IG : Srt_tika92
Giska, gadis yatim piatu yang tinggal dengan keluarga mantan majikan kedua orang tuanya.
Aurel adalah salah satu anak dari keluarga dimana Giska tinggal.
Aurel dan Giska selalu bersekolah di tempat yang sama, karena memang usia mereka sebaya.
Mereka pun terjebak mencintai pria yang sama. Hingga Giska merelakan pria itu untuk menikah dengan Aurel.
Hingga suatu saat, Aurel datang tiba tiba menemui Giska untuk menikah dengan suaminya.
Ikuti kisah cinta mere hanya disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Giska
Setelah makan malam, Davon kembali ke dalam kamar dan meraih jaket serta kunci mobilnya hendak pergi.
" Mau kemana Von? " tanya Aurel yang berpapasan dengan Davon di pintu masuk kamar.
" Kan aku udah bilang mau lembur. " jawabnya datar.
Aurel memeluk Davon dengan erat, " Tapi aku kangen Von.. " lirih nya dengan memelas. " Bisa gak malam ini kamu temenin aku, lemburnya di ganti besok aja. "
" Gak bisa Rel, " Davon meraih pundak Aurel agar menjauh.
Bukannya mengendurkan pelukannya, Aurel semakin erat memeluk Davon, bahkan wajahnya kini mendekati wajah Davon.
" Aku kangen.. " ucap Aurel setelah memberikan kecupan singkat pada bibir Davon.
" Please Rel, aku beneran harus pergi. " Davon melepas pelukan Aurel dan berlalu meninggalkan nya, tanpa memperdulikan istri pertamanya yang berteriak kesal.
*
Di apartemen, Davon mendapati Giska tidur di sofa dengan televisi yang masih menyala, sepertinya Giska tertidur saat menonton serial drama kesukaannya.
Di cium kening Giska dan di elus pipinya. Davon mengangkat tubuh Giska bermaksud untuk memindahkan nya di kamar, namun pergerakan Davon membuat Giska terjaga dari tidurnya.
" Von.. " Giska cukup terkejut melihat Davon.
Davon tersenyum, senyuman yang dapat melelehkan hati kaum wanita karena jarang sekali Davon mengumbar senyumannya di khalayak umum. " Ayo pindah tidur di kamar, nanti badan kamu pegel loh.. "
Giska menggeleng, " Aku belum ngantuk. "
Davon duduk di samping Giska, merengkuh tubuh Giska ke dalam dekapannya. " Aku mencintaimu. " Davon mengecup puncak kepala Giska.
" Aku juga mencintaimu. " balas Giska yang semakin erat memeluk Davon. Sungguh sangat nyaman berada di pelukan pria yang sangat ia cintai.
Mereka berdua menghabiskan waktu dengan melanjutkan menonton serial drama. Sesekali mempraktekan adegan romantis seperti yang drama itu sajikan, sungguh sangat manis.
" Von.. aku pengin hamil lagi. " ujar Giska yang sedang bermanja di pangkuan Davon.
" Iya sayang, mudah-mudahan kita di kasih kepercayaan lagi oleh-Nya. " Davon mengelus rambut Giska. " Yang penting kita harus rajin buatnya. " goda Davon.
Giska tersenyum dan mengangguk. " Yaudah yuk bikin sekarang. "
" Beneran nih? aku sih oke oke aja.. " Davon terlalu senang karena Giska memintanya terlebih dahulu.
" Iya sayang.. cintaku, gantengku... " Giska mencubit pipi Davon dengan gemas.
" Kamu gak capek emang? " tanya Davon. Sebenarnya Davon pun menginginkannya sedari tadi, tidak mungkin Davon membiarkan Giska tidur dengan nyenyak begitu saja sebelum dirinya menguasai tubuh Giska. Tapi, Davon menahannya mengingat Giska tadi siang bermain seharian di tempat hiburan, membuatnya tidak tega.
" Gak capek kok.. " Giska
Senyum mengembang di wajah Davon, lalu mulai mendekati wajah Giska meraih bibir ranum yang sedari tadi menggodanya. Dan, terjadilah apa yang harus terjadi pada pasangan suami-istri itu.
*
*
Davon yang sudah mulai beraktivitas disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk, hingga waktu makan siang yang biasanya akan ia sempatkan bersama Giska pun tak bisa menemui Giska.
Sedangkan Giska sudah bersiap untuk meninggalkan Davon, sesuai permintaan keluarga Wijaya yang meminta dirinya untuk menjauh di kehidupan Aurel dan Davon.
Dengan berat hati yang merasakan pilu, Giska meninggalkan apartemen. Di ambang pintu, Giska pandangi setiap sudut ruangan yang banyak sekali kenangan bagi dirinya dan juga cintanya.
Rasanya tak rela dan tidak sanggup untuk kedua kalinya ia meninggalkan Davon dengan cara yang seperti ini. Tapi, hanya dengan cara ini ia bisa membalas budi pada keluarga yang telah membesarkannya.
Derai air mata tak bisa berhenti, sungguh sangat sakit sekali rasanya.
" Aku mencintaimu.. Davon.. sangat mencintaimu. " ucapnya sebelum menutup pintu apartemen.
Giska berjalan dengan menyeret koper kecil, tidak banyak yang Giska bawa. Hanya beberapa pakaian, setidaknya Davon masih bisa merasakan kehadirannya dengan barang-barang yang ia tinggal.
Laura yang menunggu di depan apartemen langsung memeluk Giska dengan erat, memberikan dukungan pada sahabat nya itu agar lebih tenang.
" Lu yakin Gis, dengan keputusan ini? " tanya Laura.
Giska mengangguk, " Yakin Ra. "
" Tapi Gis, bukan cuma lu yang tersiksa, Davon bakal lebih menggila karena ditinggal ama lu. " ujar Laura. Laura masih ingat betul, kehancuran Davon saat di tinggal Giska waktu itu.
" Gua tau, tapi gak ada jalan lagi selain ini. " Giska.
Laura menghela nafas. " Lebih baik lu bicarain ama Davon, pasti dia punya solusi terbaik. "
Giska menggeleng, " Enggak Ra, Davon pasti akan ninggalin Aurel, yang ada gue makin ngerasa bersalah ama keluarga angkat gue. " jelas Giska.
Laura pun mengangguk mengerti. Yah, Giska akan pergi ke Surabaya tempat dimana Laura akan membuka cabang cafenya yang baru.
Awalnya, Laura menolak keinginan Giska, Laura pun mencegah agar Giska tidak meninggalkan Davon. Namun Giska tetap dalam pendirian nya yang akan pergi meskipun tanpa bantuan dari Laura.
Setelah dipikir-pikir, lebih baik Laura membantu Giska agar lebih mudah memantau keberadaan Giska meski dari jauh.
Laura segera mengantar Giska menuju bandara.
*
*
*
...Jangan lupa berikan dukungan kalian...
...Like. komen. vote. ...
...Bye.. bye.. ...
👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻