Hai Nama ku Azkia Andita besasal dari kampung datang ke kota untuk merubah nasib ku dan keluarga ku, Simak yuk kisah ku.
Kia.... teriak tuan muda anak majikan ku di dalam kamar nya karena aq bekerja di rumah keluarga Darren Anderson menjadi maid pribadi tuan muda di keluarga Anderson, aq menghampiri tuan muda dengan berlari secepat mungkin.
Iya tuan saya di sini, Kia masih mengatur nafasnya kala sampai di hadapan tuan muda Adrian Anderson.
Ck.. lama sekali kamu, carikan dasi yang lain, yang ini aku gak suka, sambil di lempar nya dasi itu ke arah Azkia.
"Baik tuan" Azkia pun mencari dasi lain yang cocok buat tuannya.
➖
➖
Adrian yang gelisah di ruangan tempat dia menunggu acara yg akan di selenggarakan dalam beberapa jam mendatang.
Bian apa kau sudah menemukan Siska?
Belum tuan anak buah ku sedang berpencar mencari Nona Siska.
*****
Nah loh apa yang terjadi 🤭
Yuk simak kelanjutan ceritanya 😅
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan siang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 PERTEMUAN
💝.....
💝.....
💝.....
"Hai Yan apa kabar? maaf telat biasa jalanan macet jam makan siang!"
"Hai juga Yon! tak apa gue juga baru datangnya kok 5 menit yang lalu." Adrian pun berdiri menyambut kedatangan sahabatnya yang sudah lama tak bertemu dengan pelukan persahabatan, "kapan lo balik Indo Yon?"
"Dua hari yang lalu, maaf baru kasih kabar, gue pulang ada masalah internal, jadi selesaikan dulu!oh ya Bian belum sampai?"
"Oh pantas, kayanya dia terjebak macet juga? oh ya apa masalah lo udah kelar sekarang?"
"Alhamdulillah udah beres, masalah kecil sih tapi tetap meresakan semuanya, eh lo udah pesen minuman belum?"
Tak lama pelayan datang mengantarkan pesanan minuman Adrian, dan Dion pun memesan minuman yang sama dan bersama cemilannya.
"Silahkan tuan pesannan anda!"
"Terimakasih." ucap Adrian.
"Mbak saya pesan yang sama ya, di tambah Red Velvet satu." pesan Dion ke pelayan yg mengantarkan pesanan Adrian.
"Baik tuan, apa ada lagi yang di pesan?" tanya pelayan.
"Itu aja dulu nanti kalau teman saya satu lagi datang, baru pesan lagi. " sahut Dion.
"Baik tuan di tunggu pesanannya, kalau begitu saya permisi. "
Pelayan pun berlalu meninggalkan meja Adrian dan Dion di sana, sementara Adrian sibuk sendiri dengan ponsel nya yang sedang berbalas pesan sedari tadi.
"Heh.. lo serius amat sama ponsel lo? sampe senyum mesem-mesem gitu? hayo lagi liat apa tuh di ponsel lo?" tanya Dion pada Adrian.
"Eh.. he.. he.. biasa lah gue lagi berkabar dengan someone! gue udah lamar dia. " sahut Adrian.
"Wah yang be.. "
Perbincangan mereka terhenti, dengan kedatangan Bian yang baru datang.
"Hai.. Maaf.. Yan, Yon, gue telat lama, tadi ada sedikit kendala di jalan."
"Aih.. Bi.. apa kabar?" sambut Dion lalu memeluk sahabatnya itu.
"Baik Yon, kamu apa kabar? kapan kamu balik?" sahut Bian dan bertanya.
"Baik juga Bi, gue balik dua hari lalu, biasa lah ada kendala internal, duduk Bi!"
Bian pun duduk samping tempat duduk Dion, sedangkan Adrian masih anteng dengan ponsel nya, Adrian menoleh dan menyapa Bian dan duduk kembali.
"Baru datang Bi? tar kamu pesan aja kalo pelayan datang mengatar pesanan Dion. "
"Iya Yan maaf gue telat,"
"Ya tak apa kita juga belum lama ko!" sahut Dion dan Adrian bersamaan.
Pelayan pun datang mengantar pesanan Dion.
"Silahkan tuan, pesanannya selamat menikmati."
"Pesan Americano dan Cheese Cake ya mba. " pesan Bian pada pelayan.
"Baik tuan! ada lagi yang di pesan?"
"Cheese Cake nya satu lagi mbak, jadi dua ya. "
"Baik tuan, ada lagi?" sahut pelayan itu lagi.
"Itu aja mbak. " sahut Adrian.
"Baik di tunggu pesanannya tuan. "
"Ya." sahut mereka bertiga.
Dan mereka pun tertawa bersama karena dengan jawaban yang sama, dan mbak pelayan itu pun tersenyum manis, dengan sejenak Bian yang melihat senyum pelayan itu pun terpesona, karena sejatinya Bian tak pernah dekat dengan wanita mana pun, sejak sekolah dulu.
Mereka bertiga bersahabat sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, sampai mereka kuliah dan sekarang pun mereka tetap bersahabat.
Adrian yang Notabene Anak tunggal dari keluarga ANDERSON, dia pewaris tunggal karena perusahaan turun temurun dari kakek moyangnya hanya punya anak satu satunya.
Sedangkan Dion meskipun dia anak orang kaya tapi dia tidak mewarisi perusahaan leluhurnya, karena dia mempunyai Kakak yang mewarisi Perusahaan keluarga nya, karena itu Dion mengambil kuliah Arsitektur, dan sekarang dia telah membuat Perusahaan Property lumayan berkembang pesat.
Sedangkan Bian, dia hanya anak dari keluarga sederhana, Bian bisa berkuliah karena beasiswa yang dia dapat kerena otaknya yang encer selalu dapat Juara, karena itu Bian menjadi Asisten Pribadi Adrian sekaligus menjadi Sekertaris Adrian, karena kepintaran Bian yang mendapat Adrian dan Papah Adrian yaitu tuan Darren kagum dengan kepintaran Bian.
Mereka bertiga pun meneruskan percakapan yang tadi sempat tertunda, dan Bian pun sudah kembali sadar dari terpesona terhadap pelayan tadi.
"Yan beneran lo udah lamar pacar lo? kapan lo pacaran? kok gue kurang up date? Bi lo tau?" pertanyaan beruntun dari Dion pada Adrian dan Bian berbarengan.
"Woi.. satu-satu dong tanyanya," sahut Adrian sambil mendelik.
"Yang gue tau, Adrian emang lagi deket sama Model yang sedang naik daun, dan namanya Siska." sahut Bian.
"Wah lo sama model iklan itu toh, ha.. ha.. ha.. Hati-hati lo, kalo pacaran sama Model, tar lo nyesel." sahut Dion yang tau sepak terjang seorang Model, karena dia pun pernah berpacaran dengan seorang Model, tapi yang dia dapat kenyataan yang bikin dia drop waktu itu.
"Emangnya kenapa dia itu baik, pokoknya gue udah yakin sama dia."
"Jangan terlalu yakin, emang lo udah tau bibit bebet bobotnya?" Dion pun bertanya.
"Udah dong, gue udah pernah ke rumahnya, meskipun Siska dari keluarga sederhana, tapi dia emang anak yang berbakti. " sahut Adrian menjelaskan.
"Gue udah peringatin lo, jangan sampe lo kecolongan, lebih baik lo pikirin dulu hubungan lo! emang lo udah lama pacaran sama dia?"
"Gue udah pikirin lama kok Yon, gue gak mau lama-lama pacaran, dua bulan udah cukup buat gue ngenalin dia. "
"What dua bulan?" Dion kaget mendengar keputusan Adrian.
"Kenapa lo kaget gitu?"
"Permisi tuan ini pesanan anda!"
Bian yang sedari tadi hanya mendengarkan dua sahabatnya yang sedang mendebat tentang pacarnya Adrian, mengalihkan pandangannya pada pelayan yang datang, dia tersenyum saat melihat pelayan yang sama yang mengantarkan pesanan mereka.
"Iya mbak terimakasih." sahut Bian.
"Iya tuan, ada yang di pesan lagi?" tanya pelayan lagi.
"Tidak ini sudah cukup, nanti kalau butuh lagi, saya panggil mbak.. ?"
"Tari, panggil saya Tari tuan." sahut Tari yang tau maksud pelanggan nya itu.
"Ah iya mbak Tari, terimakasih. "
"Kalau begitu saya permisi. "
"Ya" sahut Bian singkat.
"Lo kaya ada maksud lain sama tuh pelayan Bi?" tanya Dion yang melihat gelagat aneh dari diri Bian.
"Maksud apa maksud lo Yon?"
Dion hanya mengangkat bahunya, "ya siapa tau lo naksir sama tuh pelayan!" jawab Dion dengan asal tapi tepat sasaran.
"Lo peka banget sih jadi teman. "
"Jadi lo beneran suka sama pelayan tadi Bi?"
"Gue suka sama senyum dia Yon bikin hati gue adem."
"Wah.. wah.. temang es batu kita udah mencair nih, ha.. ha.. ha.. " sahut Adrian dan Dion bersamaan.
Mereka pun terawa bersama dam melanjutkan perbincangan mereka dengan segala hal yang mereka bahas tentang pekerjaan mereka dan dengan masalah pribadi masing-masing.
Tak terasa perbincangan mereka sampai jam 6 sore, akhirnya mereka pun sepakat untuk pindah tempat dan mencari tempat makan malam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
