NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

Dikantor Jerri masih ada Martin,selain mengerjakan tugasnya mereka juga membahas tentang Damian yang saat ini sedang mengalami masalah karena Murni.

Celine mendekati Zahira,dia menanyakan mengapa tidak masuk selama beberapa hari tanpa memberi tahunya bahkan tanpa ijin.

"Ra,kamu kemana aja kok gak ijin kemarin?"tanya Celine

"Aku gak enak badan Mbak."jawab Zahira sambil nyengir dan menoleh kearah Safi

"Ah,iya Mbak."kata Safi

Celine hanya mengangguk dia meninggalkan Zahira begitu saja karena telpon dimejanya berbunyi.Zahira dan Safi menghembuskan nafas lega karena Celine tidak memperpanjang pertanyaan kepadanya.

"Selamat gue."kata Zahira

"Kenapa kamu takut?"tanya Safi

"Aku gak takut,hanya gak enak saja."jawab Zahira

Zahira kembali bekerja,tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi,dia buru-buru kepantri karena harus segera membuat kopi,Zahira juga keluar kekantin dia mencari makanan ringan untuk Jerri dan Martin yang masih berada didalam ruangan.

"Mas,bisa bantu aku gak?"tanya Zahira sambil membuka pintu ruangan

"Apa sayang?"tanya Jerri

"Kopinya,buat kamu sama Martin."jawab Zahira

"Mana?"tanya Jerri

"Masih dimeja luar."jawab Zahira

Jerri keluar disana dia melihat Celine sedang mencatat di white board,Jerri tersenyum melihat alasan Zahira kali ini,Jerri masuk dengan membawa nampan dia meletakkan diatas meja dan mengajak Martin beristirahat sebentar.

"Sudah istirahat dulu."kata Jerri

"He hem,makasih."kata Martin sambil meraih cangkir kopi

Zahira keluar ruangan setelah Jerri meminta ijin kepadanya,awalnya dia mengajak Zahira makan diluar namun Zahira menolak karena lelah,dia lebih memilih makan dikantin bersama Safi.

Melihat Zahira keluar dari ruangan Presdir membuat Celine kembali menahannya,kali ini dia menggunakan badannya.

"Kamu dari ruangan Presdir lagi?"tanya Celine

"Ah,tadi Pak Jerri memintaku membuat kopi."jawab Zahira

"Kopi?sesering itukah Pak Jerri minum kopi?"tanya Celine

Zahira kembali selamat karena ponsel Celine berbunyi,dia menerima panggilan dan menghindari Zahira karena ingin fokus mendengarkan si penelpon.

Zahira kembali kemeja kerjanya,disana Safi masih fokus tidak menoleh kearahnya meski begitu mulutnya tidak bisa dikontrol saat melihat Zahira keluar dari ruang Jerri.

"Apa Pak Jerri tidak mengajakmu main kali ini?"tanya Safi

"Apaan sih,banyak mata disini."jawab Zahira

"Kalian sudah sah jadi suami istri,tidak masalahkan,dan sampai kapan mau main kucing-kucingan lagi?"tanya Safi

Zahira menoleh kearah Safi,dia sangat ingin mempublikasikan hubungannya dengan Jerri namun Jerri sendiri masih belum memberinya ijin.Zahira memainkan ponselnya dia mengirim pesan kepada Jerri dan Jerri hanya menjawab iya.

Jam makan siang sudah tiba,Safi dan Zahira berjalan menuju kantin sementara Jerri dan Martin keluar menemui Damian dicafe terdekat dimana mereka pernah nongkrong bareng.

Damian sudah memesan makanan namun masih menunggu Jerri dan Martin,dia memainkan ponselnya dan tiba-tiba sebuah panggilan membuatnya menoleh kearahnya.

"Damian."panggil Jerri

"Ah,kamu apa kabar?"tanya Damian sambil berjabat tangan dan memeluknya

"Baik,bagaimana dengan kamu?"tanya Jerri

"He hem,seperti yang kamu lihat."jawab Damian

Mereka berdua duduk berseberangan,Martin tidak jadi ikut karena harus pulang kerumahnya,tadi Mamanya meminta kepadanya untuk membawa Safi hanya saja sudah separuh jalan jadi tidak mungkin Martin balik lagi.

Jerri dan Damian bercerita tentang dunia balap,mereka bernostalgia dan kembali mengenang masa lalu.

"Kamu gak kembali meski sekedar hobi?"tanya Damian

"Ada sih rencana,hanya saja ngomong sama Zahira agak susah."jawab Jerri

"Oh ya,masalahmu sama gadis itu apa benar-benar sudah selesai?"tanya Damian

"Aku gak punya masalah sama dia,hanya saja Nyokap terlalu sayang jadi rela menggelontorkan dana besar buat dia."jawab Jerri

"Tapi pilihan kamu malah sama Zahira?"tanya Damian

"Kami bertemu lagi secara tidak sengaja,ya aku gak mau menyia-nyiakan kesempatan."jawab Jerri

"Jadi itu sebabnya kamu mengirimnya kepulau?"tanya Damian sambil tertawa

"Kamu juga bisa mengirimnya kemana saja selama itu bertentangan dengan hati nuranimu,tapi selama kamu nyaman jalan sama dia ya sudah silahkan jalani saja."jawab Jerri sambil mengaduk minuman

Damian masih berfikir keras,bagaimana cara melepaskan duri dari Aira dan Murni,apalagi Papanya sangat mendukung namun hatinya sangat bertentangan.

Selain membicarakan dunia balap,mereka juga merencanakan bekerja sama dalam bisnis,Damian sedang mencari seseorang yang bisa dipercaya,dan Jerri langsung merekomendasikan Arya.

"Arya?"tanya Damian

"Iya,dia calon suami adiknya Zahira."jawab Jeŕri

"Oh,ternyata dunia ini sangat kecil."kata Damian

Setelah selesai makan siang mereka kembali kekantor masing-masing.Damian langsung menghubungi Arya dan memintanya datang kekantornya besok pagi.Meski Papa Damian menghubunginya hingga beberapa kali Damian tidak menerimanya,dia memilih tidak menggubrisnya bahkan menonaktifkan ponselnya.

"Damian,kemana saja kamu?"tanya Papa saat Damian kembali kekantornya

"Ada apa sih Pa?"tanya Damian

"Aira mencari kamu,cepat hubungi dia."jawab Damian

"Pa,aku memutuskan untuk mengcancelnya Pa,Papa aja yang menikah dengannya atau menikahi Ibunya."kata Damian

Papa Damian terdiam,ucapan anaknya menjadi ancaman baginya,Papa Damian menginginkan Damian menikah dengan Aira karena dia ingin lepas dari murni,namun kini malah Damian memintanya menikahi Murni.

"Damian,Papa mohon menikahlah dengan Aira."kata Papa Damian

"Ya sudah Papa aja yang menikah dengan Murni apa Aira apa dua-duanya."kata Damian sambil melepas jasnya

Damian kembali membuka laptopnya dia mengerjakan sisa pekerjaan pagi tadi meski Papanya masih ada diruangannya.Ponselnya berbunyi beberapa kali namun Papa Damian tidak menerimanya malah melemparnya diatas meja.

Damian beranjak dia meraih ponsel Papanya dan menerima panggilan,namun dia tidak bicara dia hanya mendengarnya dan menempelkan ditelinganya.

"Mas,gimana sih?kemana anakmu sekarang?mengapa belum juga menjemput Aira?"tanya Murni

Damian mengenggam ponsel Papanya dengan erat setelah mengakhiri panggilannya dengan Murni.

"Papa punya hutang apa sama dia?"tanya Damian

"Dia menolong Papa waktu itu."jawab Papa Damian

"Kapan?"tanya Damian

"Sebulan lalu,didepan Mall."jawab Papa

Damian meminta kepada asistennya untuk meninjau ulang tentang kejadian yang menimpa Papanya,beberapa waktu lalu Martin juga bercerita,dan polanya sangat mirip,cara mendekatinya dengan menolong setelah merasa punya hutang budi baru Murni berulah.

Tanpa menunggu waktu lama asisten Damian mengirim beberapa pesan,dan membuat Damian langsung beranjak menemui Aira dan Murni.

"Tante bisa jelaskan ini?"tanya Damian sambil menyodorkan sebuah rekaman video

Wajah Murni langsung memerah,ada perasaan marah yang dia tahan,namun dia hanya tersenyum,bicaranya menjadi lembut.

"Damian,itu tidak benar."jawab Murni

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!