Jiao Lizhi, 25 tahun, seorang agen profesional di abad ke-21, tewas tragis saat menjalankan misi rahasia. Yatim piatu sejak kecil, hidupnya dihabiskan untuk bekerja tanpa pernah merasakan kebahagiaan.
Namun tak disangka, ia terbangun di dunia asing Dinasti Lanyue, sebagai putri Perdana Menteri yang kaya raya namun dianggap “tidak waras.” Bersama sebuah sistem gosip aneh yang menjanjikan hadiah. Lizhi justru ingin hidup santai dan bermalas-malasan.
Sayangnya, suara hatinya bersama sistem, dapat didengar semua orang! Dari keluhan kecil hingga komentar polosnya, semua menjadi kebenaran istana. Tanpa sadar, gadis yang hanya ingin makan melon dan tidur siang itu berubah menjadi pejabat istana paling berpengaruh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keributan di Restoran
Jiao Lizhi menoleh cepat, keningnya berkerut. “Kak, ada apa itu? Kenapa ribut sekali?”
Jiao Fei melirik sekilas, nada suaranya tetap tenang. “Entahlah. Mungkin hanya pertengkaran antara orang mabuk. Jangan pedulikan, ayo makan. Jiao Fei memberikan sepotong kecil bebek panggang di mangkuk nya.
Jiao Lizhi mengangguk, meski rasa penasarannya jelas terlihat di wajah. Ia memakan sepotong kecil bebek panggang yang diberikan sang kakak, tapi pikirannya tidak berhenti bekerja. Dalam hatinya, ia memanggil sistemnya.
“Gu Gu, siapa yang bertengkar itu? Ribut sekali. Telingaku hampir pecah. Jika bukan karena ada kakakku yang tampan di sini, sudah aku lemparkan meja mereka.”
Jiao Fei yang sedang minum teh, tiba-tiba tersedak.
“Ugh...” ia berdeham keras, menutupi mulutnya dengan tangan. Beberapa tetes teh hampir keluar dari hidungnya.
Jiao Lizhi panik. “Kak! Kau kenapa?! Apakah makanannya terlalu panas?”
Hei, Jiao Fei sedang minum, bukan makan. Oke?
Jiao Fei cepat-cepat melambaikan tangan. “Tidak apa, tidak apa…” gumamnya, mencoba menahan tawa dan batuk bersamaan.
Jiao Fei sangat heran, apakah ini sifat adik nya yang baru? Jika saja ia tak mendengar suara hati Jiao Lizhi, mungkin ia masih mengira jika Jiao Fei yang telah sembuh menjadi wanita yang lembut.
[Itu, Tuan Rumah, yang sedang bertengkar adalah keluarga dari Menteri Urusan Sosial, Tuan Muda Han Rui. Dia merupakan tuan muda dari cabang kedua.]
Lizhi mengerjap. “Ah, anak cabang kedua? Kasian sekali tuan Mentri itu, mempunyai keponakan yang kelakuannya menjijikkan. Lalu kenapa dia bertengkar seperti itu? Menyebalkan.”
[Karena, ia sedang marah pada seorang wanita yang menolak menuangkan anggur untuknya. Rupanya, wanita itu telah dijanjikan kepada orang lain. Tapi Tuan Muda Han tak terima, dan sekarang sedang mengamuk.]
Jiao Lizhi berhenti mengunyah, matanya membulat. “Yaelah, gitu doang padahal.”
[Selain itu, Han Rui ini dikenal suka bermain perempuan. Sudah beberapa kali ketahuan menginap di rumah hiburan yang berbeda setiap pekan. Lebih parah, ayahnya juga sama saja kelakuannya.]
Jiao Lizhi spontan menahan napas, lalu berbisik dalam hati dengan jijik. “Ih! Pantas saja mereka ribut perkara gadis. Rupanya darahnya sama-sama kotor! Tidak takut kena penyakit kelamin apa?”
Jiao Fei yang sedang memotong daging bebek hampir menjatuhkan sumpitnya. Ia menatap Jiao Lizhi, keningnya berkerut, namun wajahnya tetap tenang, hanya matanya yang bergetar pelan.
“Astaga… adikku ini benar-benar berbicara terlalu frontal.”
Ia cepat melirik sekitar. Tidak ada seorang pun yang bereaksi. Para tamu tetap makan dengan santai, Beberapa orang bahkan kepala nya menjulur, seakan sedang penasaran dengan apa yang terjadi disana, pelayan lalu-lalang, seolah tak mendengar apa pun.
Fei menghela napas lega dalam diam. “Baiklah… mungkin hanya aku yang bisa mendengarnya disini.”
Namun pikirannya berputar cepat. “Tapi saat aku bersama Nona Xue, dia juga mendengar suara Jiao Lizhi. Lalu kenapa sekarang tidak? Apakah hanya bangsawan tertentu yang bisa mendengarnya? Apakah ada pola tertentu untuk bisa mendengar suara hati Jiao Lizhi?”
Faktanya Jiao Lizhi saja tidak tau jika suara hatinya bisa di dengar oleh orang lain, apalagi Jiao Fei.
Sementara itu, di meja sebelah, keributan makin menjadi. Tuan muda Han Rui, wajahnya memerah oleh amarah dan alkohol, menatap wanita di depannya dengan mata liar.
“Beraninya kau menolak menuangkan anggur untukku?! Apakah karena kau sudah punya lelaki lain, hah?!”
Wanita itu gemetar, menunduk dalam. “Tuan muda, mohon tenang…”
Han Rui menggebrak meja, membuat gelas-gelas bergetar. “Tenang?! Aku sudah membayar mu dengan harga mahal! Dasar perempuan tak tahu malu!”
Suara batin Jiao Lizhi terdengar lagi, penuh sindiran, “Astaga, mulutnya lebih kotor dari selokan belakang dapur. Kalau aku jadi gadis itu, sudah ku tampar dengan piring bebek panggang!”
Jiao Fei menahan napas, nyaris tersedak lagi. Ia buru-buru meneguk tehnya. “Tolong, adikku… berhenti berbicara seperti itu di tempat umum…”
Jiao Lizhi meletakkan sumpitnya, wajahnya bersemu marah. “Aku kasihan pada istri dari cabang kedua menteri itu! Bagaimana rasanya hidup dengan suami dan anak yang sama-sama tidak tahu malu?”
“Ah juga, bagaimana Mentri itu mendidik saudara laki-lakinya?”
Suara hatinya yang kuat membuat Jiao Fei menegakkan punggung, siap mendengarkan lebih lanjut.
[Jangan salah, Tuan Rumah. Selain itu, ada satu hal lagi yang membuatmu akan tercengang. Menteri Urusan Sosial mendapatkan jabatannya bukan karena prestasinya sendiri. Ia merebut hasil kerja bawahannya, lalu menyuap pejabat tinggi untuk mendapat pengakuan.]
Jiao Lizhi membeku. “Apa?! Melon macam apa ini?! Sungguh tidak bermoral!” Ia berdiri spontan hingga kursinya bergeser. “Ayo, kita hajar pria itu, Gu Gu!”
Suara itu tentu hanya terdengar oleh Jiao Fei, dan kontan saja pria itu hampir merusak barang di meja karna kelakuan Jiao Lizhi. “A Zhi!” bisiknya cepat sambil membetulkan cangkir teh yang miring. “Ada apa?”
Jiao Lizhi terlonjak sadar, matanya membulat. “Eh, hehehe… tak apa, kak. Aku hanya… lelah duduk.”
Ia segera duduk kembali dengan anggun lalu menunduk menatap mangkuknya.
[Tuan Rumah, kenapa berhenti? Bukankah tadi ingin menghajar?]
“Sudahlah, Gu Gu,” jawab Jiao Lizhi dalam hati sambil menghela napas. “Itu urusan kaisar. Untuk apa aku peduli? Lagipula, aku baru sembuh. Kalau berkelahi, nanti bajuku kotor. Dan juga, aku hanya ingin hidup santai saja.”
Jiao Fei mengembuskan napas lega mendengar perubahan pikiran adiknya. Ia mengambil sepotong daging manis dan menaruhnya ke mangkuk Jiao Lizhi.
“Makanlah. Setelah ini kakak belikan permen tusuk kesukaanmu.”
Mata Jiao Lizhi langsung berbinar. “Benarkah, kak?”
“Benar,” jawab Jiao Fei sambil tersenyum.
Seketika, suasana di meja kembali hangat. Jiao Lizhi memakan makanannya dengan lahap, membuat Jiao Fei heran dalam hati. “Kenapa selera makannya bisa sebesar itu? Bukankah wanita bangsawan seharusnya makan secuil saja untuk menjaga bentuk tubuh?”
Namun melihat wajah adiknya yang bahagia, ia hanya menggeleng kecil. Sudahlah, biarkan saja.
Sementara itu, seorang pria berpakaian ungu dari meja sedang berbisik kepada pengawal nya. “Selidiki Menteri Urusan Sosial. Aku ingin tahu apakah benar jabatan yang ia miliki hasil curian dari orang lain. Dan juga, pria yang tadi membuat keributan, hal jelek apa saja yang ia lakukan nya dan keluarganya sebelumnya.”
“Baik, Tuan,” jawab pengawal itu, membungkuk, lalu segera meninggalkan ruangan.
Setelah beberapa waktu, Jiao Lizhi menepuk perutnya puas. “Kak, ayo kita pulang.”
“Baiklah,” jawab Jiao Fei sambil menghapus sisa teh di bibirnya. “Tapi tunggu sebentar, aku akan bayar.”
Jiao Lizhi mengangguk kan kepalanya mengerti.
Dua bersaudara itu pun melangkah keluar bersama, sementara dari jauh, pria berpakaian ungu tadi menatap punggung mereka dengan ekspresi penuh arti.
lanjut up tiap hari thor 1 bab aja jika bisa ya lebih💪💪💪💪💪💪