatnya tergoda kepada pandangan pertama.

“Brengsek! Baru kali ini ada pria yang tidak terpesona melihatku bahkan terkesan jijik dan enggan untuk melihatku! Apa kurangnya gue dimatanya!?” kesalnya sambil menghentakkan kakinya saking marahnya gagal total apa yang sudah direncanakannya.

Dua orang wanita yang juga berpakaian seksi menuju ke arah temannya yang marah-marah karena penolakan Emir.

“Kayaknya pesona kamu kali ini nggak mampang kepada babang Arab itu,” ejek temannya.

“Kayaknya Lo kudu ubah dan tingkatkan cara-cara Lo untuk menggaet pria tajir karena untuk pertama kalinya ada pria tampan dan kaya raya tujuh turunan tujuh tanjakan nggak tertarik kepadamu malah dia melihat Lo kayak jijik,” olok temannya yang lain.

“Padahal Lo sudah super pedenya kalau rencana Lo bakal sukses tapi, tau-taunya gagal maning,” sarkas yang lainnya.

Emir melepas jas yang dipakainya dan beberapa kali menyemprotkan pakaiannya dengan anti septik serta mencuci tangannya dengan hand sanitizer seolah perempuan tidak jelas itu adalah kuman, bakteri dan kotoran yang sangat menjijikan yang menempel di tubuhnya.

“Nggak di Jakarta nggak di Makassar ternyata dimana-mana banyak banget perempuan yang semakin hari semakin merendahkan harga dirinya sebagai perempuan yang rela melakukan apapun asalkan bisa menggoda lelaki,” gerutunya Emir.

Emir berjalan cepat ke dalam kamar hotel yang disewanya dia berniat akan mencari unit rumah yang ada di dekat rumahnya Caca untuk memudahkannya mengawasi wanita pujaan hatinya.

“Dua mingguan lagi ulang tahunnya si kembar, saat itulah aku akan muncul dihadapannya Caca.”

Keesokan harinya…

Caca sudah bersiap berangkat ke sekolah dan berencana akan mengantar kedua anak-anaknya. Tetapi, ketika melihat Annisa kakak iparnya berjalan ke arah dalam rumahnya yang sedikit lesu dan tidak bersemangat seperti orang yang banyak pikiran membuatnya mengurungkan niatnya.

“Hemph! Mbak Annisa ada apa?” Tanyanya langsung Caca tanpa sekedar berbasa-basi.

Annisa menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas sofa, dia sungkan untuk curhat dengan adik kembarnya dari suaminya. Tetapi disisi lain dia juga tidak mau terbebani dengan pikirannya sendiri yang benar-benar menyiksanya meskipun apa yang dia pikirkan belum tentu menjadi kenyataan.

“Apa Amirah sudah ke toko?” Tanyanya Annisa karena dia tidak ingin keluh kesahnya didengar oleh adik satu-satunya itu.

“Amirah, Alhamdulillah sudah berangkat sekitar setengah jam yang lalu, kenapa emangnya Mbak?” Tanyanya Caca yang semakin dibuat kebingungan dengan sikap dari kakak iparnya sekaligus sahabatnya itu.

“Caca, entah kenapa akhir-akhir ini aku berasa ada yang aneh sama sikapnya Abang Zacky kepadaku. Aku nggak tau kenapa dua hari ini aku merasakan kalau suamiku melakukan hal-hal yang aneh di luar sana,” ngaku Annisa mengatakan apa yang dirasakan oleh firasat dan feeling-nya sebagai seorang istri.

Dia berkeyakinan kalau Zacky pria yang menikahinya hampir enam tahun itu berbuat hal-hal yang tidak baik. Apalagi setelah menemukan secarik kertas bukti transaksi pembayaran sebuah cincin emas dan ternyata cincin itu bukan untuknya.

Caca ikut duduk di samping kanannya Annisa,” jangan pernah berfikir yang macam-macam. Jangan suudzon insha Allah, Abang Zacky suamimu nggak melakukan hal yang tidak-tidak. Kalau memang ada aku orang pertama yang akan membencinya. Tapi, yakin dan percayalah kalau Abang Zacky adalah tipe pria yang penyayang dan setia.”

Caca juga sebenarnya pernah tanpa sengaja memergoki kakaknya sedang telponan dengan seseorang dan Caca sangat khatam dan hafal kalau itu bukanlah teman kantor atau teman biasa yang diajaknya berbicara melainkan seperti teman spesial.

“Ya Allah semoga dugaan dan perasaanku ini nggak benar adanya dan nggak bakalan menjadi kenyataan,” batinnya Caca yang mulai mencemaskan rumah tangga saudaranya.

Annisa memperlihatkan sebuah kertas nota yang bertuliskan sebuah merk dan harga cincin yang harganya cukup mahal.

“Kira-kira menurut kamu ini artinya apa?” Tanyanya Annisa.

Kening Caca berkerut kebingungan dengan apa maksud dari secarik nota tersebut.

“Ini kan nota pembelian cincin yang ada di toko langganan kita Mbak, apa mbak lupa. Kenapa memperlihatkan kepadaku? Apa ini cincin baru yang Mbak beli?” Tanyanya Caca keheranan.

Annisa menggeleng,” bukan dan aku nggak tau siapa pemilik cincin mahal itu karena aku menemukannya di dalam saku jasnya suamiku.”

Caca sontak tersentak mendengar ucapannya Annisa, tapi berusaha disembunyikan rasa keterkejutannya itu agar Annisa bisa tenang dan lebih berfikir positif.

“Jangan negatif thinking, aku yakin pasti itu cincin khusus untuk Mbak Annisa mungkin belum diberikan oleh Abang karena kan ulang tahun pernikahannya Mbak nanti minggu depan jadi barangkali dan mungkin saja Abang Zacky akan memberikan kejutan dan surprise party yang ke enam,” imbuhnya Caca dengan hati-hati tapi dalam hatinya ia tidak tenang dan berfikir kalau benar kakaknya melakukan hal yang tak pernah terduga.

Keduanya tiba-tiba terdiam dan hanya suara ocehan kedua bocah yang terdengar dari dalam ruangan tengah rumah itu.

Hingga suara dentingan bel berbunyi cukup nyaring yang mampu membuyarkan lamunan mereka.

“Mbak bisa minta tolong dicek kotak bekalnya anak-anak. Aku mau kedepan melihat siapa tamu yang berkunjung pagi-pagi sekali di rumahku,” pintanya Caca dengan lembut.

Caca membuka pintu rumahnya dan terlihatlah seorang kurir berjaket hitam memakai topi putih dan masker wajah berwarna putih pula.

“Maaf Mbak ini ada paket khusus untuk Mbak Caca,” ucap orang itu yang selalu tertunduk sambil memperbaiki letak posisi topinya.

“Paket? Maaf aku nggak pesan paket. Bapak kayaknya ini salah kirim,” sanggah Caca yang merasa tidak memesan paket apapun dalam bentuk apapun.

Pria kurir itu menunjukkan bukti resi pembayaran paket tersebut dan bertuliskan nama Fanya Nadira Azzahra dan alamat rumahnya Caca.

“Tolong kerjasamanya Mbak jangan persulit pekerjaan saya kodong, nanti gara-gara Mbak saya di pecat. Apami mau ku makan kalau nggak kerjaka,” ucapnya pria kurir itu yang sedikit terbata ketika berbicara menggunakan logat orang di daerah itu.

Caca dengan berat hati mengambil paket itu karena tidak ingin mempersulit keadaan sang kurir. Sedang kurir itu tersenyum penuh arti dibalik masker kain yang dipakainya.

“Alhamdulillah untungnya, aku sedikit paham logat orang Makassar kalau nggak pasti dia akan curiga,” batinnya kemudian mengendari sepeda motornya.

Setelah menyimpan paket itu mereka meninggalkan rumah dan menuju ke sekolahnya si kembar. Dia tidak berniat untuk membuka paketnya.

“Bunda, aku duduk di depan yah,” rengeknya Cheslea.

“Aku barengan Mama di belakang saja,” ucapnya pasrah Zahira yang tidak ingin bertengkar dengan kakak sepupunya.

Setelah Annisa dan kedua bocah menggemaskan itu turun di depan sekolahnya, Caca melajukan kembali roda empatnya menuju sekolah Athirah.

“Assalamualaikum bunda cantik, hati-hatiki,” ucapnya Chelsea.

Caca mengecup kening kedua anak kecil itu sebelum meninggalkan keduanya.

1
Yani
Dua" nya Imran , Emir !
Nar Sih
semoga sgra jelas semua nya
Nar Sih
semagatt kak thorrr💪
Yani
Jangan" Jacky punya wil jangannmain api Jacky
Nar Sih
itu bnran caca emirr ,hayoo buran samperin cinta mu
Nar Sih
ya ampun kasihan anisa udah didua kan jht si zacki demi kedudukan rela menghianati istri nya yg udah di ajak berjuang dlm suka duka kini kaya lupa diri kta nya cinta anisa tpi mendua 🤣🤣
Yani
Pede banget Rafli
Yani
Siapa ya?
Yani
Pasti Emir luat istri Imran
Yani
Ya... Ayahnya sama
Yani
Siapa ya jodohnya makin penasaran
Yani
Selamat buat Caca kelahiran trepelnya sehat " ibu dan bayi
Yani
Imran ga bener
Yani
Sehat" ya Caca
Yani
Keceplosan kan
Yani
Hello Imran kamu ga nyadar lahir dari rahim perempuan
Yani
Jadi ikutan deg" an
Yani
Imran belum sadar ntar giliran dia yang bucin
Yani
Jangan sula menghina cewek miskin juga udah hamil kamu Imran
Yani
Siapa ya jofohnya Caca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!