Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghapus Jejakmu
David melihat arloji untuk yang ketiga kalinya. Sudah jam tujuh lebih sepuluh menit, dan Lisa belum datang. Sopir yang dikirim untuk menjemput Lisa mengatakan kalau mereka terjebak macet di tengah kota, yang artinya jarak Lisa dengan tempat mereka akan makan malam sudah dekat.
Asian restaurant pilihan David merupakan salah satu tempat makan terbaik di Surabaya. Ia berharap selain bisa mencicipi hidangan nusantara yang cukup lengkap, Lisa nanti bisa memilih tambahan menu di masakan China, Thailand, Jepang dan Korea.
David memesan ruangan khusus dan minta dekorasinya diubah agar berkesan hangat dan romantis. Ia bahkan ingin makan diiringi lagu-lagu syahdu yang akan dimainkan oleh violinis yang disewanya.
Ribet? Tentu saja tidak! David tinggal menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk mengurus hal remeh itu, dan semua beres tepat waktu. Ia tinggal datang dan menikmati hasil kerja uangnya.
Satu-satunya pekerjaan yang dilakukan David hari ini untuk melancarkan kencannya bersama Lisa yaitu mengusir Reza keluar kota atas nama tugas penting dari kantor.
Dalam surat perintah kerja yang ditandatangani David, Reza wajib memberikan training pada calon manager operasional di kantor cabang baru tersebut selama tiga hari, dengan upah lembur dua kali lipat dari lembur biasa. Jadi Reza akan ada di sana sampai sabtu siang.
Terkesan licik memang, tapi untuk cinta dan untuk Lisa, semua itu jadi halal-halal saja bagi sang direktur utama. Lagipula ia yang punya perusahaan, sekaligus menduduki jabatan tertinggi di kantor, jadi kenapa tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menikung Reza?
Ketika sopir akhirnya mengabarkan kalau Cinderella sudah sampai lokasi dan bersiap masuk lewat pintu utama, David bergerak cepat untuk menyambut.
“Lisa?”
“Pak Bos?”
“Hadeeeh. Lisa, yang agak gimana gitu loh!” ucap David di sela-sela tawa ringannya, tapi matanya terlihat memohon agar Lisa tidak bersikap formal malam ini.
Lisa tersenyum lebar, hampir mengikik seperti kunti kalau tidak dikontrol.
“Pangeran Dave?”
“Ya, itu aku!”
Suara biola mengalun mengiringi langkah David mendekati Cinderellanya, hingga lengannya akhirnya bertemu dengan jari-jari lentik Lisa yang langsung menyambut. Mereka berjalan layaknya pangeran dan putri, dengan masing-masing menahan diri untuk tidak terbahak-bahak.
Malam itu Lisa tampil luar biasa. Cantik, anggun, berkelas dan sangat mempesona.
Bagaimana tidak cantik maksimal kalau Lisa mendatangkan kenalan Nina yang katanya pernah bekerja sebagai MUA (baca : makeup artis) untuk membantunya berdandan?
Katakan saja Lisa sudah mulai gila karena ia nekat merogoh duit tabungan demi merayakan ulang tahunnya dengan sang direktur utama.
Lisa hanya berpikir praktis, kalau tidak akan ada waktu seistimewa hari ini di masa mendatang. Ia tidak akan mungkin menjadi Cinderella lagi di ulang tahunnya yang ke 26, 27, 30, 40, 50 bahkan sampai mati. Jadi, anggap saja yang ia lakukan sekarang adalah hadiah ulang tahun dari dan untuk diri sendiri.
“Kamu cantik sekali, Lisa!” puji David saat mereka sudah duduk berhadapan. “Seperti Cinderella.”
“Terima kasih, Pangeran! Aku merasa tersanjung!”
David langsung terbahak. Sepertinya mode romantis yang sudah dirancangnya tidak akan berguna. Ia lebih menikmati situasi lucu yang tercipta spontan dan natural.
“Oke, mau pesan apa untuk makanan pembuka?” tanya David kalem.
“Kalau pesan lagu dulu boleh?”
“Boleh sekali, Lisa. Ini acara bebas, jadi misal kamu mau baca novel atau skincare-an dulu juga nggak masalah!”
Lisa tertawa kecil menikmati candaan pak bosnya, yang malam ini tampak lebih muda karena penampilannya yang lebih santai.
Jas hitam slim fit tanpa dasi melapisi kemeja warna biru elektrik yang senada dengan gaun Lisa. Rambut David ditata lebih stylist, tidak seperti akan ke kantor. Ditambah bau wangi maskulin yang menyebar dari seluruh tubuhnya, David sukses menjelma menjadi lebih muda sepuluh tahun.
Lisa tidak menyesal dandan habis-habisan untuk bosnya, karena pria itu juga ternyata menghargainya dengan gaya yang membuat mereka tidak tampak seperti anak dan bapak, atau pak bos dan ani-ani.
David meminta pemain biola mendekat karena Lisa ingin meminta lagu khusus.
“Kamu mau request lagu apa, Manis? Ini ngomong langsung sama mas violinist!”
“Lagunya Ariel yang judul Menghapus Jejakmu!” jawab Lisa dengan seulas senyum menawan.
Tujuan Lisa memilih lagu itu tak lain untuk menjawab pertanyaan David mengenai hubungannya dengan Reza. Ia tak ingin mengatakannya secara langsung, tapi berharap David mengerti dengan makna yang tersirat dalam lagu tersebut.
“Saya akan memainkannya dengan tempo adagio agar lebih menyentuh, semoga nyonya menikmatinya!” ujar si violinist sambil menganggukkan kepala, lalu mundur ke tempatnya semula.
Nyonya?
Lisa nyaris batuk darah mendengar panggilan itu. Apa ia masih pantas dipanggil Nyonya David nanti setelah ajian sukmo kenongo luntur khasiatnya?
David hanya senyum-senyum melihat ekspresi Lisa yang salah tingkah. Dan senyumnya makin sinting saat biola mulai memperdengarkan lagu pilihan Lisa dengan indahnya.
Rasa-rasanya David seperti baru saja mendapatkan jackpot besar. Lewat lagu itu, Lisa sudah mengungkapkan isi hatinya, yakni kekecewaannya pada Reza. Diam-diam hal itu membuat David berjanji dalam hati, kalau ia akan menjadi pria terbaik untuk Lisa.
Selama dua jam penuh, mereka menikmati makan malam mewah dengan canda dan berbagi cerita. Tentang masa-masa sekolah dulu, tentang hobi masing-masing, tentang keluarga sampai hal-hal remeh di lingkungan kantor.
“Selamat ulang tahun ya, Lisa! Doa terbaikku untukmu,” ucap David di penghujung acara. Ia meletakkan dua kado di atas meja, tepat di depan Lisa.
“Apa ini?” tanya Lisa gugup. Ia tak berharap diajak nikah malam ini walaupun itu mungkin sekali, mengingat David dalam pengaruh guna-guna cinta Nyi Sekar.
“Bukalah!”
Lisa membuka kotak warna merah berpita emas dengan perasaan campur aduk. Ia tak akan bisa menjawab jika itu adalah lamaran pribadi bosnya.
“Ini, ini maksudnya apa ya, Pak, Mas, Pak?” Lisa terkejut bukan kepalang, sampai belibet ketika menyebut panggilan untuk bosnya.
Di dalam kotak pertama, Lisa mendapatkan sebuah pin perusahaan yang biasanya dipakai oleh sekretaris direksi, a.k.a Laura. Ada selembar surat keputusan atas namanya, dari HRD yang sudah distempel dan ditandatangani oleh David.
“Mulai bulan depan kamu menggantikan Laura jadi sekretaris direktur utama,” jawab David penuh wibawa.
“Ba-bagaimana dengan Laura? Dia jadi apa nantinya? Lagian aku nggak ada pengalaman jadi sekretaris?” Lisa merasa tubuhnya mendadak panas dingin setelah membaca surat keputusan dari HDR.
“Laura akan tetap menjadi sekretaris direktur di kantor baru, di cabang. Direktur cabang harus didampingi oleh sekretaris senior agar kinerjanya maksimal, dan aku percayakan itu pada Laura!”
Sesak di dada Lisa sedikit berkurang. “Syukurlah kalau begitu, tapi apa aku pantes jadi sekretaris? Aku bukan lulusan S1 kesekretariatan!”
“Kamu lulusan AP (baca : administrasi perkantoran, rek!), menurutku nggak jauh beda, dan aku yakin kamu bisa!”
Sambil berpikir keras, Lisa membuka kotak satunya yang berwarna hitam emas. Ia spontan tertawa saat melihat hadiahnya. Sebuah jam tangan wanita merk terkenal yang pasti mahal harganya.
“Sini aku bantu pakai!” David mengambil tangan Lisa dengan rasa percaya diri. “Ini jam tangan kamu dimuseumkan aja ya, udah agak buluk. Kurang pantes dipakai sekretaris dirut!”
“Ya ampuuuun, buluk katanya?!” Lisa mencebik, tapi tak tersinggung sama sekali.
Mungkin Reza dan David sama-sama memperhatikan kalau jam tangannya sudah waktunya ganti, sehingga memilih hadiah yang sama untuk ulang tahunnya.
Bersambung,
temen yg super konyol masabiya mau dipelet yg pke seumur hidup hadeh
lama kelamaan juga reza pasti nyesel lis apalagi kalo kualitas kamu makin bagus..
jd selama ajian belum berakhir pepet trroos mas dave nya jd pas ajian itu kadaluarsa mas dave udh ngerasa nyaman ama kamu lisa..dan kalaupun reza kembali hushus hempas jauh2 mantan bastard mu itu😆😆😆
salah soal masa expired tuh pelett. bener tak sih...
seratus juta little kiss hemm, gimna klo......