"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin"
Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis.
"kau.. Aku tidak ingat"
"Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buronan itu hingga ia meringis kesakitan.
"Berhenti, wanita gila" Umpat nya.
"Kembalikan ciuman pertamakuu!!" Seru nya histeris, habis nya Glamora tak rela ciuman pertama nya diambil buronan sialan ini.
"Baik, kalau itu mau mu". Buronan itu mendekat kan langkah nya perlahan ke wanita yang ada dihadapan nya, sehingga Glamora terpojok dan tidak bisa kabur lagi, buronan itu mendekat kan wajah nya pada Glamora. Apa ini haruskah Glamora merasa terancam karena takut dilecehkan.
Cupp
Glamora melebarkan mata nya kaget, apa yang berusan terjadi, buronan itu tersenyum geli. Ia mengambil dagu Glamora dan menahan nya, lalu melumat bibir Glamora yang sedikit tebal. Glamora mendorong tubuh kekar buronan itu.
"Sialan kau!"
PLAKK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melza Apriliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Pagi ini, suara kicauan burung yang merdu, embun pagi yang masih terlihat mengelilingi sekitar lingkungan. Glamora terbangun dari tidurnya.
"AAAAA!!". Teriak nya saat membuka kedua matanya. Ia melihat 6 pelayan wanita yang sedang melihatnya sambil tersenyum, posisi mereka tiga disamping kanan dan tiga lagi disamping kiri, bagaimana Glamora tidak kaget kalau bangun-bangun sudah ada yang menantinya.
"Kalian sedang apa?". Tanya Glamora bingung sambil mengucak matanya.
"Pagi nona, kami disini akan melayani nona seperti apa yang diperintahkan tuan muda". Ujar wanita paruh baya yang memang lebih tua dari 5 pelayan lainnya.
Bebarapa pelayan menyiapkan riasan wajah, dan dress untuk dilenakan oleh Glamora nanti. Glamora beranjak bangun dari ranjang. "Nona tidak mandi?". Tanya wanita muda yang sepertinya baru 17 tahun.
Glamora menatap ke anak itu, gadis yang canik, rambutnya dikepang dua, lesung pipi yang terlihat saat ia tersenyum, dan ada pita lecil diakar kepang nya.
"Ah, baik, aku mandi dulu ya". Glamora pergi ke kamar mandi, pelayan-pelayan itu menunggu Glamora sembari menyiapkan apa saja yang sksn diperlukan untuk Glamora.
Selang beberapa menit, akhirnya Glamora keluar dari kamar mandi. "Sinii nonaa cantik". Gadis 17 tahun itu menggandeng tangan Glamora, dan menariknya ke besi yang sudah tergantung beberapa dress.
"Aletta, sopan sedikit". Ujar wanita paruh baya itu. "Maaf ya nona..". Tambahnya dengan raut wajah tak enak.
Glamora mengangguk kecil sambil tersenyum. "Jadi namamu Aletta ya?". Tanya Glamora menatap Gadis itu. Aletta mengangguk antusias.
"Nona, silahkan pilih dress yang ingin nona pakai". Ujar satu pelayan yang sepertinya seumuran dengan Glamora namun lebih tua, dengan rambut yang dicepol.
Glamora melihat-lihat, dan is tertarik dengan salah satu dress. "Aku ambil ini, tunggu aku akan mengganti pakaianku". Glamora mengambil dress itu dan berlari kecil menuju ruang ganti.
Selang beberapa menit, Glamora keluar, ia sangat cantik saat menggunakan dress itu, memang sedikit tua, namun jika dipakai oleh nya semua yang menghambat kecantikan nya hilang seketika.
"WAAA, NONA SANGATT CANTIK". Ujar Aletta semangat, matanya berbinar saat melihat kecantikan wanita yang menggunakan dress itu.
"Iyaa sangat cantik"
"Cantikk sekaliii nonaa.."
"Wahh, pantas saja tuan muda memilih nona"
"Betul, belum memakai perhiasan dan make-up saja sudah sangat cantik"
Ucap para pelayan yang lain.
Glamora tersipu, pipi nya memerah. "Terimakasih, kalian juga sangat cantik". Glamora tersenyum manis.
"Mari nona, saya bantu merias wajah". Ucap salah satu pelayan yang sudah menunggu nya ditepi meja rias. Glamora menghampiri pelayan itu lalu duduk dikuris, dan menatap wajah nya dipantulan cermin. Pelayan itu mulai merias wajah nya, dan ada pelayan lain yang membantu meyisir rambut Glamora.
"Baik, sudah siap nona". Pelayan itu tersenyum. Memang wajah Glamora sudah cantik, jadi pelayan itu hanya menoreskan tipis makeup ke wajah nya.
"Nona, tuan muda sudah menunggumu dibawah".
Akhirnya, Glamora berterimakasih kepada 6 pelayan itu, lalu turun menyusuri tangga. Agler yang sedang melihat jam nya teralihkan karena suara heels yang dipakai Glamora, hingga sampai Glamora dihadapanya. Mulut Agler ternganga.
"Hei, kau kenapa" Glamora mengayun-ayunkan tangan nya didepan wajah Agler, seketika Agler sadar dari lamunannya. Dirinya sangat terpesona melihat kecantikan bidadari yang ada didepannya sekarang.
"Mari, ikut aku". Agler menggenggam tangan Glamora seperti anak kecil, mereka ke luar rumah, dan disana sudah terpampang adanya motor.
"Wahh, aku sangat suka ini, apakah kita menggunakan motor ini?" Tanya Glamora ada Agler, dan dibalas anggukan kecil.
Glamora melompat ke jok motor belakang, ia memakai helmnya, dan disusul oleh Agler. Lalu mereka manancapkan gas dan pergi.
.
.
.
"Sudah sampai, silahkan turun nona Glamora". Ujar Agler yang sudah memarkirkan kendaraan nya.
"WAHHH!! INI YANG AKU INGINKAN DARI DULU, KENAPA KAU BISA TAHUU??". Glamora tersenyum senang, ia berlari kecil munuju loket pembayaran.
Agler terkekeh kecil, ia menyusul Glamora yang sudah didepan beberapa orang-orang yang sedang mengantri. Ia menghampiri nya.
"Memangnya kau bawa uang?". Tanya Agler meledek. "Kau kan yang bayar". Jawab Glamora santai.
"Cih"
Akhirnya mereka sudah mendapatkan 2 tiket, popcorn dan minuman dingin, lalu mereka memasuki salah satu ruangan yang sudah tersedia untuk menonton film yang mereka inginkan.
Didalam ruangan itu, ada banyak bangku yang dimana ada 20 baris yang setiap barisnya berisi 20 bangku juga dikanan dan kiri, yang ditengah nya diberi jalan untuk seseorang lewat, lalu didepan itu diberi skat pagar untuk penonton VIP yang dimana berada paling depan dan bangku nya bermodel 2 bangku yang dijadikan satu, tentunya Agler dan Glamora memesan bangku VIP, dan film pun dimulai.
Layar menampilkan adegan berciuman, mata Glamora sangat fokus, ia tidak mau kehilangan moment ini. Namun matanya ditutup oleh tangan seseorang, ya itu Agler. Glamora berusaha melepaskan tangan kekar Agler.
"Anak kecil gak boleh lihat". Ujar Agler dengan entengnya.
"Aku ini tidak lebih muda darimu". Sahut Glamora yang berhasil melepaskan tangan Agler dari matanya. Ia menatap Agler kesal
"Gara-gara kau, aku tidak melihat adegan tadi". Bibir Glamora mengerucut, tangannya ia kepal diperutnya.
Agler menangkup kedua pipi Glamora, lalu menghadapkannya ke arah nya, mata mereka saling beradu pandang. Agler mendekatkan wajahnya, ia melumat bibir Glamora dengan lembut, anehnya disaat itu Glamora tidak memberontak, pikirannya memang menolak, namun hatinya sudah terangsang oleh aksi yang Agler lakukan.
Glamora menjauhkan dirinya karena teringat ini tempat umum, ia memfokuskan dirinya ke layar lagi. Sementara itu Agler tersenyum senang.
Glamora yang sudah mulai bosan melihat film itu, akhirnya tertidur pulas dibahu Agler. Setelah 2 jam, film itu pun berakhir.
Agler merogoh kantong blazer nya, ia mengambil handphone, lalu menekan sebuah nomor. "Pak, tolong ke cinema yang ada disebrang mall cyan, ya, bawa mobil, saya tunggu". Lalu Agler menggendong Glamora ala bridal style. Dan keluar dari ruangan itu.
Setengah jam Agler berdiri didepan cinema itu, menunggu orang suruhannya, sambil menggendong Glamora. Dan akhirnya suruhannya itu datang, ia keluar dari mobil, lalu rukuk sejenak untuk memberi hormat. "Ini tuan kunci nya". Pria itu memberikan kunci nya pada Agler. Tentunya ia kesusahan.
"Ini kunci motor ku, terparkir disana". Agler melempar kecil kunci nya ke arah suruhannya itu. "Maaf, aku kesusahan, sampai jumpa". Ujar Agler yang berjalan ke mobilnya.
Ia menaruh Glamora kursi samping pengemudi, tak lupa dipakaikan nya sabuk pengaman. Dan pergi dari cinema itu.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN PROMOSIIN YA!!
THANKS UNTUK KALIAN SEMUA YANG UDAH SETIA DAMA CERITA AKU.