Harap membaca Novel JERAT CINTA DEWI ULAR biar gak bingung sebelum membaca novel ini.
Dua cinta yang terpisah karena beda dunia. akan kekuatan cinta mampu mempersatukan mereka kembali?
Akankah ada jalan bagi mereka untuk menemukan cinta yang hilang..
Ikuti kisah perjalanan cinta anata Kenzo dan Adhisti yang harus terpisah karena dunia mereka yang tidak sama..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enam
Kenzo menatap bayi itu dengan sangat lama. "Baiklah, esok aku akan membawakannya selimut yang bekas ku pakai," ucapnya dengan begitu bersemangat. "Kalau begitu aku pamit, ada keperluan lain," ucapnya dengan sopan.
Dewi Asri menganggukkan kepalanya, dan ia bergegas membawa masuk Dewi Pandita masuk ke dalam rumah dengan menaiki anak tangga.
Kenzo kembali menyusuri gang kecil tersebut dengan senyum yang begitu sumringah.
Saat ia berpapasan dengan beberapa orang yang melintas, mereka terlihat menatap aneh pada pria tersebut, sebab merasa jika Kenzo sedang apa ke berjakan dari dalam gang buntu tersebut.
Kenzo tak memperdulikan tatapan aneh orang-orang yang melihatnya. Ia bergegas memasuki mobilnya, lalu menuju kantornya.
Setibanya diruangan kerja, ia melihat tumpukan berkas yang harus ia tanda tangani dan ternyata itu berkas kontrak perjanjian kerjasama dengan para distributor dengan perusahaannya.
Entah keberuntungan apa yang menghampirinya saat bertemu dengan bayi mungil itu, ia dihinggapi berbagai nasib yang baik, seolah aura kebaikan datang padanya.
Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Saat ketika ia ingin menandatangani berkas terakhir, ia mendengar suara langkah sepatu high heels seorang wanita yang menuju ke arahnya.
Wanita itu tak lain adalah Lyra, yang menjadi sekretarisnya dan berjalan membawa berkas untuk ditandatangani oleh Kenzo.
Sesaat pria itu mengendus aroma yang tak biasa. Ia merasakan tak nyaman dan bulu kuduknya sedikit meremang.
Kenzo mengangkat wajahnya dan menatap sang sekretaris yang terlihat sangat cantik pagi ini, namun entah mengapa perasaannya tidak tenang, ada sesuatu yang sangat membuat hatinya gelisah.
"Ini Bos. Berkas yang harus ditandatangani, dan jangan lupa ada rapat dengan klien yang di PT Agro." wanita itu meletakkan beberapa berkas diatas meja dan ia duduk dikursi depan.
"Keluarlah, tidak perlu mengawasiku dalam bekerja," ucap Kenzo.
Lyra yang baru saja meletakkan bokongnya dikursi merasa tersinggung dan kembali beranjak bangkit, dan memasang wajah yang sangat kesal.
Wanita itu meninggalkan Kenzo dan keluar dari ruangan, namun ia merasa seperti mengendus aroma kenanga yang tak biasa, tak mungkin itu parfum yang dikenakan oleh Lyra.
*****
Adhisti baru saja menidurkan Dita, ia sepertinya tertidur begitu tenang saat mengenakan pakaian sang ayah, sepertinya ia tak lagi menangis dan rewel.
Adhisti beranjak dari ranjangnya. Ia ingin keluar dari kamar untuk mengambil sesuatu. Namun ia merasakan jika aroma kenanga terasa kuat diseberang tabir ghaib yang dibuat oleh Dewi Asri.
Ia kembali ke ranjang, lalu menggendong bayi mungilnya dan mendekapnya.
Tabir ghaib itu terlihat bergerak-gerak dan seolah ada yang berusaha untuk menembusnya.
Diluar sana, terlihat satu sosok nenek tua dengan rambut panjang menjuntai hingga ke tanah. Kukunya tajam meruncing, dengan dua bola mata merah menyala, sepertinya ia baru saja bangkit dari kegelapan karena lama terkubur dan menantikan kelahiran seorang bayi yang dianggap dapat memberinya kekuatan dan juga keabadian.
Wajahnya yang keriput, dan giginya yang meruncing, menambah kengerian yang semakin membuat buku kuduknya meremang.
Ia haus akan darah sosok bayi tersebut, ia menginginkannya segera.
"Grrrrrr...,"
Iya menggaruk tabir ghaib tersebut, dan rasa haus untuk memiliki korbannya sudah tak sanggup lagi ia tahan.
Adhisti mendekap erat puterinya, ia tak ingin meninggalkan bayinya meskipun hanya sekejap saja.
Adhisti meraih kain jarik, lalu mengeratkan gendongannya, sebab sosok itu semakin lama terus memaksa untuk masuk dan bisa saja ia akan menembus tabir tersebut.
Adhisti bersiap dengan tombak ditangannya, ia kan menghadapi sosok itu andai saja berhasil menembus tabir tersebut.
Suara garukan didinding tersebut terdengar begitu kuat, seolah bagaikan kaca yang retak.
Kreeetaaak
Suara retakan tabir ghaib itu seolah tertembus oleh ujung kuku yang sangat runcing.
Byaaaaaar
Tabir itu berhasil tertembus dan membuatnya terbuka, dan saat bersamaan, satu sosok wanita bertanduk melesat ikut masuk, ternya ia sudah menunggu cukup lama.
Melihat hal tersebut, Adhisti memasang kuda-kuda dan itu tandanya ia harus menghadapi dua iblis itu sekaligus.
"Hei, Nenek Tua, jangan mencoba mendahuluiku, bayi itu milikku, maka aku yang berhak mendapatkannya!" sosok bertanduk dengan ekor runcing tersebut mencoba menghalangi langkah sang sosok wanita iblis tua yang saat ini sedang melesat untuk menembus pintu rumah yang ditempati oleh Adhisti bersama puterinya.
"Kau fikir dapat mengalahkanku? Akulah penguasa kegelapan! Sudah begitu lama aku terkubur dalam penantian, dan saat ini adalah masa yang ku tunggu untuk membuat keabadianku semakin kuat!" ucapnya dengan sorot mata yang begitu tajam.
"Aku tidak perduli dengan urusanmu, sudah saatnya kau terkubur disana selamanya, dan kau harus melewati ku terlebih dahulu!" Iblis bertanduk yang tak lain adalah Mayang melesat sembari mengibaskan ekornya dan hal itu berhasil membuat sang wanita tua renta itu terluka dibagian wajahnya.
"Aaaaargh," pekiknya kesakitan.
Mayang mengulas senyum tipis, dan ia bersiap menyerang dengan kukunya yang tak kalah runcing.
"Kau fikir kekuatanmu dapat mengalahkanku?! Itu tidak semudah yang kau bayangkan!" ucap sosok wanita renta itu, lalu melesat dan menyerang Mayang yang saat ini sudah bermain curang, sebab ia yang terlebih dahulu dapat membuka tabir ghaib tersebut.
Mayang mencoba membalas serangan wanita mengerika itu, dan pertarungan terjadi dengan sengit.
Craaaaas
Wanita itu berhasil membalas cakaran diwajah Mayang dan itu cukup setimpal, sehingga membuat luka goresan yang cukup parah.
Tak hanya sampai disitu, sosok itu kembali menyerang Mayang dengan menarik ekor wanita tersebut dengan sangat kasar, sehingga membuat Mayang tersentak kaget dan berteriak dengan histeris.
"Aaaaaaargh," pekiknya dengan wajah memerah dan mengeluarkan asap bagaikan bara api.
Ia memberikan serangan pada sang nenek tua dengan hujaman sebuah senjata tombak bermata dua yang ia dapatkan dari sekutunya yang telah ia khianati, yaitu Robert.
Craaaas
Tombak itu tertancap didada sang wanita tua, sehingga membuat cairan pekat berwarna hitam keluar deras dari luka yang dialaminya.
Mayang menariknya, lalu terlihat usus yang membusuk dan dipenuhi belatung menyembul dari luka itu.
Tak terima dengan kekalahannya, Sosok wanita renta itu menangkap ujung tombak milik Mayang, dan menariknya denga cukup kencang, lalu terkena pintu rumah Adhisti, dan membuatnya terbuka.
Braaaak
Seketika Adhisti merasakan nafasnya memburu. Ia telah bersiap untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi.
Sosok itu melesat ingin masuk dan menuju kamar, namun Mayang tak membiarkannya, ia menarik rambut wanita tua tersebut, hingga aksinya membuat sang makhluk iblis mengerikan itu terhenti.
Mayang menariknya dengan cepat dan membuat wanita itu kembali terlempar keluar, sedangkan Mayang berkesempatan untuk masuk.
Ia melesat menuju kamar, dan saat ia berdiri diambang pintu, sebuah ujung tombak menghadangnya. "Jangan kau fikir dengan mudah mendapatkan puteriku!" ucap Adhisti dengan tatapan membunuh.
dewi pandita.. jdoh mu dah tua kaliii/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
kenzo kurang gercep... ngintap- ngintip doang... nggak buru-buru ambil tindakan... coba sekali-kali intip wajahnya... wkwkwkwkwkwk...
tenang aja y angkasa... sabar...
entar dihari pernikahan samudra mudah-mudahan ketemu sama Dita... Kenzo pasti diundang kan...
Ben ora mumet trs sirahe 🤣🤣
tgu aja kk siti bikin kek mana terhadpa merka berdua jd tgl tgu Ja ya kannn
kalian diciptakan di dunia yang berbeda...
berdoa saja semoga cinta memihak kalian berdua...
di buat gregetan terus huhuuu..
ingin segera rasanya kenzo sadar klo yg di rumahmu itu istrimu..