NovelToon NovelToon
Pewaris Kecil

Pewaris Kecil

Status: tamat
Genre:Romantis / One Night Stand / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: Mama Neo

Hi readers, dukung terus penulis ya. ini karyaku yang kedua setelah ' Terimakasih untuk, lukaku'. berikan saran ya, supaya penulis bisa menulis lebih baik di tulisan berikutnya.

Tulisan ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis dan seorang pria yang berbeda status soaial. Tapi meninggalkan satu tali yang harus mempertemukan mereka. Tanpa kesengajaan mereka sudah menyandang status orang tua.

Ira Kusuma, gadis desa yang pintar, tapi sangat pendiam dan tidak gampang untuk bergaul. Karena keadaan tidak sadar tuannya sudah meninggalkan satu nyawa dirahimnya, yang tidak diketahui oleh sang tuan.

Marcel Sanjaya, Seorang pengusaha sukses, kaya raya dan berwajah tampan. istrinya seorang wanita cantik model papan atas. Laki-laki yang sudah memporak - porandakan hidup Ira.

Satrio atau Rio, anak yang awalnya tidak diharapkan kehadirannya, ternyata berkah terindah buat semua keluarganya.

Bu Ani, ibu dari Ira yang selalu menemani anaknya dalam susah dan sedih.

Bu Clara, orang tua Marcel yang baik pada semua orang tanpa melihat status.

Pak Kamal, orang yang bekerja dirumah Marcel dan banyak membantu Ira dan ibunya.

SELAMAT MEMBACA YA, SEMOGA SUKA🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 31 PERTAMA MEMELUKMU

Setelah sepakat mau jalan kemana, Marcel beserta rombongan berangkat ketempat wahana bermain. Rio sangat senang bisa bermain dengan papanya apalagi ini wahana yang sangat terbilang mewah dan baru pertama kali bermain ditempat seperti ini. Semua permainan bisa dia coba atas seizin Marcel.

Tidak terasa hari sudah sore. Mereka harus pulang. Bu Ani terlihat sudah bisa terbiasa dengan keluarga pak Sanjaya terutama Bu Clara dan Marcel.

"Rio sudah cukup nak, sudah sore, kita pulang ya" ucap Bu Ani sama Rio yang habis mencoba wahana mobil-mobilan bersama Marcel.

"Oma, nanti kapan-kapan main lagi kesini ya sama mama" pintanya sama sang nenek.

"iya nak, ntar kapan-kapan ajak mama kesini lagi"

"emang Rio suka ya, senang,? tanya Bu Clara juga menimpali.

"suka nek, suka banget. saya baru pertama kali ketempat begini"

"lain kali kita kesini ya sayang sama mama, sama nenek, juga" ucapnya kasian karena cucunya sampai sebesar ini baru menikmati fasilitas yang seharusnya.

"benar nek" ucap Rio sangat girang

"janji" sambil Bu Clara mengangkat dua jarinya membentuk huruf v.

Lalu mereka semua naik mobil marcel menuju rumah Bu Ani dan Ira.

Karena rumahnya yang masuk ke dalam gang, mobil mereka harus diparkir jauh dari rumah Ira.

Begitu sampai rumah mereka ternyata Ira sudah pulang.

tok tok tok

"iya bentar" jawab Ira yang habis mandi dan sudah tahu ibu dan anaknya datang.

"mama" teriak Rio begitu Ira buka pintu.

"hai anak mama, keknya senang banget" ucap Ira sambil menyodorkan punggung tangannya dicium Rio. Dia belum menyadari kehadiran Marcel dan Bu Clara.

Lalu Ira bermaksud cium tangan ibunya. Barulah dia sadar disitu tidak hanya Rio dan ibunya.

"Bu" sambil mencium tangan ibunya.

"ibu" ucapnya juga sambil mencium tangan ibu Clara.

"kamu sudah pulang nak" tanya ibu Clara sambil mengusap lembut kepala Ira.

"iya Bu"

Dan sekarang dia bingung menghadapi Marcel, mau diam apa dia sapa. Sebenarnya dia sudah sedikit memaafkan Marcel, tapi dia juga bingung harus gimana. Alhasil dia berdiri sambil menunduk. Melihat kecanggungan itu Rio yang cerdas dan sedikit sudah bisa memahami yang terjadi mencairkan suasana.

"ma, mobilanku banyak lho dibeliin Ama papa, trus kata papa kapan-kapan mama ambil cuti biar kita bisa jalan-jalan bersama ma, kata papa cuti itu berarti minta izin tidak masuk kerja dengan alasan tertentu", ucapnya sangat lancar menirukan ucapan Marcel tadi.

"oh ya, kamu senang banget donk"

"iya mah, itu di mobil papa, nanti pasti dibawa om-om itu kesini"

"syukurlah nak kamu senang" ucap Ira lagi. Bersamaan dengan itu pak Kamal sampai dengan beberapa mainan ditangannya dan juga pengawal Marcel yang membawa mainan juga.

"pak Kamal" gumam Ira tapi masih bisa didengar oleh orang-orang yang disana.

"neng Ira" ucap Kamal setelah menurunkan semua barang bawaannya. Ira langsung mendekat dan mencium tangan pak Kamal. Sebenarnya Kamal ragu-ragu, karena dia sadar sekarang Ira adalah ibu dari pewaris keluarga Sanjaya. Dia menoleh ke Bu Clara dan Marcel tapi mereka mengangguk.

"apa kabar om" sambil berhasil mencium punggung tangan pak Kamal.

"baik neng" kembali airmata itu menggenang mengingat bagaimana dulu Ira hampir tidak tertolong.

"terimakasih ya om, dulu sudah menolong Ira dan ibu" ucapnya tulus . lalu karena mengingat kesedihan dimasa lalu pak Kamal yang sudah berteman lama dengan Bu Ani memeluk Ira dengan erat seperti memeluk anak sendiri.

"ya ampun neng, siapa yang sangka ya, kamu sekarang secantik ini, lebih gemuk lagi"

"terimakasih om" masih berpelukan dengan pak Kamal.

Melihat senangnya Ira bertemu pak Kamal sampai memeluknya begitu erat, sebenarnya Marcel sangat iri. Dia yang ingin sekali memeluk Ira dan minta maaf sama Ira, sangat takut melakukannya, takut Ira menolak bahkan takut sama dia.

'seandainya kamu tahu Ra, bagaimana aku ingin memelukmu sekarang, meyakinkanmu sampai kamu yakin nyaman bersamaku' batin Marcel.

Tanpa terasa airmata Marcel menetes di pipinya tanpa dia sadari.

Melihat itu Bu Ani tidak tega sama Marcel.

Sebenarnya seiring dua hari yang mereka lewati ibu Ani sedikit sudah bisa merasakan penyesalan Marcel dan juga betapa sayangnya mereka sekeluarga sama Rio. Biar bagaimanapun kebahagiaan Rio diatas segalanya.

"Ra, kasih salam donk sama nak Marcel sayang, kamu tidak takut lagi kan sayang", pinta mamanya kepada Ira yang langsung mengurai pelukannya dari pak Kamal.

Tapi dia mulai bingung dan akhirnya dia gemetaran. Dia harus gimana sekarang?

Ira masih mematung ditempatnya karena bingung. Akhirnya ibu Clara maju selangkah kearah Ira.

"Ra, kamu jangan takut sayang, kamu percaya sama ibu kan, kamu yakin ibu tidak akan mencelakaimu kan"? ucap Bu Clara masih mengusap-usap punggung Ira.

Merasakan kelembutan Bu Clara, hati Ira memang sedikit lebih tenang. Ibu Clara mengarahkan tangannya ketangan Marcel yang langsung disodorkan Marcel.

Mereka saling berjabat tangan. Tapi Marcel bisa merasakan getaran tangan Ira begitu juga Bu Clara sangat merasakan getaran tubuh Ira. Tapi niat Bu Clara dia harus mencoba dan berusaha untuk mengembalikan kepercayaan Ira kepada Marcel.

Lalu Bu Clara mengeratkan pegangan tangannya dilengan Ira dan satu tangannya lagi mengusap punggung Ira dengan lembut dan penuh ketulusan.

"jangan takut nak Ira, ibu disini, ibu bersama kamu" ucapnya masih mengusap punggung Ira.

Ira diam ngga bergerak, tapi sudah lebih tenang. Melihat dan merasakan reaksi Ira Marcel sangat senang.

'sebegitu dalam traumamu Ra gara- gara kebodohanku. tapi maaf Ra kebodohan itu sekarang aku syukuri, karena gara-gara kejadian itu aku masih punya anak kandungku ra' batin Marcel.

"Sayang, Marcel sudah mengaku salah, dia sudah menyesal. kita ambil hikmahnya aja ya nak," bisik Bu Clara ditelinga Ira yang masih didengar semua orang. Suasana sangat hening sejenak hanya sekali-sekali Ira terisak kecil dan Bu clarapun membiarkan Ira menumpahkan tangisnya supaya dia bisa mulai melepaskan bebannya.

Setelah hening beberapa saat Ibu Clara kembali berucap.

"Ra coba tatap mata Marcel, jangan takut nak, ibu disini bersamamu", tuntunnya.

Ira masih diam membatu.

"Kalau kamu ingin pukul Marcel, pukullah sepuasmu nak, supaya bebanmu lepas" ucap Bu Clara.

Pelan-pelan Ira mengangkat kepalannya menghadap Marcel. Begitu mulai melihat wajah Marcel dia langsung ingat sekelabat malam itu.

flashback on

"kamu disini ternyata cantik"

"maaf tuan, saya hanya mau ambil minum"

"jangan sok jual mahal sayang" sudah hendak mencium bibir Ira

"jangan tuan, jangan, tolong"

"diam ngrid, nikmatin aja" cerocos Marcel terus tanpa memperdulikan ketakutan Ira.

"tolongggggg" akhirnya dia tidak sadarkan diri lagi.

flashback off

"kamu jahat tuan, kamu jahat" teriak Ira marah dengan kedua tangan Ira memukuli dada Marcel. Dan kesempatan itu sangat dimanfaatkan oleh Marcel memeluk erat Ira. Biar bagaimana pun Ira pasti kalah tenaga sama Marcel.

"iya Ra pukul aku Ra, pukul Ra, aku sangat jahat, sangat jahat" ucap Marcel memeluk erat Ira. Dia takut kalau pelukan itu lepas dia tidak bisa menggapai Ira lagi.

"pukul aku Ra, pukul Ra", masih dengan terisak dia mengucapkan kata-kata itu.

"huk huk huk" Ira semakin terus menangis dalam pelukan Marcel.

1
Julia Juliawati
terlalu banyak bagaimana nya km ra🤣🤣🤣
Julia Juliawati
biasa pak klo emak" udh ber ghibah susah berhenti nya🤣🤣
Julia Juliawati
untung Rio ketemu dgn org " baik mau nolong dia
Julia Juliawati
mau tidur ya Thor di kasur🤣🤣😘
Julia Juliawati
udh lah Ingrid jgn berubah
klo g mau lg msk ke hotel prodeo
Julia Juliawati
inggrid thor bkn ira
Julia Juliawati
bagus ceritanya
Julia Juliawati
bagus ira lawan ulat busuk. hrs berani km jgn mau di tindas sm dia
Julia Juliawati
jgn lama" keburu ulat bulu berulah
Julia Juliawati
usia ira brapa tahun Thor? pas di perkosa msh umur 18 ya Thor?
Julia Juliawati
dasar aj pedagang nya sombong masa nawar aj g boleh?
Julia Juliawati
cm smpe 5 thn si Marcel melupakan kejdian itu. mgkn. klo dia g kecelakaan dn g di ponis mandul g akn ingat kejadian perkosaan ira
Julia Juliawati
mampir
Asmainiati Pelis
ini peyebutan nama panggilannya berbeda terus,aku ke saya,saya ke aku tetapkan aja yg mana,biar enak kita bacanya,maaf ya.
Siti Nurjanah
yg di bicarakan itu darah daging mu Marcel
Siti Nurjanah
ah jetemu cucu gak sengaja
Siti Nurjanah
jangan jangan anak bik ani hamil anakmu marcel
Rey Silalahi
marcel sangat bahagia pastinya
Rey Silalahi
benar - benar ke ajaiban
Rey Silalahi
hamil kali yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!