Rona baru saja sampai di mejanya, gadis itu terkejut saat mendengar suara seseorang yang tidak di duga-duganya menyatakan suka kepada nya.
Restu sosok laki-laki yang menjadi incaran para gadis berdiri sambil tersenyum lebar melihat nya
Akankah dia menerimanya ataukah tidak.
Apakah status sosial tidak membuat bimbang
Simak kisah nya di sini ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Mobil yang di kemudikan Prisa kini sudah sampai di depan sebuah Restoran.Setelah memarkirkan mobil ketiga gadis itupun keluar dari dalam mobil.
"Uh akhirnya sampai, perut gue udah lapar".celetuk Dinda sambil mengusap perutnya yang lapar.
Ekspresi lucu membuat Rona dan Prisa pun langsung tertawa.Lalu tanpa kata Rona pun langsung menarik tangan Dinda dan membawa nya masuk ke dalam restoran dengan Prisa mengikuti langkah keduanya.
Sampailah ketiganya di dalam restoran.
"Kalian carilah tempat duduk dulu, gue mau ganti seragam".
" Oke".jawab keduanya dan Rona pun berjalan menuju ke ruang ganti.
"Mba Lia,tolong layani teman aku ya".ucapnya kepada salah satu seniornya.
" Oke".jawabnya sambil berjalan sambil membawa buku menu menuju meja tempat kedua gadis itu berada.
Suasana Restoran memang sedang ramai karena berbarengan dengan para karyawan kantor yang berada dekat dengan area Resto.
Beberapa menit kemudian Rona pun sudah kembali dengan pakaian kerja nya.Dengan gerakan cepat dia pun mulai bekerja.Di area sudut dua sahabatnya tersenyum bangga melihat nya.
"Biar kata si Rona pakai seragam pelayan, tetep aja tuh cantik nya nggak berubah".celetuk Prisa sambil menyeruput minumnya dan juga pandangannya langsung tertuju pada sosok sahabatnya yang sedang bekerja.
Dinda pun menoleh kearah Rona.
" Iya cantik tapi sayang masih jomblo".
"Ah iya, iya jomblo.Sama seperti gue".jawab Prisa tertawa pelan.
Rona menghampiri meja sahabatnya sambil membawa bill pembayaran yang di minta oleh sahabatnya.
" Maaf ya gue nggak temani kalian berdua makan".ucapnya merasa sedikit bersalah karena baru bisa menyapa keduanya setelah para pengunjung yang datang sudah tidak terlalu banyak.
"Santai aja deh Rona, kita berdua paham dan ngerti kalau sahabat kita ini beneran sibuk jadi nggak usah ngerasa nggak enak." kata Dinda sambil tersenyum manis.
"Iya.Seperti baru berteman saja".ujar Prisa yang bersiap untuk pulang.
"Thanks udah mampir".
"Iya kita pulang dulu".ucapnya sambil cipika-cipiki.
" Sampai bertemu besok di sekolah ".ucap keduanya dan Rona pun hanya mengangguk.
Rona pun hanya bisa membuang napas kasar ke udara.
" Seandainya dia berharap seperti kedua sahabatnya ".
Namun pikiran itu lalu di tepis nya karena bisa membuat nya merasakan tidak tenang.
" Kerja Amelia, kerja".gumamnya lalu mulai mendorong troli untuk membawa piring kotor dan alat lainnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 sudah saatnya Amelia bersiap-siap untuk pulang.Karena status nya hanya anak magang jadi jam kerja nya hanya beberapa jam saja.Sedangkan Restoran tempat dirinya kerja itu beroperasi 24 jam.
Rona memakai tas ranselnya.
"Kamu sudah mau pulang Rona? tanya Mba Lia yang kebetulan juga sedang istirahat di dekat ruang ganti.
" Iya Mba".
"Di jemput atau angkot?
" Mungkin naik ojek Mba biar cepat sampai rumah, kalau naik mobil angkot jam segini sih masih kejebak macet ".jawabnya dan wanita bernama Lia itupun mengangguk membenarkan.
" Ya udah hati-hati ya".
"Iya Mba, aku duluan. Assalamualaikum".ucap Amelia berjalan keluar dari ruang ganti menuju pintu keluar.
" Waalaikumsalam ".jawabnya sambil melihat gadis itu pergi.
Langkah kakinya begitu pelan karena rasa lelah yang mulai menguasai tubuh nya.Berkali-kali dia merenggang kan otot lehernya karena sedikit kaku.
Saat langkah nya berada tepat di depan Restoran dia melihat sosok yang sangat di kenal nya Sambil tersenyum dia pun menghampiri nya.
"Assalamualaikum Bapak".salamnya membuat laki-laki yang sedang duduk di atas motor nya itupun sedikit terkejut saat melihat putrinya sudah berdiri di samping motornya.
" Waalaikumsalam kak".balasnya sambil mengusap dadanya yang berdegup kencang karena kaget.
"Bapak kaget ya? tanyanya sambil mengambil tangan kanan Bapak nya untuk salim.
" Kok Bapak nggak wa kalau mau jemput? tanya Amelia yang sedang di pasangkan helm oleh Bapaknya.
"Suprise buat anak Bapak".ucap nya sambil memindai wajah putrinya yang terlihat begitu lelah karena seharian bekerja.
Sungguh hatinya begitu sedih saat melihat putrinya harus bekerja di saat semua anak seumuran dengan nya bisa bermain dan bersenang-senang.
Pekerjaan nya hanya sebagai petugas pembersih taman dengan gaji kecil itulah alasan pertama putrinya mengambil pekerjaan sambilan agar bisa memenuhi kebutuhan sekolah nya yang tidak bisa dirinya penuhi.Ingin rasanya dirinya bilang
"Kakak nggak usah kerja, biar Bapak aja".
Sadar kalau sedikit lagi air matanya mulai jatuh laki-laki itupun langsung melihat kearah depan.
" Ayo naik,nanti keburu kemalaman ".ajaknya dan gadis itupun langsung naik.
" Sudah siap?
"Sudah".
Mendengar kata sudah dari putrinya laki-laki itu pun langsung mulai menjalankan motor nya menyusuri jalan raya yang masih begitu ramai.
Selama perjalanan kedua nya pun saling mengobrol hingga saat motor mereka berada di dekat para pedagang kaki lima gadis itupun langsung meminta berhenti.
"Kenapa minta berhenti? tanyanya Bapaknya.
"Perut kakak lapar mau makan".katanya dan laki-laki itupun akhirnya mengangguk lalu memarkirkan motornya.
" Memang nya kakak mau makan apa? tanya Bapak nya.
"Pecel ayam".
" Kalau Bapak mau makan apa? tanyanya balik.
"Samain sama menu kakak aja".jawabnya dan gadis itupun mengangguk lalu berjalan memasuki warung pecel lele dan mengambil tempat duduk di dekat pojok.
Amelia pun memesan makanan nya dan setelah menunggu beberapa menit pesanan mereka pun datang.
" Makan yang banyak Pak, kalau kurang nanti pesan lagi".
"Ini aja belum habis Bapak makan, masa mau pesan lagi".
" He... he.. he.. kali aja Bapak mau nambah satu porsi lagi".ledeknya membuat laki-laki itupun hanya tersenyum.
Amelia makan dengan begitu lahap sungguh hari ini perut nya benar-benar sangat lapar berbanding dengan nya sang Bapak malah tidak terlihat nafsu dengan makanan yang ada di piring nya.Melihat itu Amelia pun langsung berbicara
"Kok nggak di makan Pak? tanya nya sambil melirik Bapaknya.
" Apa nggak suka? Kalau iya ini di bungkus aja biar kita cari makanan apa yang ingin Bapak makan ".ucapnya memberikan solusi.
" Em maaf kak, Bapak tadi melamun.Nggak usah di bungkus makanan nya ini Bapak baru mau memakannya ".katanya sambil kembali melanjutkan makan nya.
Amelia pun mengangguk lalu menyeruput es jeruk nya karena dirinya sudah selesai makan.
Hening
Hingga beberapa saat kemudian laki-laki itupun berbicara sambil menatap wajah cantik putrinya
" Kak".
"Iya Pak ada apa? Bapak mau nambah makan nya? tanya nya saat melihat kearah piring Bapak nya yang sudah kosong.
Laki-laki itupun menggeleng tanda tidak.
" Bukan,perut Bapak alhamdulillah sudah kenyang"
"He kirain".ucapnya sambil nyengir membuat Bapak nya hanya bisa mengusap dadanya lalu menatap putrinya lagi, kali ini laki-laki begitu serius.
"Jika Bapak nggak ada,kakak bisa nggak jagain Ibu sama Adik-adik".
Deg... deg... deg
Mendengar perkataan Bapak nya Amelia langsung menatap wajah Bapaknya yang berada tepat di hadapan nya.
"Tentu saja Pak, tanpa Bapak minta pun kakak akan tetap jagain mereka".jawabnya dan membuat laki-laki itupun tersenyum.
" Alhamdulillah Bapak senang mendengar nya".katanya membuat Amelia pun melirik ke arah Bapaknya yang terlihat tidak baik-baik saja.
"Kok aku ngerasa ada yang berbeda sama Bapak, sebenarnya apa maksudnya berbicara seperti itu?Dan gelagatnya seperti mau pergi jauh saja".ucapnya dalam hati.
Bersambung