Papa Dewa Obat

Jangan salahkan dunia yang kejam. Setiap manusia dapat hidup dengan keyakinan mereka sendiri. Hidup sejajar tanpa saling menjatuhkan atau saling mengadu domba. Hari ini hanya pelajaran kecil yang dilakukan Lin Feng sebelum meninggalkan perusahaan yang nilai moralnya telah hancur.

Para karyawan yang mudah dibujuk rayu dengan iming-iming kekayaan. Kebusukan hati manusia menimbulkan bencana yang membuat kerugian pada diri sendiri.

"Ini bukan hukuman dari langit. Melainkan pilihan hidup kalian sendiri. Tak ada satupun orang-orang ini lolos dari musibah. Nikmatilah semua ini."

Sosok protagonis ini adalah seorang antagonis yang telah hidup di dua kehidupan. Tidak ada yang menjamin, seorang yang mendedikasikan dirinya sebagai seorang Dewa Obat adalah seorang yang bisa berbuat kejam.

Setelah kepergian Lin Feng, mobil polisi telah datang dengan maksud menangkap para tersangka. Lien Thung, Bi Qiarou, Dan Mucheng dan para tersangka yang telah menggelapkan uang perusahaan. Selain itu, mereka juga sudah terkena penyakit yang tidak membuat orang mati tapi hidup tersiksa.

Meskipun kekayaan keluarga Lien telah berpindah orang, tidak menutup kemungkinan, keluarga Lien masih mengganggu Alysa Lien. Hingga mereka tidak hidup lagi, mungkin baru melepaskannya.

Akan ada hari esok yang cerah saat keluarga Lin Feng berkumpul. Saat Alysa bangun dari tidurnya yang lelap dan akan bangun dalam waktu beberapa jam lagi. Hingga saatnya nanti, semua masalah akan selesai. Terutama masalah yang ada di depan mata.

"Hari ini aku membawa keluargaku naik mobil. Dan tidak banyak orang yang mengetahuinya. Kenapa ada aura pembunuh yang sangat kuat diarahkan padaku?"

Dalam berkendara, Lin Feng telah belajar dalam game. Dan baru terealisasikan saat ini. Tidak menyangka di manapun berada, masih ada orang yang mengincarnya. Meski ia tidak bersalah sekalipun.

"Yu'er, sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang. Kau pejamkan matamu beberapa menit. Nanti akan melihat kejutan yang papa siapkan untukmu."

"Kejutan apa, Pa? Apa akan ada hadiah atau apa?" Lin Yu'er melakukan apa yang dikatakan Lin Feng. Ia menutup matanya dengan kedua tangannya.

Lin Feng tidak mau ada resiko apapun. Langsung membuat Lin Yu'er tertidur. Setelahnya menyetir dengan kecepatan tinggi untuk mencari tempat yang cocok untuk bertarung.

Sebuah mobil berwarna hitam dengan kecepatan tinggi, tepat di belakang mobil Lin Feng. Pengendara adalah seorang pria paruh baya berusia empat puluh tahunan. Hawa pembunuh menyerang Lin Feng dan pertarungan maut tak terelakan.

Tibalah di sebuah bangunan runtuh yang ada di kota Chang. Lin Feng menghentikan laju mobilnya dan keluar dengan tenang. Sembari menunggu seseorang yang dengan niat pembunuh. Tak ada yang perlu ditakutkan karena ia yakin dapat mengatasi masalah kecil tersebut.

"Yo, di siang bolong begini, ada seorang pria dengan aura pembunuh yang luar biasa. Apakah aku pernah menyinggung tuan ini? Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Lupakan. Mungkin kau adalah pembunuh bayaran yang disewa oleh mereka, bukan? Seharusnya tidak ada musuh selain mereka."

"Diam! Kau telah menghamili putriku dan mencampakannya! Apakah kau sudah bosan hidup, bocah?" teriak pria paruh baya tersebut.

"Menghamili putrimu? Hey-hey, lelucon apa lagi yang kau katakan? Bagaimana aku tahu putrimu yang mana? Dan jangan asal bicara sebelum ada buktinya! Aku tidak pernah menyentuh wanita manapun kecuali istriku."

"Lancang! Rasakan pembalasannya! Kau harus tanggung jawab dengan kematian mu!" Pria tak dikenal pun maju dengan tinjuannya.

Lin Feng menangkis serangan dengan tangan kirinya. Lalu menendang lututnya dengan keras. Sehingga menimbulkan suara nyaring nan indah. Sebuah kretekan yang sudah dipastikan tulangnya patah.

"Ini pelajaran pertama karena telah mengganggu istri dan putriku. Dan ini!" Lin Feng mematahkan lengan pria itu. Dan menimbulkan suara yang sangat nyaring. "Ini adalah balasan untuk mengganguku menyetir mobil."

Tak sampai begitu, Lin Feng melemparkan pria itu dengan satu tendangan. Akibatnya membuat pria paruh baya itu mengalami luka sangat parah.

"Itu yang terakhir, karena telah memfitnahku menghamili putrimu yang tidak aku tahu siapa. Dan aku tidak ingin melihat wajahmu lagi selamanya."

Lin Feng akan pergi dari tempat tersebut. Namun seorang wanita hamil berlari dan menghampiri pria tersebut. Wanita muda berusia dua puluh tahunan yang sedang hamil besar. Dengan usia kehamilan tujuh bulan. Namun tidak memiliki suami yang bertanggung jawab.

"Ayah! Ayah! Tidak! Kenapa kamu seperti ini? Kenapa? Kenapa kau melakukan ini pada ayahku? Huhuhu!" Wanita itu pun menunjuk ke arah Lin Feng. Ia tampak marah dan meneteskan air mata kesedihan.

Awalnya wanita itu kesal dengan mantan kekasihnya. Ia juga tidak tahu kekasihnya di mana sekarang. Karena melihat mobil yang sama seperti yang dibawa kekasihnya, ia telah mencelakai ayahnya sendiri. Ia salah mengenali orang hanya karena mobil yang sama.

Secara sadar, Lin Feng tidak pernah melihat wanita muda itu sebelumnya. Karena tidak pernah merasa bersalah itulah yang membuatnya marah. Ia tidak terima dan dilanda emosi sesaat.

"Hey, Nona. Katakan pada ayahmu untuk tidak memfitnahku. Kau juga jaga baik-baik kandunganmu. Kita baru pertama kali bertemu dan bagaimana mungkin bisa menghamilimu?"

Lin Feng berjalan dengan santai meninggalkan ayah dan anak itu. Ia tidak ingin ada masalah berkelanjutan dan tak mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Ia tidak kenal dan tidak mungkin mau melakukan hal yang bertentangan dengan hatinya.

Namun wanita itu berdiri dan berlari kecil. Ia menyeret tangan Lin Feng dengan berurai air mata. Rasa sedih dan hancur saat ia sedang mengandung tapi tidak memiliki pria yang bertanggung jawab.

"Tunggu! Nikahilah aku!" teriak wanita hamil itu dengan keras. "Aku. Aku akan membayarmu dan akan mewarisi harta keluargaku!"

"Hah? Bicara apa kau ini? Lepaskan tanganmu. Jangan sampai orang mengira, aku yang telah membuat perutmu bengkak! Aku tidak akan menanggung hal yang tidak kulakukan! Aku sudah memiliki istri dan anak!"

"Baiklah. Aku akan melapor polisi kalau tidak mau. Meski ini bukan anakmu, aku yakin dengan kedudukan orang tuaku, kamu akan menyesalinya. Ingatlah. Aku adalah anak dari keluarga ternama di kota Chang. Nama ayahku ada–"

"Diam!" Lin Feng memotong ucapan wanita tidak tahu malu itu. Lantas ia pun segera memberi obat tidur dan membiarkannya tergeletak di reruntuhan.

Lin Feng membiarkan wanita hamil itu tergeletak dan menghampiri pria yang menuduhnya. Lalu mengangkat pria yang telah mengalami patah tulang itu ke samping wanita itu.

"Apa? Apa yang kau lakukan? Akhh! Aku sudah terluka parah. Mohon maafkan aku. Aku tahu aku salah. Aku akan membayarmu jika mau menikah dengan putriku."

Satu lengannya sudah patah dan satu kakinya juga lumpuh. Tulang pria itu juga tidak mungkin bisa disambung lagi. Tak ada yang akan tahu wajah asli Lin Feng karena efek pil pengubah wajah itu masih berfungsi. Jelas-jelas mereka berdua yang mencari masalah sebelumnya.

***