Naolin Farah Adyawarman, gadis berusia delapan belas tahun yang baru menyelesaikan pendidikan SMA-nya.
Tidak ada yang istimewa dari hidup Naolin, bahkan dia hampir tidak pernah melihat dunia luar.
Karena Naolin adalah anak yang harus disembunyikan, dari khalayak luas. Sebab Naolin adalah anak har*m, sang Papi kandung dengan entah siapa Mami kandungnya.
Hal itu terjadi karena Naolin, diberikan secara sukarela oleh Mami kandungnya yang merupakam gund*k, dari Papinya.
Menurut cerita keluarga Papi, Mami kandungnya Naolin ingin hidup bebas dan belum siap memiliki anak.
Tapi entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas, keputusan Maminya itu justru menjerumuskan Naolin ke lembah kesengsaraan!
Karena Naolin akhirnya hidup dengan Mama dan Kakak tiri yang jah*t. Sementara Papi kandungnya selalu berusaha untuk tutup mata, karena katanya merasa bersalah sempat menduakan sang istri sah.
Tapi saat Naolin telah menyelesaikan SMA-nya secara homeschooling, dia dibebaskan dari rumah yang iba
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss D.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Pergilah, aku tahu bagaimana cara melanjutkan hidup!"
Papi langsung terdiam, dan akhirnya segera pergi.
Aku langsung menjelajahi rumah Kakek yang bertingkat dua ini, karena belum pernah kemari.
Aku juga tidak kenal dengan keluarga Papi dan istrinya. Karena memang tidak pernah diperkenalkan. Aku akan dikunci di dalam kamar, saat sedang ada acara keluarga di rumah Papi.
Makanan akan diantarkan oleh art, ke dalam kamarku. Aku sekolah homeschooling, jadi sudah biasa saja kalau tidak boleh keluar rumah.
Ternyata Kakekku yang katanya pelit itu, lumayan boros juga untuk peralatan elektronik di rumah ini. Karena peralatan memasak lengkap, dan ada AC, serta beberapa peralatan elektronik lainnya yang berharga mahal.
Atau ini pemberian Papi ya? Karena semua barang, memang terlihat baru di rumah ini.
Tapi aku tidak perduli, dan langsung masuk ke kamar utama yang akan menjadi kamarku.
Saat aku buka lemari, ternyata sudah ada berbagai baju, gaun dan kebutuhan fashion lainnya. Sepertinya baru dibeli, karena tadi aku melihat barang yang sama di mall.
Akhirnya barang belanjaan yang baru, aku masukkan juga ke dalam lemari dengan rapi.
Lalu aku ambil handphone, dan mulai membuat sosial media yang khusus untuk mengiklankan Detektif perselingkuhan.
Karena aku tahu sakitnya menjadi anak hasil perselingkuhan, jadi sebisa mungkin aku akan memberantas orang-orang tidak setia dari muka bumi ini!
Nama akunnya adalah, Miss N Detektif Perselingkuhan. Lalu aku sambungkan juga ke laptop, dan handphoneku yang lainnya.
Setelah itu aku langsung ke dapur, karena tadi tidak sempat sarapan di rumah mantan Papiku.
Aku masukkan dulu semua makanan beku, ke dalam freezer. Lalu semua bahan makanan lainnya, aku tata di dalam kulkas dan ada juga yang disimpan di lemari yang ada di atas kompor.
Setelah semuanya rapi, baru aku ambil dua bungkus indomie goreng jumbo yang bungkusnya berwarna biru dan putih.
Lalu tidak lupa segunung cabai rawit, dan dimsum beku. Bawang merah dan bawang putih juga aku iris tipis, lalu ditumis sampai matang.
Baru setelah itu tambahkan air, dimsum beku dan cabai rawit. Setelah air mendidih, baru masukkan mie. Tidak sampai sepuluh menit, makananku selesai dimasak.
Langsung aku bawa makananku ke depan televisi, karena ingin makan sambil nonton. Sesuai dengan kebiasaanku juga.
Karena sepi, kalau makan sendirian. Jadi aku terbiasa makan, sambil menonton acara Detektif.
Selesai makan, aku langsung membersihkan dapur lagi. Karena aku tidak mau rumahku ini menjadi kotor dan berantakan.
Setelah itu aku kembali menjelajahi rumah ini, tapi di lantai dua. Karena tadi baru melihat yang lantai satu saja.
Ternyata ada empat kamar di lantai dua, sementara di lantai satu hanya ada dua kamar saja.
Tapi ada satu kamar yang menarik perhatianku, karena ada tulisan besar di pintunya yang ditulis menggunakan cat berwarna merah.
Jangan berani masuk!
Sepertinya memang tidak ada yang berani masuk, tapi aku kan Naolin. Arti namaku adalah Dewa Matahari orang Meksiko. Jadi siapa yang bisa melarangku, apalagi ini adalah rumahku sendiri!
Jadi aku langsung mencoba untuk membuka pintu tersebut, tapi ternyata dalam kondisi terkunci dan tidak ada kuncinya tergantung di pintu kamar.
Aku jadi teringat sesuatu, ternyata di setiap pintu yang ada di rumah ini kuncinya ada di lubang kunci masing-masing.
Karena sangat penasaran, akhirnya aku memilih untuk mencongkel pintu kamar ini menggunakan linggis yang tadi sempat aku lihat di dapur.
Tidak membutuhkan waktu lama, pintu kamar langsung terbuka dengan mudah. Lalu dengan perlahan, aku memasukkan kepala terlebih dahulu ke dalam kamar.
Tidak terlibat apapun, karena memang di dalamnya sangat gelap. Pengap juga, karena sepertinya jendela tidak pernah dibuka.
Akhirnya aku gunakan senter dari handphone, untuk mencari saklar lampu.
Saat aku temukan, langsung aku tekan dan ternyata masih hidup. Ternyata isi kamar ini dipenuhi oleh kaleng-kaleng biskuit yang fotonya keluarga tidak ada sang Ayah itu.
Karena semakin penasaran, aku buka salah satu kaleng biskuit yang paling dekat denganku. Ternyata isinya gumpalan uang-uang lama, yang memenuhi kaleng biskuit itu.
Tentu saja aku sangat suka, setelah melihat isi kaleng biskuit itu. Lalu aku coba buka kaleng biskuit lainnya, dan ternyata sama saja.
Alhamdulillah, ternyata si Kakek pelit itu menyimpan uangnya di dalam kaleng-kaleng biskuit ini agar tidak ketahuan oleh anak dan istrinya. Tapi malah menjadi rejekiku.
Karena tahu uang-uang itu bisa ditukarkan ke Bank, akhirnya aku tutup lagi pintu kamar ini. Lalu aku ganti kunci pintunya, yang tadi sudah aku rusak.
Aku pergi ke toko yang menjual bahan bangunan, untuk membeli gagang pintu yang baru.
"Nyonya, aku beli gagang pintu," ucapku, pada pemilik toko yang duduk di belakang meja kasir.
"Mau yang pakai password, atau kunci pintunya biasa?" tanya Nyonya pemilik.
"Yang pakai password, bisa pasang sendiri nggak?" tanyaku.
"Lebih enak dibantu pasangkan, itu ada anak buahku yang menganggur. Karena belum tentu, kamu punya peralatan yang lengkap," jawab Nyonya.
Aku mengangguk, dan membeli beberapa buah kunci pintu yang bisa pakai password. Karena sepertinya lebih bagus, kalau semua pintu di rumahku memakai yang password seperti ini.
Setelah selesai membayar, salah satu anak buahnya pemilik toko ikut pulang denganku.
Sesampainya di rumahku, si anak buah pemilik toko yang merupakan laki-laki malah tampak ketakutan.
"Mbak, nggak takut apa tinggal di rumah ini? Kan rumah ini berhantu," tanyanya.
"Nggak ada hantu, kan dari tadi aku sendirian saja di sini," jawabku.
Pria itu tampak menganggukkan kepala, lalu dia mulai bekerja dengan aku temani. Tentu saja aku sudah mempersiapkan cemilan dan minuman, untuk kami santap bersama.
"Namanya siapa Mbak?" tanya si Abang.
"Naolin, kalau Abang namanya siapa?"
"Panggil saja Bang Panjul. Tapi nama kamu aneh ya Mbak, memang artinya apa?" tanyanya.
"Artinya Dewa Matahari orang Meksiko," jawabku.
"Kok, Dewa? Apa Mbak ini transgender?" tanya Bang Panjul, dengan wajah serius.
Aku jadi tertawa dibuatnya, karena orang satu ini kepo sekali. Tapi pertanyaan polosnya, malah menghibur.
"Tentu saja aku wanita tulen, tapi kedua orang tuaku saja yang sepertinya menyukai arti nama itu," jawabku.
"Ohh, seperti itu. Tapi Mbaknya seperti bukan orang asli Indonesia ya? Soalnya muka Mbak mirip artis yang ada keturunan bule itu, Laura apa begitu namanya. Yang mantan pacarnya baru menikah dengan perempuan keturunan Prancis itu."
Aku tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Bang Panjul, tapi kalau mukaku seperti bule ya memang aslinya seperti itu.
"Aku nggak tahu juga Bang, soalnya Papiku muka orang Indonesia asli. Kalau Mamiku tidak tahu wajahnya seperti apa," jawabku jujur.
Bang Panjul berhenti bekerja, dan dia menatapku sambil berkata ...