Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Pada akhirnya Yudha tidak tega meninggalkan Yesha sendiri bersama anak nya di rumah,ia pun memanggil boy untuk datang ke sana. Namun yang datang bukan nya Boy melainkan Marsha.
Benar kata Boy,jika Marsha adalah sekretaris Yudha namun saat ini Boy lah yang di perlukan.
Setelah menunggu lama di luar, akhirnya Yudha membukakan pintu dan ia terpaksa membangun kan Yesha untuk ikut turun,karena tidak ingin ada salah paham nanti jika Yesha bangun dan melihat ke dua nya.
"Di ruang tengah saja Marsha" ucap Yudha,wanita dewasa itu sudah tersenyum seolah dirinya di sambut oleh Yudha. Kaki nya mendadak berhenti ketika melihat Yesha sedang duduk memangku Nindya memberikan asi nya.
Kedua nya saling menatap,Yesha tetap datar sembari memainkan jemari Nindya yang sangat lentik. Marsha pun menundukkan kepala seolah memberi salam.
"Marsha silakan duduk". Tawar Yudha.
Blouse berwarna cream gelap dengan dua kancing bagian atas yang terbuka dan rok berwarna coklat tua,tanpa belahan hanya saja itu sangat pendek,rambut nya ia ikat dengan meninggalkan helai tipis di samping kanan kiri bagian kening.
Benar-benar turunan kuntilanak.
Gumam Yesha lirih,hanya dia yang mendengar nya sendiri.
Menyodorkan setumpuk map berisi file untuk di bubuhi tanda tangan,satu persatu Yudha memeriksa nya.
"Disini tidak ada pembantu?". ucap Marsha,Yesha pun langsung menoleh begitu pula Yudha.
"Astaga aku lupa... Ingin minum apa?". Tawar Yesha pada Marsha. Marsha menanyakan pembantu karena ia belum di beri minum.
"Oh apa saja aku meminum nya". Jawab Marsha.
Yesha pun tersenyum kaku lalu berdiri "Titip Nindya dulu Daddy". Ucap Yesha,ia memanggil suami nya seolah memposisikan diri sebagai anak nya.
Tanpa gugup Yudha menerima gendongan Nindya dari Yesha,bayi itu diam anteng. Yudha pun sesekali membuka lembaran file lalu membubuhi paraf di sana.
Marsha yang berada di depan nya persis terkesima dengan cara Yudha menggendong dan bekerja.
"Apa disini benar-benar tidak ada pembantu,kalian membersihkan rumah dan merawat bayi sendiri?". Tanya Marsha.
Marsha diam memandangi Yudha yang masih memberi tanda tangan nya di sana,lelaki itu tidak langsung menjawab.
Hingga Yesha datang membawa nampan berisi secangkir kopi dan dua gelas coklat hangat untuk dirinya dan Yudha.
"Silahkan di minum". Ucap Yesha,ia pun membuka toples berisi makanan ringan yang sudah tersedia di meja. Marsha melihat itu.
"Ini nasi,kenapa nasi ada disini?". Tanya Marsha.
Yesha terkekeh "Ini khas Indonesia lebih tepat nya Jawa, Jawa merupakan bagian kota di Indonesia,makanan ini sering di jumpai disana,ayo cobalah!". Tawar Yesha,ia menyodorkan toples ke depan Marsha,Yudha yang berada di sana hanya tersenyum tipis.
Satu toples yang isi nya berwarna putih,dan satu toples lagi berwarna putih kecoklatan,kedua nya hanya berbeda warna.
Marsha meminum cangkir berisi kopi,cappucino late dan di pastikan manis. Ia pun mencoba memilih cemilan dengan warna putih kecoklatan,tanpa ia tahu Yesha mengulum bibir nya menahan senyum.
"Pahit..." wajah Marsha masam,ia merasakan lidah nya pahit setelah mencicipi cemilan yang Yesha tawarkan.
"Kamu mengerjai ku.. Yudha,apa istri mu tidak suka dengan ku hingga makanan pahit ia tawarkan?".
Marsha seolah mengadu,ia berharap Yudha membela dan memarahi Yesha. Tanpa menjawab pernyataan dari Marsha,Yudha pun mengambil bagian lain dari yang diambil oleh Marsha. Ia menggigit sedikit.
Tatapan Yudha langsung menoleh pada Yesha,harapan Marsha untuk Yudha membela nya segera tercapai pikir gadis itu.
"Manis". Ucap Yudha,Yesha tersenyum.
"Manis kata suami ku,jadi kenapa yang kamu cicipi pahit?". Tanya Yesha,Marsha tidak mengerti akan itu.
"Beda nya,suami ku tidak meminum kopi dulu lalu memakan rengginang,tapi kalau kamu meminum kopi dulu baru mencicipi rengginang. Kamu tahu kan,tidak semua yang kamu coba akan berakhir dengan enak,kadang kala kita mencoba dan bermain-main tanpa kita tahu hasil nya nanti,jadi berhentilah sebelum kamu terlalu banyak mencoba,karena itu sama sekali tidak pas". Terang Yesha,ia pun mengerlingkan mata kepada Marsha.
Dengan penjelasan Yesha,Marsha merasa tersindir karena mencoba membuat Yesha tidak pas,tidak berguna untuk Yudha.
"Bukan kah kau yang menyuruhku mencoba?".
"Lalu, apa aku menyuruhmu mencoba setelah meminum kopi?". Sanggah Yesha.
Merasa di permainkan Marsha melirik pada meja dan ternyata berkasnya sudah selesai di tanda tangani,mengumpulkan lalu pamit pergi dari sana.
"Terimakasih dan maaf sudah mengganggu,semoga besok kita bertemu di kantor". Ucap Marsha pada Yudha,lelaki itu pun tersenyum.
Masih teringat beberapa menit yang lalu saat Marsha merasa kalah dengan Yesha.
.
.
.
Yudha yang baru saja kembali ke dalam mendapati Yesha yang akan kembali ke kamar karena hari sudah mulai petang,jendela dan tirai sudah ia tutup semua,lampu pun sudah ia nyalakan.
Membawa anak nya di gendongan,ia pun naik di susul tak jauh dari nya Yudha menapaki tangga,bibir nya tersenyum lebar.
Ternyata kau cemburu melihat Marsha kemari dan mencoba mengusir nya...
Hati Yudha sangat berbunga-bunga,walau Yesha terlihat cuek nyata nya ia masih mencintai Yudha,selama ini mereka melakukan nya berdua karena dasar cinta,ya cinta itu masih ada,hanya bagaimana cara nya bisa tumbuh dan berkembang pesat.
"Hoaaahhh!...".
Yesha menoleh ke belakang,mata nya tajam saat tahu Yudha tersenyum tidak jelas.
Ceklek!
Blam!
Yesha menutup pintu dengan kasar. Tahu itu,Yudha pun melangkah cepat menyusulnya.
"Ye..... Yesha..".
Plug!
Yesha masuk ke kamar mandi setelah meletakan Nindya di box bayi,dan Yudha terlambat untuk mengejar.
"Sssshhh... Yesha.. Shaa buka pintu nya!". ucap Yudha sedikit keras.
Ia melihat box bayi dan Nindya aman tak menangis atau pun bergerak karena suara nya.
"Shaa... Yesha,aku ingin bicara!". sekali lagi Yudha membujuk.
Tok
Tok
"Yesha aku ingin bercerita sedikit!".
Ketukan pintu terdengar kembali,merasa tidak ada sahutan Yudha pun bersandar di tembok menunggu Yesha keluar.
Ceklek!
"Astaga..." menutup tubuhnya dengan handuk dan rambut diikat tinggi.
Tangan Yudha menghalangi Yesha keluar dari sana.
"Ada apa?"..
Sebelum bicara Yudha pun tersenyum.
"Kamu sengaja kan membuat Marsha tidak lama-lama disini?".
"Kenapa, tidak terima atau tidak boleh?"
Yudha tersenyum,ia membuka pintu kamar mandi dan menarik istrinya ke dalam sana.
"Yudha tangan ku sakit,mau apalagi kita masuk?". Tanya Yesha penasaran namun beberapa detik kemudian Yudha mengangkat tubuh Yesha dan menyalakan air di bathtub.
"Yudha aku habis mandi,mau apa ini?"
Handuk yang Yesha gunakan basah,Yudha mencondongkan tubuhnya menarik tali di pinggang Yesha.
"Katakan kamu masih mencintaiku kan?"
Kedua alis Yesha bertaut.
"Kamu tidak suka Marsha kemari,kamu cemburu kan?".
Tanpa menunggu lama Yudha yang tak sabaran pun merampas bibir istrinya.
.
.
.
To be continue
suami ngomong ngga didenger
suami ngambek malah kabur"an
bukan nya nyadar trus minta maaf