Pesona Cinta Kakak Sahabatku

Hari ini Kahfi berniat untuk mengajak istrinya pergi ke puncak, menikmati hari di penghujung masa cuti. Betul, cuti mereka tersisa tiga hari saja sebelum nanti akan sama-sama sibuk dengan pekerjaan.

Mereka berniat untuk camping saja, menikmati waktu berdua di alam terbuka.

“Maskernya mana?” tanya Kahfi, sambil membenarkan posisi helm istrinya.

“Lupa …” Tania menimpali dengan cengiran, kemudian kembali melepas helmnya untuk memakai masker.

Tania dan Kahfi memang berencana menggunakan kendaraan roda dua saja. Motor yang sangat jarang Kahfi pakai sejak pria itu membelinya.

“Beneran nggak usah bawa makanan, Mas?” Tanya Tania memastikan, sembari membenarkan tas miliknya.

“Iya nggak usah, kan bisa beli. Kasihan kamu, nanti keberatan.” Jawab pria itu kemudian menaiki motornya.

Tania ikut naik, dia kemudian menoleh ke arah asisten rumah tangganya.

“Mbak, kami pergi ya. Nanti mama kesini buat ambil kunci rumah.” Kata Tania.

“Iya, Non. Kalian hati-hati ya dijalan.” Balas mbak Lastri dengan sopan.

Tania mengangguk, kemudian naik dan berpegangan pada pinggang suaminya. Dia melambaikan tangannya kepada mbak Lastri saat motor yang suaminya kendarai melaju perlahan.

“Jangan tidur ya, Kintan.” Tutur Kahfi lembut.

Tania memiringkan kepalanya sedikit. “Iya, aku nggak tidur kok.” Balas Tania dengan yakin.

Kahfi manggut-manggut sambil tersenyum, kemudian ia mengusap punggung tangan istrinya yang begitu apik melingkari perutnya.

Perjalanan Kahfi dan Tania ini sebelumnya tentu telah diizinkan oleh orang tua mereka. Meski sudah menikah, izin sama orang tua itu tetap harus.

Motor belum terlalu jauh meninggalkan daerah rumah mereka, namun tiba-tiba saja hujan turun, membuat Kahfi buru-buru membelokkan motornya ke sebuah minimarket.

“Yahh hujan lagi, Mas.” Ucap Tania sembari membuka helmnya.

“Nggak apa-apa, kan kita bawa jas hujan. Udah jangan cemberut gitu.” Timpal Kahfi, mencolek dagu istrinya.

“Mending jajan gih, aku tunggu sini.” Tutur Kahfi, berharap bisa mengembalikan mood istrinya.

Tania yang agak murung itu kemudian tersenyum lebar dan manggut-manggut. Wanita itu mana bisa menolak jika soal jajanan.

“Kamu mau beli apa, Mas?” tanya Tania menawarkan.

“Aku mau kopi aja, Sayang.” Jawab pria itu, kemudian duduk di salah satu kursi yang ada disana.

Tania pun lekas masuk ke minimarket usai meletakkan helmnya di meja untuk dijaga oleh sang suami, sementara Kahfi duduk menunggu.

Tania membeli beberapa makanan kecil dan juga minum, tak lupa pesanan suaminya.

“Ya kali gue lupa pesenan orang yang punya kartu ini, mana dia cuma beli kopi sementara gue banyak banget yang dibeli.” Gumam Tania.

Setelah merasa cukup, Tania pun lekas membayar. Saat wanita itu sedang mengantri untuk bayar, dia mengerutkan keningnya kala melihat suaminya sedang diajak ngobrol oleh seorang wanita.

“Nggak mungkin kan itu perempuan godain suami gue?” gumam Tania kesal.

Tania bayar, dia kemudian lekas keluar dan menghampiri sang suami.

“Ini kopinya, Mas.” Kata Tania menyodorkan minumannya.

“Eh, kalo gitu gue cabut ya Fi. Jangan lupa yang tadi gue bilang.” Wanita itu pamit dan langsung pergi menaiki motornya meski gerimis.

Kening Tania mengkerut mendengar kata ‘Fi’ yang menandakan bahwa mereka saling mengenal. Wanita itu lantas menatap suaminya.

“Dia temen kantorku, Sayang. Beda divisi sih sama aku, tadi ngajakin kondangan bareng ke nikahan temen kantor.” Jelas Kahfi yang paham tatapan istrinya.

“Oh iya, kapan?” tanya Tania sembari duduk.

“Besok, aku lupa banget soalnya. Tapi nggak apa-apa, kalo kita masih pengen liburan, aku nitip aja kondangannya.” Jawab Kahfi, kemudian menenggak kopinya.

“Tapi kok temen kamu bisa sampe sini? rumahnya deket sini?” tanya Tania lagi.

Kahfi mengangguk. “Aku nggak tau pastinya, tapi dia masuk gang itu.” Jawab pria itu sembari menunjuk salah satu gang perumahan.

Tania menghela nafas. “Kirain dia mau genit sama kamu, udah mau aku labrak tadinya.” Kata Tania jujur.

Kahfi terkekeh. “Bagus dong kalo kamu cemburu.” Timpal pria itu.

“Siapa yang cemburu, aku kan nggak bilang gitu!” Ketus Tania, melipat tangannya di dada.

Kahfi mengusap rambut istrinya dengan hangat. “Lucu amat sih anaknya ibu Rahayu.” Celetuk Kahfi.

Tania dan Kahfi lanjut naik motor saat dirasa hujan tidak terlalu deras. Tania enggan memeluk suaminya, anggap saja dia sedang manja.

“Pegangan, Sayang …” Tutur Kahfi lembut.

Pria itu kemudian menarik tangan istrinya agar melingkar di perutnya, dan mau tidak mau Tania langsung bersandar.

“Oke, kita lanjut ya Sayang.” Ucap Kahfi, kemudian menjalankan motornya.

Saat perjalanan semakin dekat dengan tempat tujuan, Tania dan Kahfi sesekali akan berhenti untuk sekedar foto.

“Mas, ayo selfie!” Ajak Tania, mengarahkan kamera hpnya ke wajah mereka.

Kahfi langsung memasang wajah setampan mungkin, dan Tania dengan senyumnya yang manis. Foto itu mungkin biasa, tapi jadi luar biasa karena ini foto pasangan pengantin baru.

“Ihh bagus banget, suka!!” Celetuk Tania tersenyum lebar.

Kahfi lekas merogoh saku, kemudian memotret istrinya tanpa dia tahu. Bukan hanya memfoto, tapi langsung memposting di akun instagram miliknya.  Tanpa Caption apapun, hanya emoticon hati berwarna merah dan kucing.

“Mau lanjut nggak?” tanya Kahfi.

“Sebentar lagi, Mas. Ayo kita foto lagi!” Ajak Tania begitu antusias.

Saat Kahfi mengikuti kemauan istrinya, dia merasakan bahwa hpnya bergetar beberapa kali, seakan menerima banyak notifikasi.

Akun bernama Fab_Arya56 tampak banyak sekali mengirim komentar, dilengkapi dengan emoticon.

“Yaelah, Bang. Iya tau penganten baru.”

“Cantik amat ya istrinya pak manajer.”

“Yang sambil ciuman nggak diposting, Pak?”

Semua komen itu dikirim oleh Arya, sahabat Kahfi yang agak miring itu.

Kahfi mendapat cukup banyak like hanya dalam hitungan menit. Banyak juga bawahan nya yang memuji kecantikan Tania, dan membandingkan dengan Tania saat pakai makeup pernikahan.

“Istrinya cantikan nggak makeup ya, Pak. Seger dilihatnya, pantes pak Kahfi demen.”

Tidak ada satu komen pun yang Kahfi balas, namun dia membaca dan terpaku pada salah satu akun yang juga berkomentar.

Bukan komentar buruk, bahkan memuji kecantikan Tania namun membuat senyuman wajah Kahfi hilang.

“Cantik, Fi.”

NAH SIAPA TUH GUYSS???

Bersambung ................................................