NovelToon NovelToon
Shadows In Motion

Shadows In Motion

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: KiboyGemoy!

Karya Asli By Kiboy.
Araya—serta kekurangan dan perjuangannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KiboyGemoy!, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 31

BREAKING NEWS!

SEORANG DANCER TERKENAL AKHIRNYA MUNCUL LAGI DI DUNIA BERITA. BEBERAPA TAHUN TANPA JEJAK KINI IA MUNCUL SENDIRINYA.

SEPERTI BIASA IA TETAP TAMPIL BAK SEORANG YANG BEGITU DIGEMARI, BENAR-BENAR LIAS BIASA!

"Irdan, ke-mana perginya anda selama ini?" tanya salah satu seorag reporter.

Irdan yang memakai topi serta masker menjawab. "Hanya di rumah," jawabnya kembali berjalan.

IRDAN—SEORANG DANCER TERKENAL AKAN PERGI KE EVENT PENINGGALAN JEJAK. BENAR-BENAR MEMBUAT HEBOH PARA PESERTA YANG AKAN TAMPIL.

Rasti yang menonton berita tersebut membulatkan matanya. Tangannya meremat rok yang dia kenakan dengan erat. Matanya memanas serta mulai memerah.

"Hai! Aku Araya, semoga penampilanku bisa membuat kalian terpukau," ucap Araya yang tertangkap layar televisi.

WAH, DIA DIA BENAR-BENAR INGIN MENJADI SEORANG IDOL!

Semakin panik dan bingung, pikiran Rasti berputar. Wanita itu segera berdiri dan berlari keluar rumah.

✧⁠\⁠(⁠>⁠o⁠<⁠)⁠ノ⁠✧

Di sisi lain belakang panggung, Rifan tersenyum bangga ke arah Araya yang sudah berani berbicara di depan layar. Pemuda itu mengelus pucuk kepala Araya dengan gemas.

"Ciee, uhuk, uhuk!" ejek Ruby dan Lala.

"Kalian apaan, sih!" Malu Araya bersemu.

"Araya, dancer yang dulunya terkenal bakal datang menjadi juri!" seru Raisa yang membuat Lala, Ruby, dan Araya reflek berteriak.

"Serius?" tanya Lala mendekat ke arah Raisa.

Raisa mengangguk dengan cepat. "Serius. Setelah sekian lamanya akhirnya dia muncul lagi di layar! Benar-benar mengesankan," heboh Raisa, ia pun tidak menyangka akan mendapatkan kabar se bagus ini.

"Ayahku juga seorang dancer terkenal, namun aku tidak tahu siapa dia," batin Araya lirih.

Melihat Araya bengong membuat Rifan menyolek pipinya. Araya menoleh. "Apa yang kamu pikirkan?" tanya Rifan lembut.

Araya tersenyum lalu ikut mencolek pipi Rifan. "Aku hanya sedikit tegang. Seorang dancer terkenal kembali dan akan menjadi juri di sini."

"Jangan tegang, okey? Enjoy aja." Araya tersenyum dengan anggukan. Pasti Rifan akan berkata itu, entahlah rasanya sungguh menenangkan ketika dia mulai berbicara.

Araya mengangguk dengan senyum merekah, ahhh entahlah dia bingung harus berkata apa selanjutnya.

✧⁠\⁠(⁠>⁠o⁠<⁠)⁠ノ⁠✧

Acara pun mulai berlangsung, ada begitu banyak peserta yang melakukan dance terbaik. Namanya juga event peninggalan jejak, mereka harus tampil sempurna agar di lirik entertainment terkenal dan menjadi seorang idol.

Dari peserta pertama hingga peserta ke dua puluh lima di ia adalah Araya. Namanya juga dipanggil dan mendapatkan sorakan riuh dari penonton.

"Semangat, Ara!" teriak Lala, Ruby, dan juga Raisa serempak.

Rifan membuka ponselnya, ia mengambil potret Araya yang sudah berdiri di atas panggung. Araya sadar akan hal itu, dan tentu saja ia merasa salah tingkah.

"Rifan megambil potret ku?" batinnya senang.

OKE MARI KITA NONTON PENAMPILAN DARI ARAYA!

Musik mulai bermain, penonton semakin riuh, serta Araya yang merasa bahwa ini adalah waktunya ia bersinar di layar dan meninggalkan jejak yang bisa membuktikan pada Rasti bahwa dia bisa menjadi dancer terkenal.

Tubuh gadis itu mulai bergetar begitu detail, menarik sebebas mungkin—membayangkan bahwa ia sedang berada di ruang latihan dengan amarah yang akan dia hempas keluar dari tubuhnya.

"Gerakan yang begitu detail," lirih Irdan—dancer terkenal.

Juri di sebelah Irdan mulai berbisik. "Dilihat-lihat kamu ada sedikit kemiripan dengan anak itu."

Irdan terkekeh. "katanya kita memiliki tujuh kembaran di dunia. Mungkin dia salah satunya," jawab Irdan membuat teman di sebalahnya tertawa kecil.

"Kamu perhatikan. Setiap gerakan yang dia lakukan begitu detail, sama sepertimu. Ekspresi yang dimainkan benar-benar enak dipandang, tidak diragukan lagi."

Irdan menatap Araya begitu teliti, entah mengapa tiba-tiba hatinya merasa gemetar. Rasanya pun dia begitu akrab dengan Araya. Apa karena mereka benar-benar mirip?

"Kau benar," jawabnya.

Araya mulai menutup tampilannya. Semua orang bertepuk tangan serta ke-lima juri yang berdiri.

Araya mengatur napasnya hingga kembali stabil, mata gadis itu menatap juri yang dijuli dancer terkenal. Mata keduanya bertemu, desir-desir aneh mulai muncul sekaan mereka berdua memiliki hubungan sedarah yang begitu akrab.

"Aku berharap kita bisa menari bersama," batin gadis itu berharap.

Namun, Araya memutuskan tatapan itu, berjalan turun dari panggung. Meski begitu ia terus melirik ke arah Irdan yang mulai tertawa bersama teman-temannya.

Teman-teman Araya menghampirinya dengan gembisa. "Benar-benar perfect!" seru Ruby.

"Ara, kamu benar-benar luar biasa!" Lala ikut berseru ria.

Raisa mengangguk dengan bangga. "Kamu benar-benar tampil sekaan panggung itu adalah milikmu."

Araya terkekeh pelan, ia merasa terharu karena telah melaukan yang terbaik.

"Makasih semua," ucapnya.

"Araya." Araya menoleh, ia sedikit terkejut begitupun dengan teman-temannya yang melihat artis terkenal mendekat.

"Omagad!" seru Ruby dengan mulut yang ditutup menggunakan tangan sedangkan Lala segera merapikan rambut dan pakaiannya.

"I-iya," jawab Araya gugup, bagaimana tidak gugup seorang dancer terkenal memanggil nsmnya serta berjalan ke arahnya.

"Halo, Pak Irdan," sapa Raisa dengan ramah.

"Halo, pelatihnya Araya?" Raisa mengangguk.

"Benar-benar pelatih yang luar biasa," puki Irdan membuat Raisa tidak pantas menerima pujian tersebut darinya.

"Tidak, Pak. Araya memang suka dance sehingga dia begitu cepat memahami," jawabnya penuh hati-hati.

"Benarkah, luar biasa sekali." Irdan melirik Araya yang tersenyum canggung.

"Ehm, Pak bisakah kamu mengambil potret?" tanya Lala begtu saja.

Namanya juga fans jadi wajar dia terburu-buru meminta foto. Takut tidak sempat karena ia adalah idola terkenal.

Irfan mengangguk. "Boleh."

Dengan gembira mereka kini mengatur barisan untuk berfoto bersama Irdan. Araya mendekat kesebelah Irdan sehingga mereka berdampingan. Rifan yang mengambil gambar.

1

2

"Araya!" Semua orang reflek menoleh ke arah sumber suara.

Melihat Rasti berjalan ke arahnya dengan langkah panjang membuat gadis itu merasa senang, di tambah ternyata dia baik-baik saja. Araya bersyukur.

"Ma..." Gadis itu tersenyum haru.

Mata Irdan terbelalak tidak percaya saat melihat Rasti berjalan ke arah mereka. Pria itu terdiam di tempat seakan yang dia lihat adalah mimpi yang tidak akan pernah ia lupakan.

Saar Rasti berdiri di depan mereka semua, ia melirik ke arah Irdan yang masih terdiam dalam rasa terkejutan.

"Ma, aku sudah tampil. Tampilan aku di puji, Ma." Gadis itu melangkah ke arah Rasti yang matanya masih belum lepas dari mata Irdan.

Gemuruh riuh dalam hati wanita itu membuatnya kepanasan, serta mata yang sudah memerah.

Melihat ibunya menatap Irdan begitu lekat membuat Araya tersenyum. "Dia adalah dancer terkenal, Ma. Aku bersyukur karena dia sudah—"

Ucapan gadis itu terputus di saat Rasti menatap ke arahnya dengan tajam.

"Apa yang kamu syukuri." Rasti menekan suara, seakan menahan teriakan dari tenggorokannya.

"A-aku..."

Rasti menarik pergelangan tangan Araya dengan keras pergi dari sana. Namun, Araya menahan diri membuat Rasti semakin emosi.

"Ma, kenapa sih?" tana Araya tidak suka pada tingkah ibunya itu.

Semakin berlama mereka di sana semakin memuncak rasa panas dalam dirinya. Ini tidak bisa terjadi, Rasti harus membawa Araya pergi dari pada Irdan merebut anaknya.

1
Alexander
Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!
Kiboy: semoga betah😊
total 1 replies
Mèo con
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Kiboy: aaa makasih banyakk, semoga seterusnya seperti itu ಥ⁠‿⁠ಥ
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!