Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
semobil
Sementara haidar hanya terdiam tanpa menjawab apa yang di katakan oleh celin.
Setelah meluapkan semua emosinya celin memilih pergi meninggalkan haidar menuju kamar mandi.
Celin keluar dengan tank top ditubuhnya.Rambutnya yang basah terbungkus oleh handuk berwarna putih.
Tulang selangkanya begitu terlihat jelas,lehee jenjangnya menambah kesan sexy bagi setiap laki laki yang memandangnya.
Haidar yang telah siap dengan pakaian kantornya sesaat memandang tubuh celin. Celin terlalu malas menatap muka haidar saat ini hingga dia memilih mengabaikannya.
Celin berjalan menuju meja rias di kamar itu dan segera mengoles kan cream kecantikan di wajahnya.
Haidar sesekali curi pandang mengamati setiap gerak gerik celin melalui pantulan cermin.
"dia punya lesung pipi"gumam haidar yang melihat sekilas lesung pipi milik celin.
Haidar yang merasa sedikit canggung pun memilih keluar dari kamar itu.
Celin pun menyusul haidar turun menemui mamahnya.
"pagi mah"sapa celin yang kini duduk di samping suaminya.
"pagi juga sayang,gimana tidurnya nyenyak?"tany mamah haidar.
"iya mah"jawab celin.
Mereka pun akhirnya makan. Celin yang biasanya tidak mengambil kan maakn untuk haidar kini dia mulai mengambilnya.
"kalian berangkat bareng kan?"tanya mamah haidar.
"ahh...enggak mah...celin naik taxi aja"jawab celin.
"ehh mana boleh...kalian kan suami istri...lagian kantornya sama...jadi lebih baik kalo kalian berangkat bersama"kata mamah haidar.
Celin sesaat melirik ke arah Haidar...apakah haidar akan menyetujui permintaan mamahnya atau tidak.
"nggak usah liatin haidar....udah kalian bareng...haidar juga pasti nggak keberatan kok...ya kan sayang"kata mamah haidar.
Haidar hanya mengangguki apa yang di katakan mamahnya tanpa mengeluarkan suara.
Akhirnya celin dan haidar pun berangkat bersama menuju kantor.
Di dalam mobil suasana begitu hening tanpa suara. Haidar terus memandang kedepan semwntara celin memiluh menatap ke luar jendela.
Sopir yang mengemudikan mobil itu meresa heran akan perilaku majikannua itu.
"mereka suami istri.....tubuh mereka berdekatan tapi entah kemana hatinya....si bos ini punya istri cantik juga di cuekin"gumam pak sopirelihat kedua boanya mellaui kaca mobil itu.
"pak aku berhenti di jalan sebelum masuk kantor aja"kata celin.
"tapi nyonya"kata pak sopir.
"nggak papa pak...lagian temen kantor ku nggak ada yang tahu mengenai hubungan kami..."kata celin lagi.
pak sopir memandang wajah haidar melalui kaca mobil itu.
"biarkan dia turun sesuai keinginannya"kata haidar.
"baik tuan"jawab pak sopir itu.
Celin pun turun di jalan dan berjalanenuju kantornya.
"celin...kenapa jalan kaki"sapa vero tan satu devisinya.
"ahh..nggak papa kak...udah deket ini"jawab celin ramah.
"ayoo masuk"kata vero membukakan pintu untuk celin.
"tapi kak....udah deket kantornya...nggak papa biar aku lanjut jalan kakak aja"kata celin lagi yang merasa tidak enak karena takut merepotkan.
"udah ayok...lagian nanti takutnya belum mulai kerja udah capek lagi kamunya"kata vero.
Celin pun akhirnya masuk ke mobil milik vero.
Vero lalu melajukan mobil mereka menuju kantor.
Mereka sampai di basemant kantor itu.
Vero membukakan pintu mobil untuk celin dan celin keluar dari mobil itu.
"trimakasih"kata celin.
"sama sama"jawab vero.
"loh itu kan celin...ngapain turun dari mobil vero....wah wahh kalah start nih gue"kata reza yang melihat celin turun dari mobil vero.
Celin dan vero pun berjaln berdampingan sambil berbincang bincang.
Sesekali celin di buat tertawa oleh vero.
"vero"panggil reza.
"sialan tu kampret...ngerusak suasana banget"gumam vero yang melihat kedatangan reza temannya.