Dua Orang yang tidak mempercayai cinta, dipertemuan dalam sebuah pernikahan yang dilakukan hanya untuk pencitraan semata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Tegar
Malam itu Dario menemui seseorang rekan bisnisnya yang juga pemilik saham DC Group.
Ia sengaja mengunjungi sabahat lamanya itu untuk menawarkan kerjasama dengannya.
"Apa yang kau ingin sampaikan hingga malam-malam begini kau datang menemui ku?"
"Aku dengar saat ini kau sedang kebingungan karena putrimu hamil di luar nikah, aku bisa membantumu mengatasi masalah itu jika kau juga membantuku. Bagaimana?" tanya Dario
"Apa yang akan kau lakukan pada putriku?" tanya lelaki itu
"Aku akan menikahkan putraku dengan putrimu," jawab Dario
"Yang benar saja, mana mungkin putramu mau menikah dengan putriku yang sudah hamil," sanggah Edwin
"Semuanya bisa diatur asala kau bersedia membantuku," sahut Dario
Ia kemudian menyampaikan syarat-syarat yang harus dilakukan Edwin jika putranya menikahi putrinya.
Edwin menyetujui permintaan Dario dan langsung setuju untuk menikahkan putrinya dengan salah satu putra Dario. Namun lelaki itu sempat mengurungkan niatnya saat Dario memberitahukan jika yang akan menikahi putrinya adalah Dhiv.
"Bagaimana mungkin aku akan menikahkan putriku dengan Dhiv yang sudah beristri. Meskipun anakku sedang mengandung aku tidak mau ia menjadi istri kedua putramu, maaf sepertinya aku berubah pikiran," ucap Edwin
Dario terkekeh mendengar ucapan lelaki itu. Melihat Dario menertawakannya membuat Edwin penasaran dan semakin marah padanya.
"Terserah kau mau berpikir apa tentang diriku, tapi aku tetap tidak akan menikahkan putriku dengan Dhiv,"
"Dasar bodoh, bagaimana mungkin aku tega melakukan hal itu terhadap Putri sahabatku sendiri. Tentu saja aku akan menikahkan Dhiv dengan putrimu setelah ia bercerai dari istrinya. Kau tahu kan jika pernikahan mereka adalah pernikahan palsu jadi aku sudah menyuruh Dhiv untuk mengakhiri pernikahan dengan istri palsunya. Dia baru akan menikahkan dengan putrimu setelah resmi menjadi seorang Duda. Bagaimana, apa kau masih berubah pikiran?" tanya Dario
"Baiklah, kalau begitu aku setuju. Aku bersedia memberikan tujuh puh persen saham ku di DC Group kepada Dhiv sebagai hadiah pernikahan mereka seperti permintaan mu," jawab Edwin
Dario tersenyum lebar mendengar jawaban Edwin, bagaimanapun juga ia sudah berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan.
***********
Siang itu Dario sengaja meminta Lala untuk menemuinya di sebuah rumah makan. Ia sengaja meminta gadis itu datang sendirian menemuinya.
Ia segera memberikan selembar kertas kepada gadis itu.
"Sekarang tanda tangani surat permintaan cerai itu," ucap Dario
"Kenapa aku harus meminta cerai, bukankah semua yang terjadi bukan kesalahan ku jadi kenapa aku yang meminta cerai, kau pikir aku bodoh apa!" jawab Lala
"Sebaiknya kau tanda tangani saja surat itu, karena jika tidak aku akan melaporkan mu ke penjara karena telah menipu keluargaku,"
Lala menyeringai mendengar jawaban Dario.
"Kalau kau ingin melaporkan aku ke polisi maka Putramu juga akan mendekam di bui bersamaku, bukankah dia yang mengusulkan Pernikahan Kontrak ini, jadi jangan berusaha melimpahkan semua kesalahan itu padaku,"
"Kau telah menipu kami dengan berpura-pura menjadi putri angkat Bramantyo sehingga aku merestui pernikahan kalian. Aku sudah mencurigai hubungan kalian dari awal hingga aku tak menyetujui hubungan kalian kalian, tapi ketika mendengar kau adalah putri Bramantyo membuat ku berubah pikiran. Jadi sebaiknya kau tanda tangani surat itu atau aku akan menjebloskanmu dan Bram ke penjara," ancam Dario
Lala begitu gusar dan bimbang saat mendengar permintaan Dario, di sisi lain ia tidak mau membuat Bram di penjara namun ia juga tidak memiliki uang yang banyak untuk membayar denda karena melanggar kontrak dengan meminta cerai pada Dhiv.
Apa yang harus aku lakukan??, Aku tidak mungkin menandatangani surat permintaan cerai itu karena aku tidak punya uang untuk membayar denda yang jumlahnya tidak sedikit itu. Tapi...jika aku tidak menandatangani surat permintaan cerai itu maka bukan hanya aku yang akan dipenjara, Kakek Bram dan mungkin Raffa juga akan ikut masuk ke bui. Ya Tuhan... apa yang harus aku lakukan??.
Lala hanya bisa menangis dalam doa, bagaimanapun keduanya adalah pilihan yang sulit.
Pagi harinya gadis itu kembali menemui Dario . Kali ini ia menemui lelaki itu di ruang kerjanya di kantor pusat DC Group.
Ia menyerahkan surat permohonan cerai itu kepada Dario, "Aku tahu kau sangat menginginkan surat permohonan cerai ini, tapi sayangnya aku tidak bisa menandatanganinya karena aku tidak punya uang untuk membayar dendanya, silakan saja menuntut ku dengan kasus penipuan lain sku tidak peduli," ucap Lala
"Tidak ku sangka kau adalah wanita yang culas, kau tetap bersikeras mempertahankan pernikahan palsu mu hanya demi uang tanpa memperdulikan nasib orang yang sudah membantu mu selama ini. Baiklah karena kau bersikeras untuk tidak mau bercerai dari Dhiv maka jangan salahkan aku jika aku yang akan mengurus perceraian kalian berdua. Bukan hanya kau, dan ayah angkat mu yang akan mendekam di penjara tapi juga Dhiv," jawab Dario
Lala seketika melotot mendengar ucapan Dario.
Bagaimana nasib Bu Inggit jika Dhiv sampai dipenjara, siapa yang akan mengurusnya dan membayar biaya pengobatannya, oh tidak... aku tidak bisa melihat wanita itu menderita karena keegoisan ku. Bagaimanapun juga selama ini dia sudah cukup menderita dengan penyakitnya, aku tidak mau membuatnya semakin menderita lagi dengan masalah ini,
"Baiklah aku akan menandatangani surat permintaan cerai ini, tapi aku tidak bisa membayar dendanya secara langsung. Berikan aku waktu untuk melunasi denda itu," ucap Lala
"Kenapa kau harus membayar denda jika bisa menggantinya dengan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh dirimu sendiri," ucap Dario
"Katakan saja apa yang harus kita lakukan agar aku tidak perlu membayar denda itu,"
"Aku mau kau membuat konferensi pers yang menyatakan jika kamulah yang memaksa Dhiv untuk melakukan pernikahan kontrak karena kamu terjerat hutang yang banyak dan sangat membutuhkan banyak uang agar bisa melepaskan diri dari Saddam yang berusaha menjadikan mu sebagai istri keempatnya. Aku harap kau mengakui kesalahan itu dengan tulus, dan setelah itu pergilah dari kehidupan Dhiv dan jangan pernah muncul lagi dihadapannya apapun yang terjadi," jawab Dario
"Tapi kau juga harus berjanji tidak akan memenjarakan Ayah Bram jika aku melakukan apa yang kau minta,"
"Tentu saja, aku tidak akan pernah menyentuh Kakek tua itu, sekarang kau tinggal tunggu saja kabar dariku kapan harus melakukan konferensi pers tersebut," ujar Dario
"Baiklah, jika tidak ada yang dibicarakan lagi aku pamit pulang dulu," jawab Lala kemudian berlalu pergi meninggalkan kantor DC GROUP.
Gadis itu berjalan gontai menuju Wastu Kencana Ungu. Ia sengaja berjalan kaki agar bisa meluapkan kesediaannya sebelum tiba di rumah itu.
Malam itu ia sengaja mengajak Dhiv keluar. Ia mengajak Dhiv untuk menikmati indahnya Purnama sambil menikmati makanan kesukaan Dhiv yang sengaja ia buat sendiri.
"Entah kenapa malam ini sangat indah hingga membuat ku tak ingin cepat pagi. Aku masih ingin menatap indahnya Purnama meskipun aku tahu ia harus pergi Karena Sang Surya akan datang menggantikannya. Seperti Purnama yang selalu kembali saat pertengahan bulan, aku juga berharap suatu saat bisa kembali menemui mu," ucap Lala menatap lekat kearah Dhiv
"Kenapa kau berkata seperti itu, apa kau akan pergi meninggalkan aku??" tanya Dhiv penasaran
"Tentu saja, sepertinya kontrak pernikahan kita sudah habis karena insiden kemarin, kau jangan khawatir karena aku tidak akan membiarkan dirimu kehilangan apa yang seharusnya menjadi milikku. Kau harus tetap berjuang demi ibumu, jangan pernah menyerah hanya karena masalah kecil," ucap Lala mencoba menyemangatinya
"Kenapa harus kau yang pergi, bukankah kita bisa sama-sama pergi dari rumah ini dan mempertahankan pernikahan kita??"
Lala menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Dhiv.
"Kau tidak boleh melakukan itu, kalaupun ada yang harus pergi itu adalah aku. Terimakasih karena sudah membantuku melunasi semua hutang-hutangku, aku harap suatu saat kita bisa bertemu lagi," ucap Lala kemudian meninggalkan Dhiv
Dhiv segera berlari menyusul gadis itu dan menarik lengannya.
"Jangan pergi,"
Lala kemudian melepaskan tangan Dhiv, namun Dhiv langsung menarik gadis itu dan mengecup bibirnya.
ada